Anak muda perlu tahu, pengalaman pandemi Covid-19 merupakan momentum membangun infrastruktur kesehatan global yang lebih kuat.
Pertemuan G20 bukan sekadar ajang elite global. Perhelatan tersebut amat penting untuk tidak dilewatkan oleh kalangan muda. Pasalnya, pada Presidensi G20 Indonesia 2022 ada sejumlah agenda prioritas yaitu transisi energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital yang banyak melibatkan komunitas anak muda.
Prahara Covid-19 yang mengakibatkan, enam juta orang lebih meninggal, 626 juta terinfeksi virus SARS COV2 di ratusan negara, menurut data Our World in Data 19 Oktober 2022, berdampak krisis ekonomi global dalam dua tahun terakhir. Hal itu menunjukkan betapa seriusnya efek pandemi.
Kasus coronavirus memang menurun belakangan ini. Namun, ancaman pandemi setiap saat masih selalu mengintai. Lewat hal itu, Juru Bicara G20 Maudy Ayunda berharap agar anak muda bisa mengetahui apa yang harus dilakukan, bilamana pandemi terjadi di masa mendatang.
“Saya selalu menyampaikan kepada teman-teman sesama anak muda, bahwa sebenarnya rasa ingin tahu yang besar itu cukup untuk mengubah dunia. Kalau kita punya rasa ingin tahu, maka kita punya konteks untuk mengubah,” ujarnya, Selasa (18/10/2022).
Siklus pandemi kemungkinan terjadi dalam interval waktu puluhan tahun. Sehingga, yang akan mengalami pandemi di masa mendatang adalah generasi muda saat ini.
“Di sini, kenapa Presidensi G20 itu penting untuk kita tahu. Karena kita perlu konteks, di mana ke depannya, kita harus seperti apa dalam menghadapi pandemi di masa depan,” ucap Maudy Ayunda.
Bagi anak muda perlu diketahui bahwa pengalaman pandemi Covid-19 merupakan momentum membangun infrastruktur kesehatan global yang lebih kuat. Hal itu dilakukan Indonesia bersama negara-negara anggota G20 serta lembaga internasional lainnya melalui perhelatan Presidensi G20.
Menurutnya, krisis global seperti pandemi bisa dilewati dengan baik oleh Indonesia. Meskipun pandemi Covid-19 merupakan hal baru yang dialami oleh setiap negara. “Dari perspektif anak muda, di masa depan yang lebih penting adalah kesehatan. Saya melihat bahwa presidensi G20 ini memberikan kesempatan untuk membangun infrastruktur kesehatan global yang adaptif,” ungkap, pemeran film dan pelantun lagu “Perahu Kertas” tersebut.
Juru bicara pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia 2022 itu juga mengingatkan anak muda bahwa saat ini dunia bergerak begitu cepat. Dengan begitu, soal pandemi dan kesehatan harus diikuti dengan penanganan serta fasilitas yang baru.
“Ada banyak sekali kejadian yang tidak bisa diprediksi, dan anak muda harus memanfaatkan pandemi saat ini sebagai kesempatan untuk memahami cara penanganan dalam menghadapi pandemi di masa mendatang,” tutur Maudy.
Dikatakan Maudy, penanganan pandemi saat ini bisa dijadikan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengatur sistem penanganan pandemi. Sehingga ketika terjadi hal di luar prediksi yang tidak bisa dikendalikan, akan mudah menanganinya.
“Kalau dari perspektif aku, ini jadi pengingat juga, bukan hanya di area health tapi juga di banyak sektor lain. Seperti, transformasi digital, energi transisi, juga krisis iklim. Kita sebagai anak muda akan mulai banyak perubahan dan ini penting untuk membentuk sistem ketahanan kesehatan,” jelas perempuan lulusan dari Universitas Oxford, Stanford dan Harvard ini.
Arsitektur Kesehatan Global
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti anak muda bahwa pandemi mungkin terjadi lagi di masa depan. “Pandemi ini terjadi siklusnya mungkin tahunan, bahkan puluhan tahun. Jadi apa yang dilakukan generasi saat ini dalam menangani pandemi bisa menjadi banchmark bagi anak muda di masa depan jika terjadi lagi pandemi,” ujar Menkes Budi.
Pandemi Covid-19 adalah bencana nonalam yang menyebabkan kematian banyak orang. Itulah sebabnya, lanjut Menkes, pemerintah mengingatkan kalangan muda agar memahami betul penanganan pandemi Covid-19. Supaya ketika terjadi di masa depan tidak akan menimbulkan banyak kematian.
Dijelaskan, Presidensi G20 Indonesia 2022 memuat banyak upaya penanganan pandemi Covid-19 yang bisa dijadikan pelajaran bagi anak muda. Terdapat lima target yang ingin dicapai dalam Presidensi G20:
- Membentuk dana pandemi agar untuk pandemi selanjutnya negara-negara di dunia sudah punya dana yang cukup;
- Membentuk mekanisme formal dalam penggunaan dana pandemi. Tujuannya, supaya dana pandemi bisa digunakan dengan adil untuk mengakses vaksin obat-obatan, alat diagnostik terutama untuk negara berkembang;
- Membangun jejaring genome sequence di dunia. Pasalnya virus, bakteri, parasit penyebab pandemi bisa muncul di mana saja. Jadi, mesti dibangun sistem surveilans yang sama rata di seluruh dunia;
- Standar protokol kesehatan secara global. Contohnya, pada saat ini terjadi semua negara lockdown, semua perekonomian turun. Seharusnya ada beberapa sektor yang tetap bisa beroperasional seperti pendistribusian logistik kesehatan;
- Memastikan produksi vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan terdistribusi merata bagi semua negara khususnya negara berkembang.
“Lima agenda tersebut jadi komponen dalam arsitektur kesehatan global. Tanggung jawab kita lebih besar untuk mempersiapkan generasi-generasi berikutnya,” tukas Menkes.
Menteri Budi Gunadi Sadikin menambahkan, kuncinya adalah anak muda harus mengerti betul bahwa pandemi ini akan mungkin terjadi lagi di masa depan. "Jadi bagaimana caranya supaya mereka mengetahui segalanya bisa mulai dari sekarang," imbuhnya.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari