Indonesia.go.id - Y20 Mendorong Kontribusi Anak Muda

Y20 Mendorong Kontribusi Anak Muda

  • Administrator
  • Rabu, 2 November 2022 | 16:10 WIB
G20
  Kegiatan Gaung Muda Youth 20 atau Y20 Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). ANTARA FOTO/ Maulana Surya
Kegiatan Y20 Post-Summit di Solo mendekatkan pemimpin-pemimpin inovatif dengan para pemuda yang memiliki gagasan-gagasan brilian.

Ajang "Gaung Muda Indonesia" yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi agenda utama dari Y20 Post-Summit. Perhelatan Y20 Post-Summit 2022 merupakan tindak lanjut dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20 Indonesia 2022 yang diselenggarakan pada 17--24 Juli 2022 di Jakarta dan Bandung.

Diikuti oleh kurang lebih 80 delegasi dari negara G20, beserta beberapa pengamat dari negara sahabat dan organisasi internasional, tema yang diusung adalah "From Recovery to Resilience: Rebuilding the Youth Agenda Beyond Covid-19". Ada empat area prioritas yang dibahas dalam acara ini yakni, Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni, Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, serta Keberagaman dan Inklusi.

Kegiatan Y20 Indonesia di Solo yang digelar pada 28--30 Oktober 2022 diramaikan dengan presentasi ide dan gagasan dari para finalis pemuda. Terkait, bagaimana mengaplikasikan hasil G20 dan Y20 Indonesia di komunitas, organisasi, dan daerahnya masing-masing.

Menurut Co-Chair Y20 Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kegiatan Y20 Post-Summit di Solo merupakan acara nasional untuk mendekatkan pemimpin-pemimpin inovatif dengan para pemuda yang memiliki gagasan-gagasan brilian. Dari forum nasional itu diharapkan bakal melahirkan pemimpin muda berikutnya, serta membuka jaringan dan kolaborasi kaum muda dengan para pengambil keputusan di pemerintah maupun swasta.

Kebetulan agenda ini bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2022. Sejumlah kepala daerah pun hadir membagikan pengalaman dan inspirasi bagi peserta Y20.

“Kepemimpinan Indonesia di G20 harus memberi warna, khususnya dengan melibatkan para pemudanya,” kata Rahayu Sarawaswati, Sabtu (29/10/2022).

Dalam salah satu diskusi Y20 tentang Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi salah satu gagasan delegasi dalam forum, yakni “Sekoci: Sekolah Cinta Iklim", yang dinilainya menjadi bagian penting untuk memulai kesadaran masyarakat terkait perubahan iklim.

“Akan saya ajak untuk berkolaborasi di Jawa Timur. Saya rasa akan sangat berdampak ya, terutama isu perubahan iklim dan keberlangsungan planet ini sangat penting,” ujar Emil, lulusan S2 dan S3 dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan harapannya agar gagasan anak muda pada forum Gaung Muda Indonesia dapat terus dijaga keberlanjutannya, termasuk menyukseskan agenda G20. “Waktu seumuran mereka, saya belum tentu bisa seperti mereka. Jadi saya rasa ajang ini baik untuk meningkatkan partisipasi anak muda dalam menyukseskan agenda G20,” kata Bima yang menjadi wali kota di umur 41.

Forum Gaung Muda Indonesia lainnya digelar di Puri Mangkunegaran Solo, Jumat malam (28/10/2022). Tiga kepala daerah yang hadir sebagai narasumber, yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil mengatakan, para pemuda di Indonesia harus bisa bermanfaat bagi siapa pun, dapat berkontribusi, dan tidak membesarkan perbedaan. “Manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat, dapat berkontribusi waktu, ilmu, tenaga, hingga harta. Intinya, pemuda tidak boleh bertengkar dan jangan membesar-besarkan perbedaan,” tukasnya.

Di samping itu, Emil menyampaikan spirit para pemuda saat ini bukan lagi tentang kebebasan, melainkan kesempatan. Artinya, para pemuda harus bisa melihat peluang dalam mencapai sesuatu. “Tanggal 28 Oktober bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, sekarang top of mind-nya adalah kesempatan, mau jadi tokoh apa saja bisa,” ujarnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan, para pemuda saat ini memiliki jaringan yang besar di media sosial. Hal tersebut dapat menjadi political pressure terhadap para pemimpin saat ini untuk memberikan pelayanan terbaik.

“Para pemuda punya jejaring yang besar, kemudian mereka punya keputusan dan pikiran yang sama. Ketika teriakan ini besar, maka akan menjadi political pressure dalam pengambilan keputusan,” ungkap Ganjar.

Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada tersebut mengatakan, Indonesia terbentuk atas asas konsensus pendiri bangsa dan sepakat untuk menyelesaikan apa pun persoalan bangsa. “Data sains sekarang jadi suatu hal penting untuk solusi dari semua persoalan. Ini tantangan kita di depan mata. Tinggal kita memilih, mau jadi generalis atau spesialis untuk menghadapi tantangan itu,” tutur Gubernur Jateng.

Sementara itu, Gibran menambahkan, anak muda saat ini mudah sekali membuat viral sesuatu. Ia mengakui hal itu membuatnya tertekan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

“Aspal jalan berlubang selama 12 hari, enggak kita tindak lanjuti itu viral. Anak-anak muda ini orangnya enggak sabaran, inginnya cepat dan itu bagus. Kita jadi ter-pressure untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,” ujar Gibran.

Wali kota berumur 35 tahun itu menegaskan, “Memang semuanya harus diviralin, tapi jangan nunggu viral, kita harus gerak lebih dulu.”

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari