Indonesia.go.id - Beckham Tertawa Mengundang Devisa

Beckham Tertawa Mengundang Devisa

  • Administrator
  • Rabu, 12 September 2018 | 02:04 WIB

Dari Labuhan Bajo Flores Barat, Victoria Beckham memamerkan foto orang-tercintanya. Ada David Beckham, 43 tahun, yang memanggul anaknya Romeo, 15 tahun, dan bahu Romeo menopang adik kecilnya Harper, bocah perempuan 5 tahun. Di sebelahnya si putera sulung Brooklyn, 19 tahun, memanggul  sang adik, Cruz, 13 tahun, di bahunya. Semuanya tertawa  gembira,. ‘’Love my babies,’’ begitulah Victoria, pesohor  kelas dunia itu mengomentari foto yang  di

Musim panas 2018 ini diisi oleh Keluarga Beckham berlibur ke Labuhan Bajo, Pulau Komodo, Nahi Resort di Sumbawa Barat, lantas ke  Bali. Sejumlah foto diunggah Victoria di intragramnya, dan disambut jutaan jempol followernya. Melalui Instagram pesohor ini membagi  keceriaannya selama di Indonesia kepada followernya di seluruh dunia.

Tawa ceria keluarga David Beckham ini seperti memancarkan cerahnya pariwisata Indonesia.  Melalui social media keindahan alam di Labuhan Bajo, Pantai Nahi di Sumbawa, keelokkan Bali, dan berbagai destinasi wisata lain di Indonesia, terus mendunia. Selebritas kelas dunia hilir silih berganti datang ke sejumlah  destinasi wisata Nusantara,  dan memviralkannya lewat medsos. Sedikit banyak, viral itu ikut mendorong arus wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Indonesia.

Arus wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mengalir makin deras. Sepanjang 2017 lalu 14,03 juta wisman berkunjung ke Indonesia. Ada lonjakan 22%  dibanding 2016, yang mencatat 11,5 juta. Devisa yang terkumpul dari industri pariwisata ini tahun 2017 mencapai  US$ 16,8 Milyar. Dengan pencapaian ini, pariwisata menjadi pilar keempat penghasil devisa setelah migas, batubara, serta kelapa sawit dan produk hilirnya.

Bisnis pariwisata Indonesia sedang mekar. Pada tahun 2018 ini ditargetkan 17 juta wisman datang dan menghasilkan devisa US$ 20 Milyar. Itu  bukan target muluk mengingat selama Januari-Juli tercatat sudah 9,06 juta yang masuk melalui berbagai gerbang kedatangan. Jika target tersebut tercapai, sumbangan devisa sektor pariwisata akan mencapai level yang sama dengan devisa migas, batubara dan sawit. Tidak mustahil, tahun 2019 nanti, pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar.

Daya saing dunia pariwisata Indonesia terus menguat, seiring membaiknya sarana bandara, pelabuhan, jalan tol, listrik, pasokan air bersih, jaringan telekomunikasi, dan tentunya peningkatan SDM (sumberdaya manusia) serta destinasi wisata itu sendiri. Bila pada 2013 masih di peringkat 70 (versi World Tourism and Travel Council), pada tahun 2015 naik ke 50, dan melesat ke peringkat 42 di tahun 2017. Memang, masih di bawah Malaysia yang di peringkat 26 atau Thailand (34). Namun, di sisi lain, kampanye Wonderful Indonesia berhasil mengerek country brand Indonesia ke posisi 47 dunia seperti terekspos di  World Economic Forum 2017.  Wonderful Indonesia mengalahkan Truly Asianya Malaysia maupun Amazing Thailand dalam membangun citra dunia pariwisata.

Menguatnya bisnis pariwisata  Indonesia bukan melulu karena wisman. Justeru, dukungan wisatawan domestik (wisdom) yang tinggi membuat bisnis travel and tourism di Indonesia ini lebih cepat tumbuh dan berkembang. World Tourism and Travel Council menyebutkan sumbangan turis lokal di Indonesia ini mencapai 59% pada 2017. Wisman porsinya 41%. Dukungan wisdom ini terus menguat. Bila tahun 2017 lalu diperkirakan wisdom ini 265 juta orang, jumlah itu akan terdongkrak menjadi 275 juta pada 2018 ini.

Arus wisatawan domestik dan mancanegara ini tentu mendorong investasi. Kecenderungan  tingginya investasi di sektor pariwisata  itu sudah berlangsung cukup lama. Antara 2010 higga 2016 misalnya, pertumbuhan investasinya rata-rata di atas 17%. Pada tahun 2017 lalu, realisasi investasi di sektor pariwisata ini menembus angka US$ 1,7 Milyar, dan sekitar 75% investasi asing. Realisasi investasi 2017 ini mengalami kenaikan 31% dari tahun 2017.

Kuatnya  bisnis pariwisata Nusantara ini mendapat catatan khusus dari World Tourism and Travel Council (WTTC). Foto-foto destinasi wisata Indonesia terus memviral di segala medsos dunia. Arus kedatangan wisman ke Indonesia jauh melampaui  rata-rata global, bahkan tiga kali lipat dari angka rata-rata regional. Tidak heran bila WTTC memproyeksikan bahwa devisa yang bisa dipanen Indonesia dari bisnis pariwisata tahun 2018 nanti dapat mencapai US$ 50 Milyar.

Menguatnya industri  pariwisata tentu bisa memberikan kepercayaan diri pada komunitas ekonomi Indonesia di tengah depriasi rupiah akibat guncangan global dan tekanan finansial akibat defisit neraca transaksi berjalan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan  devisa dari sektor pariwisata bisa menjadi ‘’penyeimbang”. Tentu, bersama komoditas ekspor kuat lain seperti minyak sawit dan produk turunannya, batubara, tekstil, pakaian jadi dan lain-lain.

Menguatnya bisnis pariwisata di Indonesia itu juga tidak lepas dari kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK yang bukan saja mendukung dengan sarana dan prasarana. Lebih jauh lagi, ada kebijakan untuk pembebasan visa kunjungan ke 169  negara, di samping perluasan destinasi agar wisatawan wisman tak hanya terkonsentrasi ke tiga gerbang utama : Bali, Jakarta dan Batam.

Presiden Jokowi memerintahkan percepatan pengembangan ke-10 destinasi wisata, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung),  Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI),  Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger (Jatim), Mandalika (Lombok), Labuhan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Marotai (Maluku Utara).

Seiring pengembangan wisata itu, tenaga kerja yang tertampung pun terus bertambah. Pada tahun 2016, sektor pariwisata itu menyerap 10,3% dan naik ke 11,2% di tahun 2018. Sumbangan itu cukup  besar mengingat porsi pariwisata ke produk domestic bruto (PDB) nasional baru sekitar 5,2%.

Dengan SDM yang professional, tamu istimewa seperti keluarga Beckham pun merasa betah di Indonesia. Senyum mereka mekar dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jangan lupa, Beckham tertawa itu berarti mengundang devisa.