Ekonomi digital nasional berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4 persen dan naik 1,5 kali lipatnya menjelang 2024. Lonjakan terjadi pada sektor e-commerce sebesar 34 persen di mana penyebarannya meliputi B2B service dan rantai pasok (supply chain) dengan kontribusi 13 persen.
Pandemi telah mengajarkan bangsa Indonesia untuk tetap berdiri tegak dan melawan virus corona lewat berbagai cara. Terutama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk pemulihan ekonomi nasional. Demikian yang terungkap dari kegiatan West Java Urban 20 Talks bertema "Kota, Desa, dan Pemuda di Era Digital" yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/2/2022) malam.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengatakan, ekonomi digital dibahas secara mendalam pada enam Working Group dan tujuh Engagement Group dari G20. Digitalisasi menawarkan cara baru dalam bekerja, menciptakan dampak kepada masyarakat di desa dan kota.
"Dampak dan tantangan positif dari digitalisasi mendorong pekerjaan yang inklusif termasuk bagi pekerja informal dan memperluas jangkauan melalui retraining dan rescaling," kata Ketua Bidang Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia ini.
Ekonomi digital diprediksi Airlangga akan mewarnai perkembangan pemulihan ekonomi nasional karena akan ada inovasi di sektor ini. Ekonomi digital nasional berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4 persen dan naik 1,5 kali lipatnya menjelang 2024. Di dalamnya juga terjadi lonjakan, seperti sektor e-commerce yang berkontribusi sebesar 34 persen di mana penyebarannya meliputi B2B service dan rantai pasok (supply chain) mampu berkontribusi sebesar 13 persen.
Potensi ekonomi kreatif Indonesia, apalagi yang berbasis ekonomi digital hingga 15 tahun ke depan sangat besar. Bahkan, sepanjang tahun dibutuhkan tak kurang dari 600 ribu orang talenta digital. Atau jika ditotal sampai 15 tahun harus tersedia 9 juta orang bertalenta digital untuk menggerakkan ekonomi digital.
Ia juga mengingatkan prioritas lain yang akan diusung dalam Presidensi G20 Indonesia yakni perhatian terhadap penyandang disabilitas oleh para pengelola perkotaan di negara-negara anggota G20. Digitalisasi juga harus menjadi fasilitator mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial di perkotaan. Pemerintah perkotaan berkewajiban menyediakan berbagai sarana lingkungan dan sosial ramah disabilitas.
Dalam kesempatan tersebut, T20 Lead Co-Chair Bambang Permadi Soematri Brodjonegoro mengatakan Think 20 atau Think Tank 20 (T20) adalah suatu komunitas yang mencakup think tank tidak hanya di negara-negara G20 saja. T20 ini juga menggandeng seluruh negara di dunia termasuk negara sedang berkembang. T20 sudah ada sejak Konferensi Tingkat Tinggi G20 2012 di Meksiko atau 10 tahun lalu.
T20 bisa memberikan alternatif secara inklusif apabila ada kebuntuan dari negara G20 di dalam merespons sebuah kebijakan. Di situlah T20 berperan dengan think tank masing-masing negara yang telah terbiasa memberikan masukan-masukan kepada pemerintahnya.
Doktor Ekonomi Pembangunan pada University of Illinois ini mencontohkan di Indonesia, think tank dipimpin oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia serta CSIS. Kedua lembaga ini sudah sering memberikan masukan (counterpart) kepada pemerintah pusat dan daerah terkait kebijakan.
Masukan yang akan diberikan kepada pemerintah dan ini berlaku di negara-negara G20 adalah yang bersifat research base policy. Supaya ketika pemerintah akan mengambil sebuah kebijakan sudah jelas apa dasarnya. Ada dasar ilmiahnya dan survei yang mendasarinya. Sehingga ini akan lebih countable bagi masyarakat yang menuntut kebijakan itu berpihak kepada mereka.
Karena itu di dalam T20 dibentuk juga Task Force khusus ekonomi digital dengan tiga tema utama yaitu mengurangi ketimpangan digital (digital divide) dan ketimpangan keahlian digital. Kemudian ketimpangan infrastruktur digital terkait akses terhadap internet. Terakhir mengenai digitalisasi terhadap usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).
Ini tidak hanya akan menjadi rekomendasi bagi KTT G20 2022, namun juga menjadi etalase Indonesia mengenai pemanfaatan teknologi digital digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kami ingin rekomendasi-rekomendasi dari T20 ini bisa masuk ke jalur-jalur di finance track dan sherpa track," kata mantan Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia Kabinet Indonesia Maju ini.
Sementara itu Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan provinsinya siap untuk menjadi tuan rumah bagi rangkaian tiga forum dalam menyambut Presidensi G20 Indonesia. Keputusan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Dalam Negeri No.193/2482/SJ di mana Jabar akan menggelar sebanyak tiga dari tujuh forum yakni Forum Urban20 (U20), Think20 (T20) dan Youth20 (Y20).
Ridwan mengharapkan forum KTT G20 dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang relevan dengan kebutuhan yang terjadi saat ini. Poin-poin yang disepakati dalam forum tersebut nantinya dapat menjadi bahan penarikan keputusan bagi negara-negara dunia dalam menghadapi isu yang terjadi.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari