Indonesia.go.id - Penerimaan PNS, Praktek Terbaik

Penerimaan PNS, Praktek Terbaik

  • Administrator
  • Minggu, 18 November 2018 | 09:18 WIB
SELEKSI PEGAWAI
  Sumber foto: Antara Foto

Bank Dunia memberikan penghargaan Civil Service Management untuk tes seleksi CPNS. Model CAT dinilai membuat seleksi CPNS lebih adil, transparan, dan tepercaya. Korupsi terhenti.

Melalui model seleksi berbasis CAT, tak ada lagi jalur khusus dalam penerimaan PNS. Jalan tikus lewat pintu samping atau belakang pun sudah tertutup. Yang mau jadi pegawai negeri harus mengikuti seleksi terbuka, melalui tes berbasis komputer yang kini kondang sebagai CAT (computer assisted test).

Di situ para peserta mengadu nasib untuk lolos sebagai CPNS (calon pegawai negeri sipil). Dengan segala plus-minusnya, CAT dianggap sebagai cara seleksi yang lebih cepat, adil, transparan, dan akuntabel.

Model CAT  yang dikembangkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) itu rupanya membuat  Bank Dunia terpesona. World Bank menilai, CAT sebagai langkah reformasi dalam rekrutmen CPNS, yang membuahkan hadirnya kepercayaan publik.

Bank Dunia juga menobatkannya sebagai produk unggul Indonesia dalam katagori Civil Service Management. CAT diakui sebagai satu best practice dari Indonesia yang telah terbukti terpercaya untuk rekrutmen di 62 kementerian dan lembaga pemerintahan di Indonesia. Oleh karenanya, CAT layak menjadi model untuk negara-negara yang sedang sibuk membangun yang memerlukan dukungan birokrasi yang kompeten.

Apresiasi dari Bank Dunia itu bergulir melalui publikasi yang bertajuk Global Report: Public Sector Performance, edisi 2018. Di situ dikatakan, sejak CAT dilaksanakan, terhentilah segala macam bentuk korupsi dalam rekrutmen pegawai.

Dengan begitu, rekrutmen bakal menghasilkan CPNS yang bukan saja lebih berkualitas, tapi juga lebih berintegritas. Tak heran bila inovasi BKN itu meraih satu dari lima kategori penghargaan dalam pelayanan publik dari Bank Dunia.

CAT sendiri dikembangkan BKN sejak 2010. Intinya, peserta mengerjakan soal-soal tertulis  melalui jaringan komputer  yang disediakan panitia seleksi. Jaringan itu terhubung melalui  internet ke pusat kendali.

Ujian itu memang digelar serentak di berbagai kota. Tapi, bergiliran waktunya dari satu kementerian atau lembaga ke kementerian atau lembaga berikutnya. Soal-soal tes tak bisa dibocorkan karena di-posting secara real time menjelang tes.

Lembar jawaban pun terkirim secara real time ke pusat kendali. Untuk kemudian diproses oleh komputer, tanpa campur tangan manusia. Dalam waktu singkat hasil, tes juga sudah bisa diketahui dan diumumkan. Maka, bergulirlah  nama-nama yang dinyatakan lolos melewati angka passing grade (ambang batas) yang telah ditetapkan, berikut peringkat masing-masing. 

Ada tiga bidang yang diujikan dalam seleks kompetensi dasar itu, yakni tes wawasan  Kebangsaan (TWK), test inteligensia umum (TIU), dan tes karakter pribadi (TKP). Masing-masing  dengan angka passing grade yang berbeda.

Komputer ini tidak pandang bulu. Putri Presiden Joko Widodo, Kahyang Ayu, juga gagal lolos tes CPNS, akhir 2014 lalu. Meski lulus di dua bidang, Kahiyang tak mencapai passing grade pada satu bidang yang lain. Kahiyang dinyatakan gagal menembus tahap seleksi dasar kompenensi (SKD) ini. Dia pun memutuskan tidak berkarir di lingkungan PNS Pemkot Solo.

Seleksi CPNS model CAT itu dilaksanakan kali pertama menjelang akhir 2013. Pelaksananya BKN dan didukung penuh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara/Reformassi Birokrasi (PAN/ RB).

Ketika itu, seleksi diikuti 1,5 juta peserta yang memperebutkan 65 kursi PNS. Dengan sejumlah penyempurnaan, model CAT itu berlanjut hingga saat ini, bahkan sejak 2014 diberlakukan di seluruh kementerian, lembaga negara, dan pemerintah daerah.

Tidak heran bila pelamar pada 2018 ini mencapai 4 juta orang. Setelah seleksi administrasi, hanya 1,9 juta di antaranya yang dinyatakan berhak mengikuti seleksi kompetensi dasar (SKD) model CAT tersebut.

Ternyata dari jumlah 1,9 juta itu, hanya sekitar 100 ribu yang lolos passing grade tahap pertama yakni SKD. Jumlah itu akan berkurang lagi karena masih ada peserta yang mungkin gugur dalam seleksi kompetensi  bidang (SKB) yang juga digelar dalam format CAT. Pun masih ada seleksi berikutnya seperti tes fisik, tes kompetensi bidang tingkat lanjutan, wawancara, dan uji kecakapan. Padahal, kursi PNS yang tersedia adalah 200 ribu.

Ketidaksesuaian antara jumlah yang lolos seleksi CAT dengan kursi CPNS yang tersedia, itu hanya satu dari banyak  masalah yang masih melingkupi seleksi pegawai negeri. Di luar  rendahnya kelulusan SKD itu, masih ada masalah lain.

Menemukan modul yang pas untuk TWK, TIU, dan TKP, adalah persoalan lainnya. Dimana harus dipertimbangkan betul kesenjangan kualitas antara lulusan sekolah atau perguruan tinggi di Jawa dan luar Jawa. Faktanya, kelulusan tes CAT kompetensi dasar di Jawa lebih tinggi dari yang di luar Jawa.

Pihak BKN dan KemenPAN/RB pun sedang mencari terobosan untuk keluar dari kerumitan itu. Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini, Panitia Seleksi Nasional CPNS itu akan segera menemukan solusinya, tanpa harus  mengorbankan aspek keadilan (fairness), transparansi, dan akuntabilitas. Celah korupsi dalam rekrutmen PNS memang harus ditutup secara permanen. (P-1)