Indonesia.go.id - Tempe, Persembahan Indonesia bagi Dunia

Tempe, Persembahan Indonesia bagi Dunia

  • Administrator
  • Jumat, 28 Desember 2018 | 07:49 WIB
KULINER
  Sumber foto: iStock

Tempe adalah makanan olahan dari hasil fermentasi yang sejajar nilainya dengan keju, yogurt, hingga roti.

Siapa tidak kenal tempe? Makanan sehari-hari orang Indonesia ini adalah olahan dari kedelai yang sangat mudah dijumpai di hampir seluruh wilayah. Tempe yang biasanya berbentuk bongkahan persegi ini adalah hasil fermentasi kedelai yang diberi sejenis jamur atau kapang yang masuk dalam genus rhizopus.

Jamur pembuat tempe ini sporanya beterbangan di udara, menempel pada debu yang dimudahkan oleh ikllim tropis. Debu yang membawa jamur ini biasa menempel di daun waru atau daun jati. Ciri-ciri daun berjamur ini bisa dilihat di bawah permukaan daun dalam bentuk serabut berwarna putih.

William Shurtleff dan Akiko Aoyagi, dalam The Book of Tempeh, menempatkan tempe sebagai salah satu makanan olahan dari hasil fermentasi yang sejajar dengan proses fermentasi yang menciptakan keju, yogurt, dan tentu saja roti. Tempe sangat unik karena aromanya sedap dan bentuknya mudah diiris dan dipotong selayaknya daging.

Lebih dari itu, tempe adalah makanan yang memiliki rasa lezat dengan kandungan nutrisi yang sangat baik. Bagi para vegetarian, kalangan yang tidak memakan daging, tempe adalah salah satu diet utama mereka.

Tempe yang masih baru atau segar tercatat memiliki rata-rata kandungan protein hingga 19,5 persen. Sejajar dengan daging ayam 21 persen, daging sapi, 20 persen, telur 13 persen dan susu 3 persen. Lebih dari itu, kualitas protein yang bisa dimanfaatkan tubuh hanya sedikit lebih rendah dari daging ayam dan daging sapi.

Tempe, tidak seperti tahu yang juga dibentuk dari olahan protein yang ada dalam kedelai, memiliki kandungan serat yang tinggi lengkap dengan nutrisi vitamin B12 yang dihasilkan proses fermentasi. Seperti telah diketahui, vitamin B12 membuat zat-zat terbaik dari kedelai sangat mudah dicerna oleh tubuh. Proses fermentasi juga adalah yang membuat tempe bisa menjadi makanan yang empuk dan mudah dimasak.

Bagi para pemerhati makanan sehat, tempe adalah berkah yang tidak ada duanya. Per 100 gram tempe hanya bernilai 157 kalori, sangat rendah lemak jenuh, dengan kandungan kolesterol yang nyaris nol.

Tempe kedelai, sebenarnya bukan jenis tempe satu-satunya yang ada. Ada juga hasil fermentasi dari biji-bijian lain seperti kacang tanah yang menghasilkan oncom dan menjes, kacang koro yang menghasilkan tempe benguk, kacang lamtoro yang menghasilkan tempe mlanding, hingga ampas tahu yang menjadi gembus.

Pendek kata, tempe adalah makanan yang sangat ideal bagi dunia yang semakin merata. Tempe adalah jaminan makanan dengan rasa yang lezat plus produksi yang mudah dan murah dengan kualitas nutrisi yang tinggi. Berikut ini adalah lima keunggulan tempe yang disarikan oleh William Shurtleff.

  1. Tempe bisa diproduksi dengan cara yang paling sederhana, bisa dilakukan di sembarang tempat dengan teknologi sederhan, bahkan tidak perlu mesin yang rumit. Tempe adalah produk yang memperbanyak tenaga kerja dengan ongkos produksi yang rendah karena yang dibutuhkan hanyalah kedelai, air bersih, dapur yang sederhana, dan pembuatan biang tempe yang mudah.
  2. Sangat ideal dilakukan di negara-negara beriklim tropis.  Iklim tropis memudahkan produksi yang tak pernah putus karena bisa dilakukan di dalam ruangan sepanjang musim.
  3. Proses produksi dengan fermentasi sangat sederhana dan sangat cepat. Hanya 24 hingga 48 jam. Bandingkan dengan produk fermentasi seperti keju atau anggur misalnya.
  4. Variasi tempe bisa dihasilkan dari ampas produk olahan lain. Tempe gembus, dage, hingga oncom adalah produk-produk yang membuktikan hal ini.
  5. Rasa dan aroma tempe mempunyai ciri khas yang membuatnya bisa ditempatkan dalam berbagai sajian makanan dengan resep dan selera global. Versatilitas tempe yang sangat tinggi membuatnya bisa ditempatkan di mana saja mulai dari Gulai dan Kari di Asia hingga Sandwich dengan berbagai Kue Panggang di Eropa.

Jadi, jika tempe, sudah sedemikian tinggi nilainya bagi dunia, masihkan orang Indonesia menyangsikan masa depan kemakmuran Indonesia? Jawabannya bergantung pada cara orang Indonesia menghargai karya dan budaya bangsa sendiri. (Y-1)