Indonesia.go.id - Klik Aplikasi, Ikan Sampai Rumah

Klik Aplikasi, Ikan Sampai Rumah

  • Administrator
  • Selasa, 15 Desember 2020 | 00:22 WIB
KELAUTAN
  Tampilan situs Belanjaikan.com. Foto: IST

Platform digital memungkinkan masyarakat mendapatkan produk laut segar tanpa harus keluar rumah.

Pada Selasa (8/12/2020), Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, mulai memperkenalkan platform rintisan (startup) digital, yakni Belanjaikan.com kepada masyarakat. Platform ini adalah startup yang membantu mengembangkan rantai pasok produk laut sehingga bisa dinikmati oleh pasar yang lebih luas.  

Diharapkan melalui platform ini para nelayan dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang produk laut akan semakin untung karena bisa menjangkau konsumen yang lebih luas. Seperti kita ketahui, Malang dikenal juga dengan potensi produk perikanannya dari daerah pesisir selatan Jawa.

Jika dulu untuk mendapatkan produk laut segar harus berkunjung ke daerah pesisir pantai, melalui Belanjaikan.com masyarakat bisa mendapatkan produk laut segar langsung di depan rumah. Masyarakat Malang yang membutuhkan produk kelautan nanti akan disambungkan langsung ke nelayan atau UMKM perikanan terdekat.

Kondisi pandemi Covid-19 membuat sejumlah hasil panen komoditas perikanan maupun produk turunan melesu. Nelayan dan industri UMKM pengolah produk ikan seperti kerupuk udang, sambal ikan, terasi, petis, abon ikan, juga tepung ikan terkena imbasnya. Siapa yang tak kenal dengan produk UMKM perikanan dari Cirebon, Sidoarjo, dan Banjarmasin?

Suka atau tidak suka, pesatnya perkembangan industri 4.0 dan transformasi digital menjadi kata kunci agar denyut bisnis UMKM tetap hidup. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 semakin sulit masyarakat berbelanja ke pasar, toko, atau warung makan. Mengingat di beberapa wilayah, termasuk pesisir, pemerintah masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar maupun secara terbatas. Maka dari itu, momentum pandemi ini sangat tepat untuk memanfaatkan teknologi digital.

Sejumlah pegiat startup dan platform digital dalam beberapa tahun terakhir berinisiasi membuat kolaborasi untuk memudahkan masyarakat berbelanja produk laut dari rumah atau tempat usaha mereka. Mereka tergabung dalam Gerakan Digifish Network.

Inisiasi Gerakan Digifish Network ini diikuti oleh 10 startup yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan, seperti Aruna, eFishery, Fishlog, Growpal, Ikan Segar Indonesia, Indofishery, Jala, Minapoli, Nalayan, dan Tiisbox. Produk mereka mayoritas dijual dalam keadaan beku (frozen) dengan tujuan menjaga kualitas produk agar lebih tahan lama dan memudahkan proses distribusi.

Mereka melihat dampak pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pembudidaya perikanan yang kesulitan menjual hasil panen. Diharapkan gerakan ini bisa membantu pembudidaya untuk melanjutkan usahanya.

Inisiasi ini diharapkan akan terus berlanjut dalam upaya saling mendukung sesama startup yang berjuang di bidang perikanan dan kelautan.

Upaya mengangkat produk perikanan juga dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lewat program pasar laut Indonesia (PLI). Program ini bakal menjadi payung program bagi UMKM unggulan KKP untuk dipromosikan sebagai bagian dari program bangga buatan Indonesia.

PLI akan memilih beragam produk UMKM binaan KKP, sekaligus ada seleksi unggulannya. Produk unggulan akan dipromosikan dengan beragam strategi pemasaran efektif melalui event dan media komunikasi konvensional maupun digital. Dalam hal ini, KKP juga menggandeng Toko Tani Indonesia dan Bukalapak.

 

Bertambah

Antusiasme UMKM memasuki pasar digital bukan omong kosong. Pasalnya, target pemerintah mendorong UMKM beralih ke digital pada tahun 2020 telah terlampaui. Dari target yang ditentukan pada tahun ini sebanyak 2 juta pelaku UMKM, sekarang sudah menembus sekitar 3,2 juta pelaku yang beralih ke digital di masa pandemi.

Yang menggembirakan, menurut Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marinves Odo RM Manuhutu, jumlah pelaku UMKM yang telah beralih menggunakan teknologi digital telah mencapai 11,2 juta orang. Tak menutup kemungkinan, jumlah di atas semakin bertambah dalam hitungan beberapa bulan ke depan.

Suasana di lingkup pelaku UMKM itu rupanya disebabkan oleh pergeseran pola pikir masyarakat yang kini lebih memilih belanja daring. Oleh karena itu, para pelaku UMKM menjadi termotivasi beralih menggunakan teknologi digital untuk menggapai pasar konsumen yang lebih luas.

Selama masa pandemi juga terjadi kenaikan penjualan di e-commerce sebanyak 26 persen atau rata-rata 3,1 juta transaksi per hari. Ada peluang yang amat besar untuk meningkat lagi mengingat baru 11,2 juta UMKM dari 64 juta UMKM yang memakai platform digital.

Satu hal, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo Septriana Tangkary mengingatkan, di masa pandemi Covid-19 pelaku UMKM harus segera beradaptasi agar usaha yang dijalankan dapat terus tumbuh dan berkembang. Salah satu caranya, dengan pemanfaatan teknologi digital.

"Oleh karena itu, UMKM harus kreatif dan beradaptasi bertransformasi digital menjadi keharusan untuk saat ini," ujar Septriana dalam Seminar Digitalk dengan tema ”Membawa Semangat Hari Nusantara 2020 Menuju UMKM Hebat Berbasis Digital di Era Pandemi", Senin (7/12/2020).

Selain pemanfaatan teknologi digital, jelas dia, perlu juga ditumbuhkan semangat kebanggaan membuat dan memakai produk dalam negeri. Upaya tersebut juga digaungkan melalui peringatan Hari Nusantara 2020 dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sebagai titik penting bagi kebangkitan UMKM.

Lewat digitalisasi, produk-produk wilayah pesisir masih amat potensial untuk terus dikembangkan, mengingat Indonesia pada hakikatnya adalah negara yang berpeluang menjadi Poros Maritim Dunia.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Eri Sutrisno/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini