Alkisah, ada sekelompok masyarakat Betawi yang berdiam di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Ketika itu, mereka tengah bereksperimen mencampurkan beberapa bahan untuk menghasilkan makanan, termasuk buah kelapa. Ternyata hasilnya, adalah kudapan nikmat dengan cita rasa yang memikat.
Kerak telor memang dibuat dari beras ketan putih, telur ayam, ebi atau udang kering yang diasinkan. Ketika sudah matang, biasanya kerak telor ditaburi bumbu berupa perpaduan kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir, serta taburan bawang merah goreng. Gurih dan legit, itulah kalimat yang seringkali diucapkan digigitan pertama saat mencoba kerak telor.
Pembuatan makanan kerak telor diawali dengan memasukkan telur bebek atau ayam ke dalam wajan tanpa menggunakan minyak. Ketika telur sudah setengah matang, wajan akan dibalikkan, sehingga posisinya menghadap panasnya arang dari sebuah anglo. Posisi itu dibiarkan beberapa saat sampai telur menjadi kerak. Agaknya, proses itulah yang mengilhami penamaan untuk santapan ringan asli Betawi, ‘kerak telor’.
Jajanan kerak telor terkenal sejak dahulu dan menjadi kebanggaan masyarakat Jakarta, yang dulu bernama Batavia. Fastfood-nya warga Jakarta itu bahkan sempat menjadi primadona pada masa kolonial Belanda. Kerak telor disebut fastfood karena untuk memasak kerak telor hanya dibutuhkan waktu kurang dari 15 menit.
Pada era 1970-an, masyarakat Betawi mulai memberanikan diri untuk menjajakan kudapan bernama kerak telor itu di sekitaran Tugu Monumen Nasional. Di zaman kepemimpinan Gubernur Jakarta Ali Sadikin, kerak telor juga mulai dipromosikan. Hingga kepemimpinan Fauzi Bowo, Joko Widodo, dan Basuki Thahaja Purnama pun, kerak telor selalu menjadi kuliner utama dalam acara-acara besar di Jakarta, hingga sekarang.
Dalam perkembangannya, kerak telor juga dengan mudah ditemukan di pinggir-pinggir jalanan Kota Jakarta, hingga destinasi-destinasi wisata, seperti di Taman Mini Indonesia Indah atau Kebun Binatang Ragunan. Kelezatannya bukan hanya di-gandrung-i orang Jakarta. Itulah sebabnya, kerak telor juga banyak dijual di daerah Indonesia lainnya, bahkan luar negeri. Di Malaysia, Amerika, dan Arab Saudi, bisa ditemukan pula penjaja kuliner Betawi ini.
Memang, kerak telor mampu menjadi juara di hati masyarakat Indonesia, utamanya masyarakat Jakarta. Adakah yang belum mencoba panganan lezat yang satu ini? (T-1)