Ratusan pemuda dari penjuru Indonesia mengikuti acara virtual, Youth Movement for G20 Energy Transition. Di akhir acara, Komunitas Pemuda Indonesia mendukung isu transisi energi dalam forum Presidensi G20 Indonesia.
Kementerian ESDM menginisiasi webinar “Youth Movement for G20 Energy Transition” pada Selasa, 8 Februari 2022. Ratusan pemuda dari penjuru Indonesia mengikuti acara virtual itu. Hal itu merupakan bentuk dukungan untuk Energy Transition Working Group (ETWG) sebagai wadah aspirasi (rencana dan aksi) para pemuda dari seluruh negara anggota G20, khususnya Indonesia untuk dapat saling berdialog dalam bidang energi transisi.
Hadir sebagai pembicara, Direktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Dadan Kusdiana dan Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri Hari Prabowo. Acara langsungnya dilaksanakan di Gedung Ditjen EBTKE-ESDM, Cikini, Jakarta.
Dadan Kusdiana mengungkapkan, transisi energi merupakan proses panjang yang dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menekan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Kesepakatan dalam transisi energi bertujuan untuk menuju ke titik yang sama, yaitu pemanfaatan energi bersih yang terus meningkat.
"Ini bukan proses yang sehari dua hari atau setahun dua tahun. Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan, kita (Indonesia) di tahun 2060 ini akan mencapai net zero emission," ungkap Dadan.
Pada fokus Presidensi G20 Indonesia, imbuh Dadan, isu transisi menuju energi berkelanjutan merupakan salah satu dari tiga isu utama. "Kami di ESDM tidak mengembangkan EBT at any cost. Kita ingin EBT itu, selain energinya bersih, listriknya juga tetap terjangkau. Makanya kita dorong energinya berjalan," jelasnya.
Dadan pun menekankan keseriusan Kementerian ESDM dalam mendorong isu transisi energi mencapai agenda agenda sustainable development goals. Ia mengatakan, concern Menteri ESDM sebagai pembantu presiden terhadap energi terbarukan sangat kuat. Untuk mencapai SDGs, transisi energi ini menjadi satu-satunya fokus kegiatan kementeriannya.
Menurut Dadan, Indonesia juga akan mengembangkan kendaraan listrik dan kompor listrik agar target net zero emission itu tercapai. "Kita mendorong implementasi smart grid dan battery energy storage systems agar net zero emission pada 2060 tercapai," kata Dadan.
Smart grid adalah sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien. Selain itu, ESDM akan mendorong penggunaaan bahan bakar nabati untuk percepatan pemanfaatan EBT. Pemerintah juga memberikan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mempercepat EBT.
Perlu diketahui, sektor EBT di seluruh dunia telah menyediakan lapangan kerja untuk 12 juta orang pada 2020. Jumlah itu meningkat 65 persen dari 2012.
Oleh karenanya, momentum Presidensi G20 Indonesia ini merupakan waktu yang tepat agar dunia melalui prakarsa Indonesia di G20, bisa sama-sama bergandengan tangan mengatasi permasalahan dan tantangan global yang datang silih berganti setiap waktu.
"Nah apa yang menjadi komitmen Indonesia ini sama dengan tiga isu utama pada presidensi G20 Indonesia, yakni kesehatan global yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, serta transisi menuju energi berkelanjutan," tutur Dadan.
Sementara itu, Hari Prabowo menyampaikan, inisiatif acara Youth Movement serta deklarasi dukungan transisi energi diharapkan dapat mendukung keberhasilan Presidensi G20 Indonesia. "Saya menyambut baik dalam kesempatan ini diluncurkan Declaration of Youth Movement for G20 Energy Transition. Insyaallah inisiatif yang baik ini akan mendukung keberhasilan Presiden G20 Indonesia," terang Hari.
Pemuda, sambung Hari, memiliki peran penting dalam mempromosikan energi baru dan terbarukan. Pemerintah sangat mendukung berbagai aktivitas dari forum pemuda yang bergerak dalam isu energi baru terbarukan sebagai agen perubahan untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya pemanfaatan energi bersih.
Indonesia, kata Hari, menganut pendekatan multistakeholder dalam pembangunan berkelanjutan yang melibatkan tidak hanya pemerintah melainkan juga swasta, akademisi, dan komunitas publik, termasuk generasi muda. Pemerintah juga menggarisbawahi setiap negara memiliki tantangan, karakter, dan peluangnya masing-masing, sehingga Indonesia menghindari pendekatan yang sifatnya one-size fits all dan kebijakan yang terlalu perspektif yang umumnya diusung oleh negara-negara maju.
"Indonesia tidak menolak, bahkan menekankan ambisi dalam transisi energi. Namun, ambisi ini harus didasarkan implementasi efektif dari komitmen yang ada," jelasnya.
Selain itu, Indonesia juga menekankan agar transisi energi juga mencakup dimensi pembangunan yang berwawasan lingkungan. Antara lain, pemerataan pembangunan dan pemberantasan kemiskinan, sehingga transisi energi bisa berjalan seiringan dengan keamanan energi, aksesibilitas energi, dan keterjangkauan energi.
"Ketahanan energi dan akses energi itu harus dipastikan dan harus menjadi bagian dari upaya transisi energi," pungkas Hari.
Webinar itu berujung pada sebuah deklarasi komunitas pemuda Indonesia mendukung isu transisi energi dalam forum Presidensi G20 Indonesia. Terdapat tiga poin utama yang tertuang dalam pembacaan deklarasi transisi energi tersebut. Pertama, meningkatkan kesadaran dan advokasi dalam transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim di Indonesia.
Kedua, menciptakan ruang bagi pemuda untuk berkontribusi secara proaktif mendorong transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim, pada semua forum. Ketiga, meningkatkan kontribusi nyata dalam program transisi energi dan aksi mitigasi perubahan iklim.
Deklarasi tersebut dibacakan oleh Zagy Yakana Berian (Society of Renewable Energy), Duwi Pratiwi (Energy Academy Indonesia), dan Robi Juandry (Dewan Energi Mahasiswa) dan disaksikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana. Acara ini disaksikan oleh sekitar 600 peserta dan tamu undangan.
Deklarasi ini menjadi penanda awal kontribusi pemuda dalam memberikan dukungan nyata pada Presidensi G20 di bidang transisi energi. Nantinya, menjadi sebuah rekomendasi untuk disampaikan kepada engagement group G20, seperti B20, C20, Y20, juga pada Energy Transition Ministerial Meeting atau ETMM yang diinisiasi oleh ETWG.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari