Federasi Bola Basket Internasional berharap pada Maret 2023 venue Piala Dunia FIBA 2023 di GBK, Senayan, sudah bisa dipakai untuk laga uji coba internasional.
Lima lengan raksasa sepanjang 60 meter berputar elok 360 derajat tanpa halangan. Bertopang lima rangka baja membentuk menara (tower) setinggi antara 65 meter--80 meter, kelima lengan bernama jib ini bergerak gemulai seolah barisan penari. Dua lengan sedang mengangkat struktur baja susun bercat hitam. Dua lengan lainnya sedang membawa rangka-rangka beton cetak (precast). Lengan yang satu lagi tampak berputar tanpa mengangkat beban apa pun.
Tepat di bawah kelima lengan-lengan mekanis itu, ada sebuah bangunan besar berbentuk lingkaran tanpa atap. Bila dilihat dari udara, bagian dalam bangunan ini berundak-undak, di tengahnya tampak kosong, sepintas seperti bentuk stadion. Ya, inilah infrastruktur olahraga terbaru yang sedang dikerjakan di kawasan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat.
Namanya Indonesia Arena, sebuah stadion tertutup (indoor stadium) berkelas dunia karya anak bangsa. Menempati lahan seluas 31.826 meter persegi dan tapak bangunan 21.304 m2, Indonesia Arena akan menjadi bagian dari kompleks olahraga seluas 295 hektare. Posisinya diapit oleh Lapangan Panahan dan Hall Basket serta Lapangan Squash.
Stadion tertutup berkapasitas 16.088 orang tersebut, desainnya dibuat bersama oleh rumah produksi dalam negeri yakni Aboday, Alien Design Consultant dan Svein Studio. Mereka pernah membuat desain Dermaga Penyeberangan Eksekutif Merak, Banten, dan Bakauheni, Lampung. Bukan itu saja, kontraktor pembangunannya diserahkan kepada konsorsium BUMN Karya yang terdiri dari PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, dan PT Penta. Mereka bekerja di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Infrastruktur bergaya modern ini dibangun untuk menjawab terpilihnya Indonesia, Filipina, dan Jepang sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia FIBA (Federasi Bola Basket Internasional) 2023. Kepastian itu didapat setelah pada 9 Desember 2017, FIBA memilih Jepang, Filipina, dan Indonesia sebagai trisula tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023, menyisihkan kandidat tuan rumah bersama lainnya, Argentina dan Uruguay.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Indonesia menjadi host Piala Dunia FIBA. Tidak demikian dengan Filipina dan Jepang yang masing-masing pernah menjadi tuan rumah yakni pada 1978 dan 2006. Sebagai tuan rumah, FIBA mensyaratkan adanya venue berkapasitas minimal 8.000 orang. Piala Dunia FIBA rencananya diadakan 25 Agustus--10 September 2023, diikuti 32 negara dan bertanding di lima venue.
Filipina sebagai kekuatan utama basket Asia sudah menyiapkan tiga arena, Mall of Asia Arena berkapasitas 20.000 orang, Smart Araneta Coliseum (15.000 orang) dan Phillipine Arena (55.000 orang). Venue terakhir dinobatkan sebagai stadion indoor terbesar di dunia dan pernah dipakai sebagai venue Piala Dunia FIBA 1978. Kemudian, Jepang telah selesai membangun Okinawa Arena di Kota Okinawa pada 2020 lalu.
Indonesia hanya punya Istora Gelora Bung Karno berkapasitas 7.500 orang setelah direnovasi untuk kepentingan Asian Games 2018. Pada 19 Februari 2020, Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka, Jakarta. Hasilnya, kepala negara meminta menteri-menterinya untuk segera membangun arena baru.
Oleh karena itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno begerak cepat. Mereka memutuskan untuk memakai lahan landasan helikopter di antara Lapangan Panahan dan Hall Basket sebagai lokasi Indonesia Arena. Konstruksi pembangunannya telah dimulai Desember 2021.
Stadion berlantai lima itu dilengkapi sebuah lapangan utama, dua lapangan latihan, ruang ganti pemain, kolam jacuzi, kamar bilas, toilet penonton, tribun VVIP berbentuk royal box, ruang kerja media dan konferensi pers, lift, dan eskalator. Sistem pelantang suaranya akustik, dan ada jumbotron berbentuk layar LED ukuran raksasa empat sudut tergantung di langit-langit tengah.
Tribun tier 2-3 bentuknya permanen dan tier 1 berteknologi telescopic tribune atau tribun dapat dilipat otomatis. Ini membuat tata letak bangku penonton bisa menyesuaikan luas lapangan. Kapasitas penonton pun berkurang menjadi 13.500 orang saja. Sehingga ukuran lapangan dari semula 77 meter x 47 meter bisa diperbesar menjadi panjang 80-85 meter dan lebar 46-55 meter.
Menurut Menteri Basuki, pembangunan stadion yang saat ini telah masuk fase pemasangan rangka atap tersebut dilaksanakan dengan teknologi konstruksi Building Information Modelling (BIM) berbasis industri 4.0. Ditargetkan rampung Desember 2022, atau lebih cepat dari rencana Maret 2023. "Sehingga ada waktu persiapan untuk Piala Dunia FIBA 2023 nanti. Masih bisa untuk latihan para atlet kita," kata Menteri Basuki.
Tak hanya menggelar laga basket saja, Indonesia Arena juga dapat dipakai untuk pertandingan bulu tangkis, bola voli, tenis, atletik indoor, tinju, dan MMA. Juga bisa dipakai untuk keperluan lain seperti konser musik. Ini dilakukan agar pengelolanya bisa membiayai sendiri perawatan Indonesia Arena.
Stadion akan berbentuk seperti keranjang anyaman bermakna semangat gotong royong bangsa Indonesia didasari keberagaman, namun bersatu membentuk bangsa yang kuat. Pada awal Juli 2022 lalu, proyek ini dikunjungi Presiden FIBA, Hamane Niang didampingi Direktur Kompetisi dan Olahraga FIBA, Predrag Bogosavljev. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal FIBA, Andreas Zagklis sudah lebih dulu melongok pembangunan Indonesia Arena.
Mereka mengaku puas dengan pengerjaan Indonesia Arena. Niang berharap Maret 2023 nanti Indonesia Arena sudah bisa dipakai untuk uji coba. Bogosavljev menyatakan arena tertutup itu akan menjadi salah satu venue indoor terbaik di Asia dan sudah sesuai standar FIBA.
Sedangkan Zagklis mengagumi desain gedung olahraga (GOR) ini futuristik dan menerapkan konsep hijau, yakni ramah lingkungan dan hemat energi. Ini mirip dengan konsep berkelanjutan dari markas FIBA, Patrick Baumann The House of Basketball. Kantor pusat FIBA di Mies, Swiss tergolong ramah energi karena dua pertiga dindingnya adalah kaca.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari