Indonesia.go.id - UMKM Terbukti Tangguh di Masa Pandemi

UMKM Terbukti Tangguh di Masa Pandemi

  • Administrator
  • Rabu, 10 Agustus 2022 | 13:33 WIB
G20
  Pelaku UMKM memotret produk busana lukis miliknya untuk diunggah di laman pasar digital di Galeri IKM Malang, Jawa Timur. Pemerintah menargetkan, 30 juta UMKM masuk (onboarding) dalam ekosistem digital pada 2024. ANTARA FOTO/ Arif Bowo Sucipto
Studi World Bank menyebut, 80 persen UMKM di ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik di masa pandemi.

Presiden Joko Widodo telah berulangkali menyampaikan arahan kepada para pemangku kepentingan, terkait percepatan transformasi digital usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia. Pemerintah menargetkan, 30 juta UMKM masuk (onboarding) dalam ekosistem digital pada 2024.

Sampai Juni 2022, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, sudah ada 19,5 juta pelaku UMKM atau sebesar 30,4 persen dari total UMKM telah hadir pada platform e-commerce (lokapasar). Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong penciptaan nilai ekonomi baru untuk menghadirkan UMKM dalam ekosistem digital, mempercepat satu juta UMKM tersedia dalam platform pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri.

Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) merupakan bagian dari mempromosikan penggunaan produk dalam negeri, khususnya inovasi dan karya dari UMKM. Salah satunya, melalui platform digital.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, ekonomi digital sangat lekat dengan pemanfaatan aspek digital oleh proses bisnis UMKM dan koperasi. “Tercatat, 86 persen pelaku UMKM tergantung pada internet untuk menjalankan kegiatan usahanya, 73 persen memiliki akun pada lokapasar digital, dan 82 persen promosi melalui internet,” ujarnya, dalam side event The Business G20 (B20) Indonesia bertajuk Digital Economy to Support SDGs yang disiarkan secara daring di Jakarta, Senin (8/8/2022).

Kemenkop dan UKM mencatat, kalangan UMKM telah menyumbangkan 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Dengan begitu, UKM memiliki peran penting dalam peta ekonomi digital Indonesia.

Peran itu tidak lantas surut saat pandemi menerpa Indonesia. Sebab, kemampuan adaptasi UMKM yang bertransformasi selama pandemi terbukti menjadi faktor kunci resiliensi UMKM di Indonesia.

“Studi oleh World Bank menyebutkan bahwa 80 persen UMKM yang telah hadir dalam ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik di masa pandemi,” kata Menteri Teten.

Segmen Anak Muda

Transformasi digital UMKM Indonesia menjadi sebuah keniscayaan pada era disrupsi digital dalam penghujung pandemi Covid-19 dan dihadapkan potensi bonus demografi. Kalangan muda kini menjadi pelaku digital, sekaligus konsumen platform terbesar. Setiap tahun pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia dan kawasan selalu meningkat yang dipicu oleh segmen anak muda.

Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 2022 mendorong transformasi digital untuk mengangkat UMKM sebagai solusi pemulihan global ditempatkan dalam agenda prioritas. Sebagai langkah konkret, pada forum B20 Indonesia 2022 di Bali 8-9 Agustus 2022, pihak Kemenkop UKM turut memfasilitasi 12 startup unggulan yang telah dikurasi untuk mengikuti startup showcase dalam ajang side event G20 tersebut.

Ke-12 startup itu terdiri dari 10 startup yang telah terkurasi melalui event Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) 2022 dan dua startup disabilitas sebagai bentuk keberpihakan terhadap kaum disabilitas. “Ini merupakan peran aktif Kemenkop dalam memfasilitasi para startup agar dapat tumbuh, berkembang, dan go global," kata Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah.

Dalam acara startup showcase, para peserta terpilih bakal memaparkan produk yang mereka ciptakan di depan seluruh tamu undangan. Nantinya, para startup terpilih akan melakukan presentasi bisnis (pitching) dengan 39 modal ventura (venture capital) dari dalam negeri maupun luar negeri.

EFF 2022 merupakan sebuah inisiasi penjaringan bagi wirausahawan berbasis inovasi teknologi sebagai bentuk upaya pemberdayaan serta pengembangan UMKM dengan menyasar langsung kepada startup di tujuh sektor strategis pertanian (agrikultur), perikanan, edukasi, kesehatan, pariwisata, maritim, dan logistik.

Pendaftaran EFF 2022 telah dibuka sejak 16 Juni–15 Juli 2022 dengan menjaring 1.026 pelamar. Pada tahap kurasi tersaring 20 perusahaan rintisan (startup), lalu berlanjut hingga terpilih 10 besar yang mengikuti diagnosis dan pelatihan matriks.

Adapun 10 startup peserta EFF 2022 terpilih adalah Bengkel Mania, Automa Supply Chain yang berupa platform kolaborasi rantai pasok, INSPIGO untuk meningkatkan kehidupan para profesional muda melalui inspirasi dan pengetahuan.

Kemudian, DotX yang membantu pekerja berpenghasilan rendah hingga menengah membangun keamanan finansial, AturKuliner yang bergerak membantu bisnis kuliner dalam mengendalikan profit, Surplus Indonesia yang merupakan aplikasi food rescue, PT Solusi Kerah Byru untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian bagi pekerja informal, Nectico yang telah menyokong lebih dari 700 koperasi terdigitalisasi, Kukerja guna mempermudah rekrutmen, dan Bangbeli yang berfungsi sebagai enabler bagi UMKM.

Satu hal, Kemenkop UKM juga menfasilitasi dua perusahaan rintisan bagi kelompok disabilitas. Pertama adalah Hear Me, startup sosial yang menyediakan teknologi penerjemah dan interpretasi bahasa isyarat untuk menjembatani komunikasi antara teman tuli dan teman dengar. Kedua, Accessive.id yang merupakan perusahaan rintisan yang menyediakan platform aplikasi untuk mencari tempat aksesibel bagi penyandang disabilitas.

Melalui ajang tersebut, diharapkan pula dapat meningkatkan jumlah UMKM bertransformasi secara digital. Dari sinilah para pelaku UMKM dapat meningkatkan akses pasar lokal maupun pasar global.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari