Y20 di bawah kepemimpinan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk berpikir lebih luas dengan mengeksplorasi hal-hal inovatif. Sehingga bisa mengalokasikan sumber daya lewat transformasi struktural, semisal retraining dan rescaling.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh peran berbagai komponen bangsa. Salah satunya adalah peran aktif para pemudanya yang memiliki pandangan terhadap kemajuan bangsa melalui berbagai kemampuan advokasi dan antisipasi jangka panjang. Oleh sebab itu, suara para pemuda layak untuk didengarkan karena mereka adalah pemimpin di masa depan.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam “Y20 Indonesia 2022 Kick Off Meeting” yang dilakukan secara daring di Jakarta, Sabtu (19/2/2022) malam. Y20 merupakan wadah konsultasi resmi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk saling berdialog. Dan berbagi pengalaman kepemudaan di negara masing-masing.
Menurut Ketua bidang Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 tersebut, dunia global saat ini sedang diselimuti oleh banyak tantangan seperti arsitektur kesehatan global yang perlu pemerataan, transformasi digital yang butuh dorongan, dan bayang-bayang perubahan iklim. Dia yakin bahwa para pemuda sebagai pemimpin masa depan bisa membawa perubahan positif.
Itu dibuktikan dengan kemampuan mereka melewati tantangan digitalisasi dengan baik. Karena anak-anak muda merupakan sekelompok orang yang dirangsang oleh idealisme, ide-ide baru yang segar, dan semangat kebersamaan siap untuk menghasilkan inovasi-inovasi. "Saya percaya anak muda tak hanya seputar internet. Mereka juga mampu berinovasi dengan multiinternet dan ini menjadi tantangan mereka ke depan nantinya. Para pemuda ini memiliki peran untuk mendorong kemajuan menuju kesejahteraan dan dunia yang lebih baik dan saya sangat mendorong itu dapat terwujud," jelas Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menyampaikan, sebagai forum untuk pemimpin masa depan, Y20 diharapkan dapat mendukung G20 dalam memperkuat hubungan sosial dan ekonomi antara negara-negara anggota. Pemuda didorong untuk memastikan kebijakan yang memungkinkan pertumbuhan inklusif yang kuat dan berkelanjutan dalam konteks pemulihan.
Bhinneka Tunggal Ika
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mendukung setiap kegiatan dan inisiatif yang diadakan para pemuda di Y20. Ia yakin ada banyak ide kreatif yang dapat diwujudkan dari para pemimpin masa depan ini
Selain tiga isu utama yang dihasilkan dari presidensi-presidensi sebelumnya seperti ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, dan kehidupan berkelanjutan planet bumi, Menpora menambahkan isu tambahan keragaman dan inklusif.
Ini terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika dan semangat gotong royong melalui pendidikan eksklusif lewat nilai-nilai Pancasila di samping keragaman Indonesia kreatif kepada anak-anak muda G20 dan seluruh dunia.
Ia menjelaskan, lewat Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia berperan penting untuk memiliki satu tanah air, satu negara, dan satu bahasa Indonesia. Ikrar ini kemudian berkontribusi dalam penyatuan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan. Hingga hari ini, katanya, para pemuda indonesia terus bergerak aktif dalam pembangunan negara.
"Ada lebih dari 1,8 miliar anak muda di dunia saat ini dan kami menyaksikan bagaimana anak muda di dunia memecahkan masalah di era pandemi. Hal ini menunjukkan pemuda sebagai agen perubahan dan memiliki solusi di setiap situasi yang menantang," kata Menpora.
Seperti halnya Airlangga, Zainudin pun siap mendukung semua kegiatan dan inisiatif anak-anak muda demi kemajuan nasional dan bangsa-bangsa di seluruh dunia dengan ide-ide kreatif yang akan membantu mereka tumbuh berkembang dan bertahan dalam situasi pandemi seperti sekarang.
Pemulihan Global
Pada kesempatan berikutnya Menko Airlangga juga mengingatkan, Y20 di bawah kepemimpinan Indonesia agar dapat dimanfaatkan untuk berpikir lebih luas dengan mengeksplorasi hal-hal inovatif. Sehingga bisa mengalokasikan sumber daya yang akan datang lewat transformasi struktural semisal retraining dan rescaling agar mereka dapat menyesuaikan dengan keadaan.
Termasuk memperkuat elemen inti kepresidenan Indonesia, yaitu menciptakan sistem kesehatan global. Lantaran saat ini pemulihan global akibat pandemi yang memasuki tahun kedua belum merata. Terlebih lagi, tema Y20 kali ini adalah "From Recovery to Resilience: Rebuilding the Youth Agenda Beyond Covid-19".
Lewat Y20 ini, Airlangga meminta anak-anak muda dapat menghindari dampak jangka panjang yang bakal dihasilkan oleh pandemi, seperti produktivitas yang lebih rendah, pengangguran, serta kekurangan gizi. Tantangan di depan mata yang kini sedang dihadapi, menurutnya, adalah mengatasi ketimpangan dan akses kepada vaksin yang dialami sejumlah negara.
Airlangga menilai, Omicron sebagai varian baru Covid-19 berasal dari daerah dengan tingkat vaksinasi rendah, seperti negara-negara di Afrika. Di sana tingkat vaksinasi kurang dari 12 persen. "Tidak meratanya distribusi vaksin telah menyebabkan belum meratanya pemulihan global. Negara tempat munculnya varian baru Covid-19, Omicron, adalah negara dengan tingkat vaksinasi yang masih rendah," katanya.
Dia mengingatkan, negara dengan tingkat inokulasi rendah dapat berdampak kepada pemulihan yang merata. Melalui tema Recover Together, Recover Stronger, ia ingin semua negara bersama-sama pulih. Dengan begitu, peran anak muda juga dipandang memiliki peluang dalam pembangunan dunia.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari