Indonesia.go.id - Menghitung Hari Helat Akbar KTT G20, Menyambut Pemulihan Ekonomi Bali

Menghitung Hari Helat Akbar KTT G20, Menyambut Pemulihan Ekonomi Bali

  • Administrator
  • Selasa, 8 November 2022 | 13:06 WIB
G20
  Pengendara melintas di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (6/11/2022). Memasuki sepekan terakhir menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, pada 15-16 November 2022, seluruh hotel di kawasan Nusa Dua, Bali, dinyatakan penuh. ANTARA FOTO/ Fikri Yusuf
Sejak awal November, hotel-hotel di Bali ramai tamu. Nusa Dua dan Tanjung Benoa bahkan terisi pol. Penyelenggaraan KTT G20 diperkirakan mengerek PDB nasional Rp7,4 triliun. Bali menangguk devisa USD15 juta.

Memasuki sepekan terakhir menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, pada 15-16 November 2022, seluruh hotel di kawasan Nusa Dua, Bali, dinyatakan terisi penuh. Di area seluas 350 ha itu terdapat 3 hotel bintang empat, 14 hotel bintang lima, dan 3 luxury villa. Seluruhnya ada 5.485 unit kamar, 120 meeting room, dan beberapa ruang konferensi. Semuanya bisa mengakomodasikan satu event yang dihadiri 21.000 orang sekaligus.

Delapan di antara tempat akomodasi kelas dunia itu akan dipakai sebagai tempat menginap para kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir dalam perhelatan akbar tersebut. Di luar 20 negara G20, sejumlah kepala negara Asean dan beberapa negara lainnya akan hadir sebagai tamu khusus, atas undangan Pemerintah Indonesia, sebagai pemegang Presidensi G20 2022.

Diperkirakan akan hadir 42 kepala negara pada hari-hari itu di Nusa Dua. Namun, tim pendahuluan (advance team), sebagian anggota delegasi, event organizer, dan panitia penyelenggara hadir lebih awal. Maka, bukan hanya di Nusa Dua, di daerah wisata Tanjung Benoa yang berada persis di sebelahnya pun, puluhan hotel telah menyatakan terisi pol.

Bukan hanya di Nusa Dua dan Tanjung Benoa, di luar delegasi resmi G20 yang diperkirakan “hanya” 4.500 orang, bila ditambah oleh  para pemangku kepentingan lain, termasuk di dalamnya ialah para pebisnis, tim supporting delegasi resmi, aktivis LSM, utusan lembaga internasional, jurnalis, serta observer, maka jumlah seluruhnya diperkirakan mencapai 12.750 orang. Bahkan ada sebagian mereka yang mengajak keluarganya.

Tak heran bila sejak awal November hotel-hotel dan penginapan di sepanjang Jl Bypass Ngurah Rai hingga Jimbaran sampai ke Kuta pun ramai. Ditambah lagi arus wisatawan asing (wisman) ke Bali yang makin deras belakangan, mencapai 10–12 ribu orang per harinya, pada Oktober lalu. Jumlah itu belum dihitung dengan wisatawan domestik, yang tentu lebih besar.

Sebagai pemegang Presidensi G20, Pemerintah Indonesia cukup sibuk hampir di sepanjang 2022. Untuk sampai puncak acara KTT G20 di Nusa Dua itu, menurut  Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, ada 438 event yang digelar di 25 kota Indonesia. Ada pula beberapa event, seperti pertemuan Menteri  Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, yang dihelat di Washington.

Dari semua event itu, ada 150 event pokok yang terkait persiapan materi untuk pembahasan di KTT G20. Ada 111 kegiatan pendukung dan 49 kegiatan utama, yang dibagi dalam kegiatan jalur sherpa dan jalur finansial. Untuk sherpa track ada pertemuan bertahap dalam format working group yang mewakili kelompok tertentu seperti pemuda, perempuan, pelaku usaha, UMKM, sains, masyarakat antikorupsi, sektor kesehatan, perubahan iklim, pembangunan, dan banyak lainnya.

Untuk penyelenggaraan seluruh rangkaian acara G20 ini, Pemerintah Indonesia membelanjakan Rp675 miliar dari APBN. Namun itu di luar anggaran untuk pembangunan infrastruktur dan penataan kawasan, yang dibelanjakan melalui Kementerian PUPR. 

