Kementerian Koperasi dan UKM bersama Smesco Indonesia menjaring sejumlah UMKM untuk memproduksi cenderamata bagi delegasi peserta KTT di Nusa Dua, Bali.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara anggota G20 segera diadakan di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022. Puluhan kepala negara, kepala pemerintahan, pimpinan organisasi dunia dijadwalkan hadir di perhelatan tahunan tersebut. Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Presidensi G20 2022 tentunya ingin memberikan pelayanan terbaiknya kepada seluruh peserta, yang diperkirakan berjumlah sekitar 20.000 orang.
Bukan itu saja, Indonesia juga ingin para peserta mendapatkan kenangan yang tak terlupakan selama berada di Bali, yang merupakan salah satu tujuan wisata terbaik dunia. Upaya mewujudkan itu, di antaranya, dengan menetapkan 20 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai penyedia suvenir resmi atau official merchandise untuk KTT G20 2022.
Hal itu dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM bersama Smesco Indonesia. Suvenir resmi yang terpilih terdiri dari delapan produk fesyen dan aksesori, kemudian dua produk tas dan perlengkapan alat tulis, lima produk kosmetik, herbal, dan kesehatan. Lalu ada empat produk kerajinan tangan, dan satu produk pembuatan kemasan.
Menurut Direktur Smesco Indonesia Leonard Theosabrata, proses pendaftaran produk sudah dimulai sejak Februari 2022 secara daring melalui website www.dataukm.smesco.go.id. “Pendaftaran diikuti oleh 1.204 UMKM dan setelah dilakukan proses seleksi awal, sebanyak 688 UMKM dinyatakan lolos untuk seleksi berikutnya,” ujarnya.
Pada tahapan selanjutnya, terdapat 100 UMKM dinyatakan lolos mengikuti tahapan final. Akhirnya ditetapkan sebanyak 20 UMKM sebagai pemasok suvenir resmi. Presentasi produknya dilakukan lewat aplikasi rapat daring zoom. Proses kurasi produk-produk dari ke-20 UMKM tadi harus melewati penilaian ketat sebuah tim kurator independen yang ditunjuk pihak Kemenkop UKM.
Staf Ahli Menkop UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing Eddy Satriya mengatakan, tim kurator untuk suvenir resmi KTT terdiri dari Ketua Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK) Solihin Sofian; Program Manager ESMOD Jakarta Patrice Desilles; Graphic Designer Uci Z Soemarmo; dan pihak Dewan Kerajinan Nasional Yukako Akashi.
Untuk produk fesyen dan aksesori ada Pandora Mutiara, yang merupakan UMKM asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka membuat aneka desain dan produk dengan perhiasan mutiara seperti gelang, cincin, dan lainnya. Lalu ada Kallestory Eyewear, UMKM produsen frame kacamata dari bahan-bahan seperti tanduk kerbau dan domba. Mereka mengambil bahannya dari berbagai daerah di Indonesia.
Kemudian ada perusahaan asal Daerah Istimewa Yogyakarta bernama Borobudur Silver yang bergabung lewat produk andalan berupa perhiasan dan kerajinan dari perak. Maharani Craft, UMKM dari Bali, yang akan menghadirkan produk-produk seperti gelang, kalung, dan lainnya. Masih dari Bali, ada Hape, produsen aksesori yang menyiapkan aneka produk tas laptop dan notebook. Lain lagi dengan Batika, UMKM asal NTB yang menawarkan produk-produk seperti tas jinjing, tas selempang, dan tas lain yang dipadukan dengan batik dan bahan lainnya.
Untuk produk kosmetik, herbal, dan kesehatan diwakili oleh Dehealth Supplies dari Jawa Timur, UMKM yang memproduksi minuman seperti cuka apel, cuka nanas, dan cuka lemon. Selanjutnya ada Fragrande Kreasi Alami, produsen lilin aroma terapi dan pengharum ruangan asal Jawa Barat. Masih ada Adem Juice & Smoothies dari Bali yang masuk dengan produk andalan minuman herbal campuran apel, jahe, nanas, jeruk, wortel, dan lainnya.
Selanjutnya ada Tri Utami Jaya, UMKM asal NTB yang memproduksi jamu tradisional dari daun kelor yang dikemas dalam bentuk kapsul, teh, kopi, kosmetik, dan juga makanan bermerek Moringa. Provinsi Aceh diwakilkan oleh UMKM Yagi Natural Indonesia, produsen perawatan kulit berbahan alami khususnya cokelat. Produk yang dihasilkan berupa skincare, lip balm, sampo, lotion, dan lainnya.
Seperti halnya Yagi, ada produsen sejenis asal Bali bernama Samsara yang menawarkan produk kesehatan berupa sabun batang dan sampo. UMKM asal Bali kembali terwakili oleh Lima Menara Sejahtera yang memproduksi tas dari kain goni, kulit asli, kain kanvas, dan kain endek.
Lewat merek dagang EthneeQ, Nadia Amarina selaku pengelola akan membawa aneka produk buatan Menara Lima Sejahtera yang menggunakan kain endek, seperti Garjita dan Akusara ke Nusa Dua. Kemudian Imagenation, UMKM Jabar pembuat tas dari bahan ramah lingkungan.
Untuk produk kerajinan tangan ada Faber Instrument Indonesia dari Jabar yang dikenal lewat radio digital berbahan kayu bergaya vintage seperti radio transistor era 1970-an dengan beragam ukuran. Produk ini pernah mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo saat Inacraft 2020. Saat itu, menurut Presiden, produk radio kayu Faber layak dijadikan suvenir KTT G20 2022. Pendiri Faber, Helmi Suana Permanahadi mengungkapkan, pihaknya akan membawa empat desain radio best seller mereka seperti Gede Pangrango, Wijaya Kusuma, Joglo, dan Cipanas ke Nusa Dua.
Mirip dengan produk Faber dan berasal dari Jabar juga, ada Pala Nusantara yang memproduksi jam tangan berbahan kayu. Hucravindo dari Jawa Timur ikut memproduksi kerajinan tangan berupa jam dinding, binder, dan aneka alat tulis dari bahan kayu serta Furniwell Calistaprima dari Jawa Tengah lewat produk keperluan rumah tangga berbahan kayu.
Lain lagi apa yang dibuat oleh Wonnow Handcrafted dari Jatim. Mereka menghasilkan produk berbahan kulit seperti card holder, name tag, dompet kartu (card wallet), tempat alat tulis (pen case), dan dompet. Produk kulit juga dibuat oleh Suryoart dari Jateng yang mengkhususkan diri pada wayang dan tangkai tanduk.
Untuk kegiatan di Nusa Dua nantinya, Agus Suryono selaku pemilik Suryoart akan menyiapkan vandel wayang berbahan kayu dan wayang logam berbingkai kayu. Ia yang sudah memulai usahanya sejak 2011 itu juga membawa tempat pena dengan gunungan wayang, yang juga dari bahan kayu.
Diharapkan para pelaku UMKM sektor ekonomi kreatif ini dapat memanfaatkan secara maksimal KTT G20 sebagai ajang promosi produk-produk lokal berkualitas kepada pasar global, dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari