Indonesia.go.id - [SIARAN PERS] Pengembangan Ekonomi Biru di Pulau Seribu Jadi Contoh Baik Indonesia pada  KTT AIS 2023

[SIARAN PERS] Pengembangan Ekonomi Biru di Pulau Seribu Jadi Contoh Baik Indonesia pada  KTT AIS 2023

  • Administrator
  • Kamis, 21 September 2023 | 20:09 WIB
KTT AIS FORUM 2023
  Seekor tukik atau anak penyu sisik (Eretmochelys imbricata) berenang usai dilepasliarkan oleh komunitas Pondok Semi Alami Penyu Sisik di perairan pantai Pulau Sabira, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Jumat (18/6/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

SIARAN PERS

TIM KOMUNIKASI DAN MEDIA KTT AIS FORUM 2023

No.04/SP/TKM-AISFORUM2023/9/2023 



Pengembangan Ekonomi Biru di Pulau Seribu Jadi Contoh Baik Indonesia pada  KTT AIS 2023

 

Jakarta, 21 September 2023 – Pengembangan kawasan Pulau Seribu untuk wisata berbasis konservasi dinilai sejumlah pihak turut memajukan ekonomi biru di DKI Jakarta. 

Pengembangan kawasan pesisir semisal Pulau Seribu ini menjadi contoh konkret yang bisa dibawa Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 yang akan berlangsung di Provinsi Bali pada 11 Oktober mendatang. 

Apalagi konsep ekonomi biru di Jakarta saat ini sangat mendesak untuk diimplementasikan guna menjaga lingkungan serta memajukan pemberdayaan masyarakat di pesisir sehingga harus dipertahankan.

Demikian dikatakan Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB University, Yonvitner, di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

"Wisata berbasis konservasi di Pulau Seribu ini harus dipertahankan. Jangan sampai reklamasi dilegalkan karena akan merusak ekosistem, sumber daya, serta ekonomi masyarakat di Jakarta," ujar Yonvitner.

Kepulauan Seribu telah menjadi Pusat Konservasi Ekologi melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1042 Tahun 2018 tentang Daftar Kegiatan Strategis Daerah (KSD).

Selain mempertahankan konservasi Pulau Seribu, Yonvitner menyebutkan penerapan budidaya laut serta industri bioteknologi juga harus ditingkatkan untuk mendorong ekonomi biru, khususnya kehidupan pesisir di Jakarta.

Budidaya udang vaname di laut dangkal, budidaya karapu, lobster, serta rumput laut, merupakan contoh budidaya laut yang bisa dikembangkan di Jakarta. Demikian juga budidaya ganggang untuk bioteknologi laut.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan penerapan ekonomi biru melalui pariwisata maritim di Jakarta, khususnya kawasan konservasi Kepulauan Seribu, harus terus didorong karena memiliki potensi besar bagi warga pesisir.

Potensi dimaksud karena banyaknya warga Jakarta yang memiliki pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) tinggi untuk berwisata. Dengan demikian potensi tersebut harus bisa diserap oleh Pulau Seribu yang lebih dekat dengan penduduk Jakarta.

"Namun perlu didorong bagaimana supaya pariwisata maritim di Pulau Seribu lebih memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, dengan menerapkan prinsip yang tidak merusak alam dan meminimalisir dampak terhadap lingkungan, terutama dari sisi limbah," kata Faisal.

Langkah mempertahankan wilayah konservasi Pulau Seribu harus terus didorong guna mendukung lima kebijakan ekonomi biru jangka panjang Indonesia yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada awal tahun ini.

Kelima kebijakan tersebut yaitu penambahan luas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengelolaan dan pengawasan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

Tak hanya di Tanah Air, berbagai negara kepulauan lainnya di dunia yang tergabung dalam Forum Negara-negara Kepulauan dan Pulau (Archipelagic and Island States /AIS) turut menyoroti implementasi ekonomi biru, sehingga dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 ekonomi biru menjadi salah satu dari tiga subtema.

Subtema Ekonomi Biru (Blue Economy) bertujuan untuk menjadikan ekonomi biru sebagai penggerak, pemulihan dan transformasi ekonomi negara pulau/kepulauan untuk membangun penghidupan masyarakat yang berprinsip pada kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.

Sementara terdapat pula subtema Laut Kita, Masa Depan Kita (Our Ocean, Our Future) yang bertujuan untuk menegaskan keprihatinan atas ancaman nyata perubahan iklim yang berdampak pada masa depan laut dan masa depan penduduk negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.

Di sisi lain, subtema Solidaritas (Solidarity) bertujuan untuk menekankan tiga prinsip utama, yaitu saling ketergantungan, saling membantu, dan saling menguntungkan. Ketiga prinsip tersebut diadaptasi dari konsep gotong royong. (Agatha Olivia Victoria/Alviansyah Pasaribu /Elvira Inda Sari)

Tentang AIS Forum:

Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah sebuah wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia yang bertujuan memperkuat kolaborasi untuk mengatasi permasalahan global dengan empat area utama, yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. KTT AIS Forum diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan platform gotong royong dalam mendorong agenda masa depan tata kelola laut global. 

***

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo – Usman Kansong  (0816785320).

Dapatkan informasi lainnya di https://infopublik.id