Kementerian Kominfo mendorong perusahaan rintisan dan penyedia platform digital untuk melibatkan UMKM.
Sejak 2017 pemerintah melalui beberapa kementerian fokus membina usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bertransformasi dengan teknologi digital atau go digital dengan menjual produk mereka melalui berbagai platform.
Saat ini, platform digital untuk UMKM semakin berkembang. Setidaknya sudah 17,25 juta pelaku UMKM onboarding (masuk) dalam ekosistem ekonomi digital. Jumlah itu 26,5 persen dari 65 juta UMKM yang eksis dan terdata di Kementerian Koperasi dan UKM.
Adapun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) termasuk yang mendorong perusahaan rintisan dan penyedia platform digital untuk melibatkan UMKM. Sebagai upaya transformasi digital dalam membuka peluang bagi pengusaha kecil tersebut menjangkau pasar yang lebih luas, baik domestik, maupun global.
Pertemuan Keempat Kelompok Kerja Ekonomi Digital/The 4th Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Meeting di Nusa Dua, Bali, 29-30 Agustus 2022 menjadi ajang unjuk gigi inovasi digital anak bangsa. Termasuk platform digital yang merangkul UMKM.
Kominfo sebagai pengampu DEWG menghadirkan 12 platform digital selama DEWG G20 di Bali. Salah satunya adalah Gudangada, perusahaan e-commerce nasional yang memiliki aplikasi menghubungkan produsen, distributor, grosir, hingga ke pengecer alias toko kelontong.
“Gudangada didirikan Januari 2019. Fokusnya adalah bagaimana Gudangada mengangkat kawan-kawan sektor UMKM. Seperti sembako yang pasarnya bagus untuk kalangan menengah ke bawah,” ujar M. Ruslan, Head of Public Policy and Government Relations Gudangada yang ditemui Indonesia.go.id di Bali, Selasa (30/8/2022).
Perkembangan aplikasi ini cukup pesat. Selama tiga tahun terakhir sudah sekitar 1,1 juta pelaku usaha yang menggunakan aplikasi tersebut. Mitranya tersebar sedikitnya di 500 kota seluruh tanah air. Nilai bisnisnya sekarang sudah mencapai USD100 juta.
Menurut Ruslan, fokus mereka selama ini adalah bagaimana Gudangada mengangkat kawan-kawan sektor UMKM. Apalagi perekonomian nasional banyak ditunjang oleh konsumsi masyarakat. Pangsa pasar produk sembako amat besar untuk kalangan menengah ke bawah. Khususnya produk fast moving consumer goods (FMCG) atau barang-barang dengan sirkulasi jualnya cepat seperti beras, minyak goreng, susu, kosmetik, minuman ringan, cemilan, dan perawatan diri.
Pengguna aplikasi Gudangada tersebut bisa sekaligus menjadi penjual dan pembeli. Misalnya, produsen membutuhkan bahan baku dari toko grosir, begitu produknya sudah jadi tentu produknya bisa dipasarkan lewat Gudangada ini.
Dukungan dari Kementerian Kominfo seperti apa? Ruslan menyatakan sangat baik. Apalagi ada pesan dari Menkominfo Johnny G. Plate saat meninjau gerai Gudangada saat hari pertama DEWG G20.
“Kami diharapkan fokus pada sektor UMKM. Sebab UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional," tukas Ruslan.
Bagi Gudangada, mereka berharap Kominfo maupun kementerian lainnya memberikan regulasi dan perlindungan bagi para perusahaan perintis terkait transaksi digital maupun membuka peluang bagi UMKM dalam meraih pembiayaan.
Sejauh ini, Gudangada juga terlibat dalam memberikan edukasi terkait ekonomi digital kepada pelaku UMKM di sejumlah daerah. Bekerja sama dengan kementerian maupun pemerintah daerah.
Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital, Ditjen Aptika Kementerian Kominfo I Nyoman Adhiarna mengingatkan penggunaan teknologi digital memiliki peran yang sangat penting untuk memajukan usaha bisnis.
Hal tersebut dapat dimulai dari hal yang paling sederhana yakni menyediakan QR Code atau kode batang pada setiap tempat usahanya.
“2022 ini kita mengajarkan menggunakan teknologi digital seperti QR Code. Kita melakukan pendekatan-pendekatan untuk pelaku UMKM apalagi yang sudah tua-tua, sebab ada orang yang omzetnya udah ratusan juta tapi tidak mau menerima kartu kredit, tidak mau cashless,” kata Nyoman dalam diskusi daring “Mekari Conference 2022” di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Setelah berhasil membiasakan praktik itu, pihak Kominfo memberikan pendampingan dan pelatihan UMKM untuk menggunakan aplikasi yang dapat memantau persediaan produk, daftar penjualan hingga masalah akuntasi.
Satu hal, menurut Nyoman, penggunaan aplikasi sangat berguna untuk mendukung produktivitas agar pelaku UMKM tidak hanya berfokus pada menghitung keuntungan saja tapi juga bagaimana meningkatkan kualitas barang.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Elvira Inda Sari