Khusus Bali saja, di 2022, Kementerian PUPR mengeluarkan anggaran Rp505 miliar. Antara lain, untuk membenahi kegiatan kawasan utan Mangrove Tahura, Ngurah Rai, perservasi jalan di Nusa Dua-Jimbaran-Uluwatu, hingga penataan lanskap bundaran dekat Bundaran Bandara Ngurah Rai Venue, serta pedestrian di sekitarnya. Pemprov Bali juga menggelontorkan anggaran puluhan miliar rupiah untuk penataan kawasan di sejumlah destinasi wisata.

Bali Bangkit

Namun, semuanya dianggap sepadan. Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan, penyelenggaraan KTT G20 akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia. Dia memprediksi kontribusi G20 mencapai USD533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Sebagian besar akan berputar di Bali.

Konsumsi domestik yang didorong oleh rangkaian forum G20 itu akan naik sampai Rp1,7 triliun dan membangkitkan serapan tenaga kerja hingga 33 ribu orang. Para tenaga kerja itu terserap terutama pada sektor transportasi, akomodasi, MICE alias meeting, incentive conference exhibition, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

‘’Kalau dibandingkan dengan Annual Meeting IMF-Bank Dunia pada 2018, manfaat nyata bisa 1,5 hingga dua kali lipat bahkan lebih,” kata Susiwijono Moegiarso. Seperti pada pertemuan G20, pelaksanaan Annual Meeting IMF-Bank Dunia juga didahului oleh sejumlah konferensi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Namun, tidak sebesar G20.

Susiwijono juga menilai, manfaat yang terlihat adalah mulai menggeliatnya perekonomian di Bali. Ia mencatat pada Agustus hingga akhir September, ada sekitar 15 ministerial meeting. Dari sisi trafik, sudah ada peningkatan lebih dari 70 persen di sektor transportasi. Tingkat hunian hotel meningkat dan tempat-tempat wisata (termasuk restoran, kafe, dan tempat perbelanjaan) makin ramai.

"Dampaknya di Bali kita belum melihat betul PDRB-nya (Produk Domestik Regional Bruto,red). Tapi dari transportasi, trafik di Bali sudah confirm naik, tingkat hunian juga telah melebihi level prapandemi. Begitu juga sektor pendukung side event," Susiwijono menambahkan.

Beberapa laporan menyebut, pada Oktober 2022 okupansi hotel di Bali rata-rata sudah mencapai 70 persen. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno mengakui, event G20 telah membangkitkan kembali kegairahan dunia wisata di Indonesia, terutama di Bali. Ratusan forum G20, meski sebagian dilakukan secara hibrida (sebagian hadir secara langsung dan sebagian lainnya secara online), telah mempromosikan dunia pariwisata Indonesia.

“Efek pandemi itu luar biasa, dan event-event G20 itu memberi pesan secara yang kuat dan meluas, bahwa kawasan-kawasan wisata di Indonesia sudah aman untuk kembali dikunjungi,’’ ujar Sandiaga Uno.

Sandiaga pun meyakini, target kedatangan 1,8–3,6 juta wisman di 2022 bisa dicapai. Menurut  perkiraannya, dampak langsung G20-- hanya untuk Provinsi Bali--dapat mendatangkan devisa sampai USD150 juta, atau sekitar Rp2,23 triliun.

Kegairahan KTT G20 di Nusa Dua itu pun seperti menandai pulihnya dunia pariwisata Bali. Sebelum pandemi, pada 2019, Bali dikunjungi oleh sekitar 16 juta wisatawan, terdiri dari  10 juta wisatawan domestik dan 6 juta wisatawan asing. Industri pariwisata di Bali menyumbang 54 dari PDB Bali.

Kemudian pandemi merusak segalanya. Industri pariwisata Bali ambruk. Perekonomian Bali terkontraksi hebat, dan tumbuh negatif 9,3 persen pada 2020 dan kembali negatif 2,53 persen di 2022. Penjor-penjor yang berdiri anggun di berbagai ruas jalan di Bali, tak ubahnya lambaian tangan yang menyambut pemulihan ekonomi di Bali.

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari