Indonesia.go.id - Menjebol, Membangun demi Kemajuan

Menjebol, Membangun demi Kemajuan

  • Administrator
  • Selasa, 30 Oktober 2018 | 04:29 WIB
REVOLUSI MENTAL
  Sumber foto: Antara Foto

Pekan Kerja Nyata Revolusi mental jadi arena unjuk pencapaian Gerakan Nasional Revolusi Mental. Banyak inovesi pelayanan publik dipamerkan.

Dimeriahkan rancak tarian Poco-Poco dari ribuan siswa SMA dan disaksikan 15.000 peserta, Menteri  Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani membuka Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental, Jumat (26/10/2018) sore, di  Lapangan KONI Sario, Manado.

Upacara itu menandai digelarnya satu serangkaian kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), yang melibatkan berbagai unsur kementerian dan lembaga negara, pemerintahan provinsi, organisasi kemasyarakatan, dan LSM.

‘’Kegiatan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental ini merupakan upaya strategis dalam mensosialisasikan dan memperkuat praktek Gerakan Nasional Revolusi Mental, utamanya dalam pelayanan masyarakat,’’ ujar Menko Puan Maharani dalam sambutannya.

Sesuai Inpres nomor 12 tahun 2016 tentang Gerakan Revolusi Mental (GNRM), kata Puan, seluruh aparatur negara mendapat amanat membangun budaya yang berkemajuan dalam segenap program dan kegiatannya menuju budaya bersih, tertib, melayani, mandiri, dan bersatu.

Melalui Inpres tersebut Presiden Joko Widodo menetapkan Kemenko PMK sebagai leading sector GNRM. Tugasnya kordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian gerakan tersebut. Dalam implementasinya, Kemeko Polhukam ditetapkan sebagai kordinator aksi Indonesia Tertib. Sedangkan Kemenko Perekonomian untuk Indonesia Mandiri, dan Kemendagri untuk Indonesia Bersatu.

Adapun Gerakan Indonesia Bersih durus Kemenko Kemaritiman, dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara/Reformasi Birokasi mendapat tugas untuk aksi Indonesia Melayani. Secara umum, tujuan GNRM adalah perubahan pola pikir dan pola tindak masyarakat.

Dalam peta jalan GNRM yang disusun Kemenko PMK disebutkan, ada tiga nilai keutaman yang memandu perubahan itu, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong. Keutamaan itulah yang diimplementasikan ke Program Indonesia Bersih, Tertib, Mandiri, Bersatu, dan Melayani.

‘’Gerakan Nasional Revolusi Mental pada intinya adalah sebuah gerakan menjebol dan membangun. Menjebol penghambat kemajuan bangsa, dan membangun peradaban yang memajukan bangsa dan negara,’’ kata Puan Maharani.

Menjebol dan membangun, dekonstruksi-rekonstruksi, misalnya, diperlukan untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Adalah tujuan GNRM, tutur Puan pula, untuk pelayanan publik yang lebih baik, yakni tepat waktu, tepat informasi, jelas biayanya, jelas prosedurnya, tanpa pungli, mudah, dan nyaman.  

Tapi, dalam tiga tahun pertama GNRM titik berat lebih banyak ke jajaran aparatur negara termasuk TNI/Polri. Dengan begitu, semangat GNRM itu mewarnai berbagai kebijakan instansi pemerintah seperti dalam hal tata kelola organisasi, keuangan, aset negara, atau pelayanan publik.

Maka, seperti dikatakan Mendagri Tjahyo Kumolo, pekan kerja nyata di Manado itu menjadi ajang yang  menunjukkan progres revolusi mental. "Saya kira sudah banyak kemajuan yang dicapai,’’ kata Tjahyo.

Progres pelayanan masyarakat bisa dilihat dalam ajang pameran yang digelar oleh Kementerian  PAN/RB. Inovasi “Mal Pelayanan” (terpadu) yang ditunjukkan Pemprov DKI  menggambarkan kemajuan itu. Di mana di satu tempat dapat menangani berpuluh macam perijinan sekaligus. Ada pula simulasi tes CAT (computer assisted test) untuk CPNS dari BKN (Badan Kepegawaian Negara), akses pencetakan E-KTP, jalur praktis perpanjangan SIM, dan yang lainnya.

Di luar itu, lewat acara rembuk nasional yang digelar dalam pekan kerja nyata itu, progress  program Indonesia Tertib, Bersih, Mandiri, Bersatu, dan Melayani didiskusikan. Di antaranya mengenai tata kelola Pemilu yang lebih baik sehingga Pemilukada serentak 2018 berlangsung lancar dan aman.

Tak berarti masyarakat hanya jadi penonton. GNRM ini juga melibatkan kelompok masyarakat (Pokmas). Untuk konservasi hulu Sungai Citarum, awa Barat misalnya, warga masyarakat dilibatkan dalam menjaga kebersihan badan sungai, mengurangi erosi, serta meningkatkan kemampuan Kawasan untuk menyimpan air.

Kemenko PMK juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, yang  menjadikan mahasiswa sebagai agen untuk menginisiasi perubahan di masyarakat desa. Ribuan mahasiswa telah diterjunkan ke ratusan desa.

PKN  Revolusi Mental 2018 ini bertemakan “Revolusi Mental untuk Indonesia Satu, Mandiri, dan Melayani”. PKN yang pertama digelar di Surakarta tahun 2017, yang juga menunjukkan berbagai kemajuan dalam berbagai aspek tata kelola pemerintahan.