Pertemuan Ketiga Sherpa G20 Meeting membahas capaian 12 working group dan 10 engagement group di bawah Sherpa Track.
Nuansa budaya lokal Nusantara selalu dimunculkan dalam berbagai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022. Selaku tuan rumah Indonesia ingin lebih mendorong dan memperkenalkan berbagai warisan budaya lokal ke kancah global.
Oleh karena itu, para Delegasi Pertemuan Ketiga Sherpa G20, yang berlangsung pada 26–30 September 2022 di Yogyakarta, dijamu dalam sebuah acara Welcoming Reception oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Yogyakarta.
Gelaran acara budaya di Keraton ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi adat budaya Keraton Yogyakarta, di mana seluruh delegasi juga memakai pakaian baju batik, yang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah dikenal dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut hangat para Delegasi Sherpa G20, dengan memberikan welcoming speech secara virtual. “Selamat datang di Yogyakarta yang indah, di mana nilai-nilai dedikasi, ketulusan, dan solidaritas tertanam dalam sejarahnya,” ujar Menko Airlangga.
Ia juga meminta para delegasi agar dapat meluangkan waktu setelah pertemuan Sherpa, untuk menikmati kekayaan budaya di Yogyakarta, kehangatan dan keramahan masyarakat, serta merasakan kelezatan berbagai masakan khas Yogyakarta.
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pada masa perjuangan, Yogyakarta mendukung sepenuhnya perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan pernah menjadi Ibu Kota Indonesia. Hal tersebut menjadikan provinsi itu menerima hak istimewa sebagai daerah khusus, bahkan terus mempertahankan tradisi kesultanan dalam administrasi pemerintahannya.
Saat ini, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang mengalami transformasi sosial yang cepat dari sektor agraris menuju semi-industrial, terutama industri kreatif. Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap agar Pertemuan Sherpa ke-3 ini dapat membawa pada orkestrasi peradaban dunia sehingga tercapai “no one left behind”.
“Selamat datang di Yogyakarta. Momentum ini kian bermakna, karena menjadi agenda penting bagi Sherpa G20 untuk memandu sekaligus membuka jalan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Semoga Sherpa mendapatkan berbagai inspirasi menyongsong pelaksanaan KTT G20, dengan memasukkan dunia dalam bingkai persahabatan, inklusivitas, dan perdamaian global,” tutur Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Makan malam dalam welcoming reception pun dibuka dengan sajian bir jawa yang merupakan minuman berbahan sejumlah rempah, khas Yogyakarta. Sedangkan makanan utama yang disajikan adalah bistik keraton dan ikan dengan bumbu mangut, yang juga merupakan cita rasa khas Yogyakarta.
Diharapkan, semua delegasi dapat menikmati masakan Nusantara yang disajikan dalam suasana Keraton Yogyakarta. Sembari menikmati hidangan nusantara, para Sherpa G20 juga dihibur oleh persembahan tarian Beksan Punggawa.
Tarian tersebut adalah tari klasik yang berfokus pada perkembangan ragam gerak, pola lantai, tata urutan, dan struktur dramatisasi. Tarian ini berisikan tiga bagian, yaitu bagian awal, maju gendhing; bagian isi, enjeran (adu kesaktian) sebelum dan saat berperang; serta bagian akhir, mundur gendhing.
Adapun, agenda utama Pertemuan ke-3 Sherpa G20 berlangsung pada 27-29 September 2022 untuk membahas draf Leaders Declaration. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono berharap, draf Leaders Declaration yang tengah dibahas dan dikaji oleh Sherpa dari negara anggota G20 dapat diadopsi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada November 2022.
“Rangkaian pertemuan Sherpa Meeting ke-3 kali ini diselenggarakan di Yogyakarta dan diikuti oleh 39 delegasi yang terdiri dari 20 perwakilan anggota G20, 9 tamu undangan, dan 10 organisasi internasional. Dari total itu, hanya satu perwakilan yang mengikuti forum secara daring,” jelasnya, Selasa (27/9/2022).
Pertemuan Ketiga Sherpa G20 itu akan membahas semua capaian dari 12 working group dan 10 engagement group yang berada di bawah naungan Sherpa Track. Seluruh agenda, baik dari working group di tingkat menteri dan engagement group sedianya telah berakhir.
Adapun 12 working group dan 10 engagement group itu terdiri dari 437 pertemuan, 184 pertemuan resmi di berbagai level, dan 253 side event. Pertemuan tingkat menteri terakhir yakni pertemuan menteri pertanian negara G20 (Agriculture Ministerial Meeting) pada 27-29 September 2022.
Sesmenko Susiwijono mengatakan, sedianya berbagai hal substansi yang ada di dalam working group maupun engagement group telah mencapai kesepakatan dan komitmen bersama. Hanya, di tingkat menteri, capaian yang diperoleh sejauh ini hanya berupa chair statement, bukan komunike.
Susiwijono menambahan, draf Leaders Declaration yang akan dibawa ke dalam KTT sebenarnya telah memiliki kerangka yang jelas dan ringkas. Alih-alih membuatnya menjadi tebal hingga puluhan paragraf, Presidensi Indonesia menginginkan hal yang disepakati nanti dalam KTT dapat diikuti dengan aksi nyata melalui program-program yang dapat terukur pelaksanaannya.
Pada hari terakhir pertemuan Sherpa ketiga akan dilakukan kegiatan site visit. Hal itu bertujuan untuk memperkenalkan warisan budaya di Indonesia. Sekaligus, menunjukkan upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan termasuk UMKM melalui Balai Ekonomi Desa (Balkondes).
Peninjauan dilakukan di wilayah Magelang, Jawa Tengah, meliputi Candi Borobudur, Balkondes Ngadiharjo, dan Balkondes Karangrejo. Selain ke Magelang, sehari sebelumnya delegasi juga menikmati jamuan makan malam di Candi Prambanan.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari