Labuan Bajo, InfoPublik - Delegasi Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 dibawa menikmati pemandangan matahari terbenam di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (20/7/2022).
Puncak Waringin adalah tempat terbaik menikmati fenomena matahari tenggelam di Labuan Bajo. Sebab, tempat itu berada di ketinggian yang berkisar antara 45-54 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Dengan ketinggian itu, maka membuat fenomena matahari terbenam akan nampak begitu indah jika disaksikan dari lokasi tersebut. Ketika matahari terbenam, warna langit Labuan Bajo dalam sekejab berubah menjadi merah muda dan kuning muda yang sangat indah.
Kondisi tersebut, akan berlangsung sekitar 1-2 menit sampai dengan matahari terbenam total.
Delegasi DEWG G20 Labuan Bajo akan berada di lokasi tersebut selama 30 menit. Di sana mereka akan menikmati pemandangan indah tersebut dengan suguhan berbagai kuliner khas Indonesia.
Disamping itu, menurut seniman Maria Suriyani Fengi yang akan tambil menghibur delegasi mengatakan, delegasi akan disuguhkan lagu-lagu etnik dan internasional yang dimainkan oleh seniman lokal. Dengan diiringi juga dengan petikan-petikan nada indah dari alat musik Sasando khas NTT.
Total ada 10 lagu yang akan disuguhkan dihadapan para delegasi dari mulai kedatangan hingga berakhirnya acara menikmati terbenamnya matahari di Puncak Waringin. Terdapat lima lagu etnik dan lima lagu internasional atau asing.
"Kira-kira lagu yang dibawakan diantaranya lagu Heal the World, Mas Que Nada, Cindai khas dari Malaysia," kata Maria.
Dengan menyuguhkan alunan lagu-lagu itu, lanjut Maria, diharapkan para delegasi DEWG G20 dapat menikmati terbenamnya matahari di Puncak Waringin dengan lebih nyaman dengan ditemani oleh nada-nada indah yang membuat rileks.
"Para delegasi dapat menikmati lagu-lagu yang dibawakan oleh kami," imbuhnya.
Diketahui, dalam mempersiapkan gelaran G20 di sana Penataan Puncak Waringin dilakukan pada 1 Agustus - 28 Desember 2019, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan Puncak Waringin tahap I dengan komponen kegiatan terdiri dari Gedung Utama yang berfungsi sebagai lounge dan pusat cinderamata serta viewing deck dengan biaya sebesar Rp9,3 miliar.
Kemudian, pada 2020, Kementerian PUPR melanjutkan penataan Puncak Waringin tahap II dengan lingkup kegiatan berupa pembangunan pusat sovenir, bangunan area tenun dilengkapi dengan toilet dan mushola, bangunan pos jaga dan ruang ganset, taman dan amphiteater, area parkir serta jalan setapak. Dengan nilai kontrak sebesar Rp18,2 miliar, yang selesai di akhir Desember 2020.
Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Setpres