Indonesia.go.id - Unjuk Kecepatan Jaringan 5G di KTT G20 Bali

Unjuk Kecepatan Jaringan 5G di KTT G20 Bali

  • Administrator
  • Senin, 14 November 2022 | 07:10 WIB
G20
  Jaringan telekomunikasi sinyal 5G yang tersedia selama perhelatan besar Pertemuan Keempat Digital Economy Working Group (4th DEWG) Meeting dan Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) G20, di Nusa Dua, Badung, Bali berstandar internasional.  INFOPUBLIK/ Amiri Yandi
Pelaksanaan KTT G20 di Bali dapat menjadi momentum penerapan jaringan 5G secara massal di Indonesia.

Nurlia Eka Putri kini tak lagi galau saat mengamati laman media sosial pribadinya. Tidak ada kata jaringan lemot, begitu jarinya mengusap laman instagram di telepon pintarnya. “Sekali klik langsung menuju halaman profil utama,” ujarnya semringah.

Akses layanan seluler bebas hambatan itu bernama 5G atau konektivitas generasi kelima yang mulai gencar dikembangkan di Indonesia. Eka yang tinggal berjarak 10 kilometer dari lokasi puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua mampu merasakan manfaat kecepatan akses internet.

“Usaha online saya di Instagram pun bisa berkembang,” kata Eka, Sabtu (5/11/2022), ketika ditemui saat sedang menjalani bisnis kudapannya.

Kisah Eka di Jimbaran menjadi sepotong cerita keunggulan koneksi 5G yang mulai dirasakan masyarakat. Bali menjadi salah satu daerah yang mendapat prioritas layanan 5G, seiring pelaksanaan pertemuan puncak Presidensi G20 Indonesia pada 15-16 November 2022.

Ajang KTT G20 di Pulau Dewata menjadi unjuk kemampuan Indonesia dalam menggelar jaringan seluler mumpuni, yang dapat dirasakan delegasi peserta konferensi maupun dunia internasional. Pemerintah sendiri sejak 2020 menyiapkan infrastruktur transisi jaringan dari 4G menuju 5G.

Operator telekomunikasi pun menyambutnya dengan melebarkan pita koneksi. Anak perusahaan Telkom Indonesia, Telkomsel, misalnya, menambah 24 base transceiver station (BTS) jaringan 5G pada Agustus 2022 demi memperlancar komunikasi para delegasi.

BUMN layanan seluler itu menambah 46 BTS 4G/LTE dan mengoperasikan lima compact mobile BTS (Combat) guna mengantisipasi potensi lonjakan lalu lintas komunikasi di sejumlah area KTT G20.

Sementara itu, perusahaan swasta XL Axiata mengoperasikan layanan 5G di 17 titik di Bali untuk mendukung penyelenggaraan pertemuan puncak Presidensi G20. Para delegasi akan merasakan pengalaman (experience) layanan 5G di kawasan Nusa Dua, antara lain, di Apurva Kempinski, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Ketika dimintai pendapatnya, pengamat telekomunikasi dari Indotelko Forum Doni Ismanto Darwin berharap, pelaksanaan KTT G20 di Bali dapat menjadi momentum penerapan jaringan 5G secara massal di Indonesia. Tak cuma untuk memperlancar akses seperti yang didapat Eka, 5G dapat mewujudkan gagasan besar pemerintah, yakni mendorong transformasi digital di tanah air.

“Dengan kecepatan yang tinggi, aplikasi yang menuntut koneksi cepat dapat dijalankan dengan baik,” tutur Doni.

Agenda transformasi digital merupakan salah satu isu prioritas yang diusung Pemerintah Indonesia pada Presidensi G20 Indonesia 2022, selain transisi energi terbarukan dan berkelanjutan serta isu artistektur kesehatan global. Lantas, apa saja keunggulan jaringan 5G dibandingkan teknologi 4G dan 3G?

Jaringan 5G memiliki kecepatan melebihi pendahulunya. Kecepatan ideal 5G dapat mencapai 10 Gbps (gigabits per second) dengan jeda waktu pengiriman data sekitar 4--5 milidetik, sementara 4G maksimal hanya bisa mencapai 100 Mbps.

Latensi (delay) jaringan 5G pun sangat rendah, hampir nol. Sehingga, sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan umpan balik realtime. Kualitas koneksi pun tak akan menurun meski banyak perangkat yang terhubung, persoalan yang kerap dialami pemakai jaringan 4G.

Berkat pelbagai keunggulan jaringan 5G tersebut, menurut Doni, teknologi 5G bisa diterapkan di luar kebutuhan komunikasi, seperti teknologi layanan kesehatan dan transportasi serta sektor internet of things (IoT). Tentunya teknologi internet cepat itu amat berguna untuk kemajuan sosial ekonomi masyarakat Indonesia.

Mengutip riset Institut Teknologi Bandung, perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi lebih dari Rp2.800 triliun atau setara 9,5 persen dari total PDB pada 2030. Angka itu bahkan diprediksi melonjak menjadi 3.500 triliun atau setara 9,8 persen dari total PDB Indonesia pada 2035.

Riset tersebut juga memperkirakan, potensi peningkatan investasi bisnis di Indonesia sebesar Rp591 triliun dan Rp719 triliun masing-masing pada 2030 dan 2035 jika jaringan 5G diterapkan secara agresif.

Laporan Global Suppliers Association (GSA) hingga akhir 2021, setidaknya 89 negara sudah mengimplementasikan 5G. Untuk kawasan Asia Pasifik, Tiongkok tercatat sebagai negara dengan koneksi 5G terbanyak, mencapai lebih dari 384 juta masyarakat, disusul Jepang (25,15 juta), dan Korea Selatan (16,1 juta).

Sementara itu, di Indonesia, sejak beroperasi komersial pada Mei 2021, jaringan 5G di Indonesia setidaknya kini baru tersedia di sembilan wilayah di Indonesia yakni Jabodetabek, Solo, Medan, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Bandung, Batam, dan Denpasar. Cakupan itu diproyeksikan terus bertambah di masa mendatang.

 

Keamanan Konektivitas

Kementerian Kominfo menjamin layanan telekomunikasi selama KTT G20 berlangsung dengan baik, mulai dari penyediaan layanan seluler, infrastruktur digital, hingga memperkuat keamanan siber.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika juga terus berkoordinasi dengan para operator seluler untuk mempertahankan stabilitas kecepatan unduh serta menjaga kualitas layanan agar tetap optimal saat KTT G20 berlangsung,” jelas Menteri Kominfo Johnny G. Plate, beberapa waktu lalu.

Sebagai antisipasi gangguan konektivitas, menurut Menteri Johnny, bersama mitra penyelenggara telekomunikasi, Kementerian Kominfo telah menyiapkan jaringan cadangan (backup network) untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan konektivitas jaringan telekomunikasi selama penyelenggaraan KTT G20.

Para mitra itu termasuk Telkom Group menyiapkan jaringan backup fiber optik melalui lima sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang terhubung dengan Bali, yaitu SKKL Bali-Surabaya dan Bali-Manado, SKKL Jember-Denpasar, SKKL IRU Muncar-Negara, SKKL Bali-Lombok, dan SKKL Denpasar-Mataram.

Untuk kelancaran sinyal internet, di kawasan penyelenggaraan KTT G20 juga telah disiapkan tiga lapisan redundansi jaringan internet (triple homing) di Apurva Kempinski dan dua lapisan redundansi (double homing) di BNDCC 1, BNDCC2, Bali International Convention Center (BICC), dan Hotel Hilton, Nusa Dua.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari