Orang bilang 2019 itu tahun politik. Tapi Presiden Joko Widodo bilang 2019 itu tahun kerja, seperti biasa. Maka, sekalipun tahun 2019 itu bakal ada hiruk-pikuk pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres), persisnya di bulan April, Presiden Jokowi tak mau mengendurkan target pencapaiannya dalam membangunan negeri.
Maka pada urusan jalan tol, meski 474 km km ruas baru telah dibangun dan dioperasikan pada periode 2015-2018, itu bukan akhir dari kiprah Jokowi-JK. Ratusan kilometer lainnya akan dirampungkan dan dioperasikan pada 2019. Semuanya itu akan menggenapi jalur tol sepanjang 1.225 km yang telah terbangun dan beroperasi per 2 Desember 2018.
Jakarta tentu akan tetap menjadi simpul jaringan jalan tol terpenting. Konstruksi jalan tol terus dikebut, termasuk pada jaringan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. Setelah ruas Cilandak-Cinere selesai pada 2018, kini Proyek Tol Cinere-Serpong, Serpong-Kunciran, dan Kunciran-Cengkareng, dikerjakan dengan kecepatan tinggi dengan target selesai 2019.
Masih di seputaran Jakarta dan Jabodetabek, pada 2019 ada target penyelesaian tol dalam kota Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,4 km. Kemudian ada tol baru Serpong-Balaraja seksi-2 segmen Bumi Serpong Damai (BSD)-Legok sepanjang 9,3 km. Masuk pula dalam rencana ini penyelesaian Jakarta-Cikampek Elevated, yakni jalan tol versi jalur layang, 36,4 km, dari Karawang hingga ke Cikunir, untuk menambah kapasitas tol yang ada.
Di Cibitung, Tol Jakarta-Cikampek ini akan ditembus jalan tol baru dari arah Depok. Setelah Cimanggis-Depok terkoneksi dengan jaringan JORR (Jakarta Outer Ring Road) di Cinere, dari sisi sedang dikerjakan tol baru Ciamnggis-Cibitung via Cikeas. Jalan baru ini akan terhubung dengan ruas Jakarta-Cikampek di Cibitung. Segmen Cimanggis-Cibitung ini 25,2 km panjangnya.
Di luar Jabodetabek, Jawa Barat juga bakal menambah sejumlah ruas tol di tahun 2019. Setelah tahap pertama selesai dengan rampungnya jalur Ciawi-Cigombong sepanjang 15,5 km, tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ini November lalu, jalur Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) akan berlanjut ke ruas Cigombong-Cibadak 12,2 km. Maka, bila kecepatan ini dipertahakan, Bogor-Sukabumi akan tembus di 2020.
Jalur tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan juga akan selesai sepenuhnya 2019. Jalur bebas lampu merah itu sudah dimulai sejak 2016 dan kini lebih dari separuh rumah mendekati penyelesaian. Jalur tol ini selain membuka akses ke Bandara Kertajati, di Majalengka, jalur sepanjang 62 km itu juga terkoneksi dengan tol Trans-Jawa Jakarta-Cirebon di Dawuan.
Sampai Desember 2018, sebagian besar konstruksi jalan tol ini sudah mendekati tahap penyelesaian. Dari enam seksi yang ada, setidaknya empat seksi sudah mencapai tahap 80 persen. Dengan jalan tol ini, warga Sumedang, Majalengka, Garut, Tasikmalaya, dan sebagian Kuningan akan lebih mudah dan cepat mengakses Bandara Kertajati.
Tambahan ruas tol pun masih akan terjadi di Jawa Timur pada 2019. Setelah Tol Surabaya-Pasuruan selesai seluruhnya 2018, pembangunan jalan tol berlanjut ke arah Timur, merealisasikan rencana Jalan Tol Surabaya-Pasuruan-Probolingo-Situbondo-Banyuwangi.
Yang sudah ada pada rencana penyelesaian di 2019 adalah ruas Pasuruan-Probolingo seksi 4 sepanjang 13,7 km. Sementara itu, pada proyek Surabaya-Malang, akan diselesaikan ruas Malang-Pandaan (seksi 1-5) sepanjang 43 km.
