Tentunya, akan banyak potensi yang dikembangan di Bumi Borneo itu. Salah satu potensi di bidang agrobisnis yang sudah mencuri perhatian adalah jamur tudung pengantin. Meski tercatat sebagai jenis jamur yang tidak bisa dimakan, namun jamur yang berasal dan banyak dijumpai di sekitaran Kalimantan Selatan ini memiliki keunikan dan kecantikan yang menarik perhatian.
Jamur tudung pengantin memiliki nama latin Phallus Indusiatus dengan kelas Agaricomycetes. Dan varietasnya banyak mucul di hutan tropis Kahung di Kalimantan Selatan. Kawasan Kahung ini berpotensi sebagai kawasan wisata jamur langka si tudung pengantin yang cantik dan unik. Di Jakarta, jamur ini dapat dijumpai di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan.
Secara ilmiah, jamur termasuk ke dalam golongan fungi. Jamur tidak memiliki zat hijau daun sehingga bersifat heterotrof yaitu organisme hidup yang tidak memiliki kapasitas untuk memproduksi makanan sendiri. Salah satu ciri khas heterotrof adalah hidup pada hancuran tumbuhan yang sudah berupa humus. Di dunia, termasuk Indonesia jumlah jenis jamur sangat banyak. Dan ssalah satu jamur yang unik dan mulai langka adalah jamur tudung pengantin.
Jamur ini memiliki keunikan, apik dan cantik yaitu munculnya jaring yang tumbuh dari bagian atas kepala jamur. Jaring yang membentuk seperti tudung pengantin, rok wanita, atau pun kerudung seperti yang dikenakan pengantin. Jaring-jaring akan terus tumbuh memanjang hingga mencapai 12 sentimeter. Pada lubang jaring di bagian bawah, biasanya akan semakin kecil. Tentu saja ini menjadi ciri khas dan daya tarik tersendiri dan menempatkan jamur tudung pengantin sebagai salah satu jamur paling cantik dan unik di dunia.
Pada bagian kepala jamur, berbentuk mirip kerucut berwarna cokelat kehijauan dan berlendir. Konon lendiri ini menimbulkan sedikit berbau bangkai. Nah, pada lendir berbau ini sebagai penarik perhatian serangga, terutama lalat. Bagian ini merupakan sumber pakan lalat atau serangga yang hinggap dan memakannya.
Secara tidak langsung hal ini membantu perkembangbiakan Jamur Tudung Pengantin. Spora jamur akan terbawa oleh lalat dan tersebarkan menjadi individu-individu Jamur Tudung Pengantin baru. Adapun bagian batang jamurnya berwarna putih, dengan tinggi jamur secara keseluruhan mencapai sekitar 25 sentimeter. Dan varian atau jenisnya terdiri dari tudung berwarna putih dan berwarna jingga.
Secara ekologi, jamur dapat tumbuh sendiri maupun berkelompok. Jamur ini bersifat saprobik yang berarti dapat hidup dengan menguraikan atau menghancurkan materi organik yang telah mati. Jamur ini juga memiliki tahap reproduksi mulai tahap telur, tahap perkecambahan, tahap pendewasaan, hingga tahap kematian.
Untuk pertumbuhan jamur tudung pengantin berada di lingkungan bersuhu sekitar 25 hingga 30 derajat Celsius, dengan kelembaban relatif berkisar 45 hingga 85 persen. Jamur ini dapat tumbuh di tempat-tempat lembab, sekitar semak pohon bambu hingga di dalam hutan. Jamur ini juga tumbuh pada sekitar pemukiman dan di perkotaan. Jamur tudung pengantin sangat cocok tumbuh di area tropis yang bercurah hujan tinggi.
Penyebaran tumbuhnya jamur ini terdapat di Mexico, Amerika Selatan, Australia, Kongo, Nigeria, Uganda, Zaire, Brazil, Guyana, Venezuela, Kosta Rika. Tobago, India, Jepang, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia.
Berdasarkan World Journal of Agricultural Sciences 4 (2008), oleh Jonathan SG, Odebode AC, Bawo DDS menyebutkan pada jamur ini selain mengandung lemak dan protein, juga kaya akan kalsium, zat besi, magnesium, mangan, kalium, sodium, dan seng. Jamur ini juga mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki sifat antimikroba, antioksidan, antivirus, antifungi, antibakteri dan anti tumor.
Di Indonesia, meski dikategorikan sebagai jamur yang tidak dapat dimakan, namun di negara Cina memanfaatkan jamur ini sebagai bahan obat-obatan dan bahan makanan. Masyarakat di sana memanfatakan untuk pengobatan mata dan sistem kardiovaskular. Hal ini, lantaran penelitian di Cina melihat jamur tudung pengantin mengandung tujuh asam amino esensial, 12 ion logam penting dan tinggi vitamin E. Di sana, pembudidayaan jamur ini sudah dilakukan sejak tahun 1975. (K-HP)