PROYEK STRATEGIS NASIONAL
Surabaya 10 jam bukan lagi wacana. Empat ruas terakhir telah tuntas. Dengan demikian, jalan tol sepanjang 755 km, yang melintasi Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya itu, dipastikan bisa beroperasi menyambut Hari Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 ini. “Jakarta-Surabaya sudah sepenuhnya sambung,” kata Presiden Joko Widodo, usai meresmikan ruas Sragen-Ngawi akhir November lalu.
Jalur Tol Trans-Jawa ini adalah bagian penting dari proyek strategis nasional pada Pemerintahan Jokowi-JK. Sampai Desember 2018 ini, panjang jalan tol yang telah beroperasi secara nasional mencapai 1.223 km, dan 474 km di antaranya dirampungkan oleh Jokowi-JK. Serentak dengan Tol Trans-Jawa ini, proyek ruas-ruas jalan tol kini telah dibangun merayapi Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, hingga Sulawesi Selatan dan Utara.
Pada ruas Jakarta-Surabaya, sebetulnya sebagian besar ruas jalan sudah diselesaikan Juni lalu sehingga bisa digunakan untuk arus mudik lebaran Juli lalu. Namun, ada empat ruas yang masih mengganjal, dan salah satunya ialah segmen Sragen-Ngawi 51 km yang merupakan bagian dari tol Solo-Ngawi sepanjang 90,4 km.
Presiden Joko Widodo memastikan bahwa empat ruas tol yang tersisa, yakni Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Solo, dan Wilangan-Kertosono, bisa beroperasi menyambut Natal dan Tahun Baru 2019. Setidaknya, secara fungsional bisa digunakan. Keempat ruas itu total panjangnya sekitar 138 km. Kerepotan kendaraan keluar masuk ke badan jalan tol yang setengah jadi pada keempat ruas seperti terjadi pada perlajanan mudik lebaran Juli lalu, dipastikan tak akan terulang.
Untuk memastikan semuanya beres sebelum tutup tahun 2019, para menteri berulang kaki mengecek proyek fenomenal itu, utamanya di titik-titk kritis yang memiliki tingkat kesulitan tinggi pengerjaannya. Salah satunya ialah jembatan Kali Kenteng di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Jembatan ini berada di segmen Semarang-Salatiga. Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri BUMN Rini Soemarno berulang kali meninjaunya.
Jembatan ini melintang 490 m, melintasi sebuah lembah yang di dalamnya mengalir Kali Kenteng yang lebarnya 15 m saja. Struktur jembatan ini disangga oleh 12 pasangan tiang beton yang jarak satu sama lain 40 meter dan pada titik lembah terendah tinggi tiangnya mencapai 39 meter. Dalam uji coba bulan lalu, tubuh jembatan yang terdiri dari empat lajur ini beringsut sedikit pun ketika dilintasi 18 unit truk yang masing-masing bermuatan 40 ton.
Bukan saja sanggup menahan beban kendaraan yang melintas, jembatan Kali Kenteng ini juga mampu menghadapi guncangan gempa. Strukturnya dirancang mampu menahan gempa 1.000 tahunan, yakni guncangan yang secara statistik berpeluang terjadi sekali dalam 1.000 tahun. Jembatan kali Kenteng ini siap menyambut Natal dan Tahun Baru 2019.
Satu struktur ikonik lainnya yang telah berhasil dikerjakan adalah Jembatan Kalikuto selebar enam lajur di segmen Batang-Weleri. Jembatan sepanjang 100 meter itu punya struktur yang khas. “Kami rancang supaya tampak bagus. Tak hanya kokoh secara struktur, melainkan juga punya sisi estetik, artistik, dan indah dilihat,’’ ujar Menteri PUPR Basuki Hadimulyono.
Struktur yang melintang di atas Kalikuto ini mirip jembatan gantung. Melintasi sungai selebar 25 meter, badan jembatan menumpang pada gelagar-gelajar baja yang ujungnya bertumpu pada fondasi beton di kedua sisi sungai. Untuk menambah kekuatan, rangkaian batang besi itu juga digantung dengan kawat-kawat baja pada struktur baja yang melengkung di kedua sisi badan jembatan.
Yang unik, kedua rangka lengkung itu di bagian atas dihubungkan dengan kanopi baja, bentuknya mirip atap. Serba merah. Jangan heran bila nantinnya dia disebut ‘jembatan merah’. Jembatan merah Kalikuto ini sudah lengkap sepenuhnya, termasuk fasilitas penerangan dan segala markanya.
Dengan rampungnya ruas Jakarta-Surabaya ini, jalur utama tol Trans-Jawa ini yang bisa beroperasi akan mencapai 938 km, yakni mulai dari Pelabuhan Merak-Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya-Pasuruan sudah mencapai 938 km. Sementara itu, jalur tol Pasuruan-Probolinggo-Situbondo terus dikebut dan sebagian akan selesai 2019. Dengan demikian, tol Trans-Jawa 1.000 km tanpa jeda sudah di depan mata. Pun ruas panjang Merak-Banyuwangi tinggal menunggu waktu.
Dengan perkembangan jaringan jalan tol yang cepat ini, arus barang dan manusia akan bisa lebih cepat. Pusat-pusat kegiatan ekonomi-industri saling terhubung yang menstimulasi daerah pertumbuhan baru. Destinasi wisata lebih mudah dijangkau.
Namun, biaya tol ini belum bisa disebut murah. Untuk mobil pribadi golongan I dari Jakarta ke Surabaya tarif tolnya diperkirakan mencapai Rp600 ribu sekali jalan. Kalkulasi manfaat ekonominya bisa dihitung. (P-1)