Jalan Tol di Luar Jawa
Jalan Tol Trans-Sumatra juga dikebut. Hasilnya sudah terlihat. Setidaknya, Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 148 km, di Provinsi Lampung, bisa dirampungkan akhir Desember 2018. Segmen ini adalah bagian dari Jalan Tol Bakauheni-Palembang yang panjangnya 350 km. Bahkan, ruas Bakauheni – Sidomulyo sejauh 39,4 km sudah dioperasikan untuk arus mudik lebaran Juni-Juli lalu. Presiden Jokowi pasang target Bakauheni-Palembang via Metro dan Indralaya ini selesai di semester 1 2019.
Tol Bakauheni-Palembang memang bisa dibilang sudah di depan mata. Betapa tidak, ruas lanjutannya dari Terbanggi Besar ke Pematang Panggang sejauh 100 km konstruksinya sudah mencapai 80 persen. Sedangkan dari Pematang Panggang ke Kayu Agung sepanjang 85 km sudah mencapai 75%. Dari arah Palembang, jalan tol ke Indralaya sudah beroperasi. Tinggal kebut ruas Indralaya-Kayu Agung.
Jalan Tol Trans-Sumatra yang menjadi prioritas Presiden Jokowi panjangnya 1.568 km, dari Bakauheni sampai ke Banda Aceh. Jalur panjang itu terbagi 11 ruas, yang lima di antaranya akan rampung di 2019. Panjang seluruhnya 479 km. Kelima ruas itu adalah Medan-Binjai, Pakanbaru-Dumai sepanjang 131 km, Palembang-Indralaya, dan ruas panjang Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung.
Meski belum dipatok target waktu penyelesaiannya, beberapa proyek jalan tol lain juga telah digulirkan. Di antaranya ruas Banda Aceh-Sigli sepanjang 74 km yang akan menjadi bagian di ujung Barat tol Trans-Sumatra. Kelak ruas tol itu akan memanjang ke Biereun, Lhokseumawe, Langsa, kemudian masuk Kota Binjai lalu Medan.
Kalimantan juga akan mengoperasikan jalan tol perdana 2019, membentang 99,4 km dari Balikpapan ke Samarinda. Konstruksinya sudah di atas 60 persen, karena tak ada masalah dengan pembebasan lahan maupun kendala teknis serius. Kelak, bukan hanya Balikpapan-Samarinda, jalan tol ini akan membentuk jarik yang menghubungkan Kota Pontianak di Kalimantan Barat, Palangkaraya di Tengah, Banjarmasin di Selatan, dan Tanjung Kelor di Utara.
Seperti halnya Kalimantan Timur, Sulawesi Utara juga akan mengoperasikan jalan tol pertamanya yakni di ruas Manado-Bitung sejah 39,9 km. Progres pembangunan pada empat seksi jalur Manado-Bitung itu cukup menggembirakan, sehingga target pengoperasian 2019 dipandang realistis. Dengan jalan tol baru itu waktu tempuh Manado-Bitung dan sebaliknya bisa dipangkas dari 90-120 menit, karena kepadatan arus lalu lintas, menjadi 45 menit saja.
Sebelum Manado memiliki jalan tol, Makassar lebih dulu mengoperasikannya meski terbatas di dalam kota. Jalan tol di Makassar ini menghubungkan jantung kota Makassar di Panakkukang dengan Bandar Udara Hasanuddin dan Pelabuhan Soekarno-Hatta. Panjang seluruhnya 12 km. Jalan tol ini dibangun di era Presiden SBY dan diresmikan 2008. Saat ini, Makassar juga sedang menambah tol dalam kotanya dengan membangun jalan layang berbayar sepanjang 4,3 km. Direncanakan jalan tol ini selesai 2019.
Jalur tol Trans-Jawa, Trans-Sumatra, tol dalam kota dan yang lainnya diharapkan bisa mempercepat arus lalu lintas darat, menurunkan biaya logistikdan ujungnya adalah memberikan manfaat ekonomi. Jalan tol ini juga memberikan peluang tumbuhnya destinasi wisata baru baru. (P-1)