Indonesia.go.id - Jangan Lengah 3M!

Jangan Lengah 3M!

  • Administrator
  • Minggu, 27 Desember 2020 | 02:35 WIB
COVID-19
  Pengendara sepeda motor melintasi spanduk sosialisasi penerapan protokol kesehatan di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (25/12/2020). Kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di wilayah tersebut masih kurang meskipun pemerintah telah berupaya mensosialisasikan penanggulangan penyebaran COVID-19. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.

Restoran dan kedai menjadi tempat dimana tingkat tidak patuh masyarakat memakai masker tertinggi. Persentasenya mencapai 30,8 persen.

Dalam sepekan terakhir tren kasus positif Covid-19 menunjukkan kenaikan. Berdasar data covid19.go.id, rata-rata kasus harian di atas 5.000. Pada 19 Desember 2020, misalnya kasus positif harian bertambah 7.751 kasus. Dengan  penambahan itu total kasus positif menjadi 657.948 kasus.Sedangkan pada 26 Desember 2020 angka kasus harian 6.740 kasus. Dengan angka itu, total jumlah kasus positif mencapai 706.837 kasus.

Bisa jadi tren kenaikan ini salah satunya disebabkan karena turunnya tingkat kedisiplinan masyarakat melaksanakan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) atau protokol kesehatan. Tingkat disiplin masyarakat mengalami penurunan di semua daerah sehingga memicu peningkatan angka kasus aktif Covid-19. "Tingkat disiplin masyarakat di hampir semua daerah mengalami penurunan," Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dalam talkshow "Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi" secara daring dari Jakarta, Kamis, (24/12/2020).

Doni memaparkan, pada awal November lalu tingkat kepatuhan memakai masker ada di kisaran 86,18 persen, namun di minggu-minggu selanjutnya mengalami penurunan. Menurut Doni, sebenarnya kepatuhan masyarakat mengenakan masker sempat naik menjadi 81,65 persen, namun kemudian turun menjadi 80,48 persen pada 24 Desember 2020. Sementara tingkat kepatuhan menjaga jarak yang di awal November ada di angka 81,87 persen, lalu turun drastis menjadi 76,87 persen pada 24 Desember 2020.

"Pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Perlu gerakan masif melibatkan semua komponen masyarakat, terutama tokoh-tokoh nonformal yang dapat memberi pengaruh langsung ke masyarakat," ujar Doni.

Jika semua pihak bekerja, Doni optimistis Indonesia akan melewati pandemi Covid-19 dengan baik. Contohnya di Jawa Timur. Di daerah ini di mana angka kasus penularan virus corona tipe baru sangat tinggi sehingga semua daerah di provinsi tersebut berstatus merah, namun kerja keras bersama pimpinan provinsi, kabupaten, dan kota dibantu oleh relawan membuat angka kasus positif turun luar biasa di awal November lalu. "Sebenarnya kalau kita sungguh-sungguh ingin kurangi kasus kuncinya hanya satu, disiplin, patuh pada protokol kesehatan," kata Doni.

Presiden Joko Widodo, ujar Doni, juga telah mengingatkan tidak ada jaminan jika vaksin Covid-19 sudah ada semua bisa terhindar dari penyakit ini. "Kami tidak ingin masyarakat kendor, karena sudah sembilan bulan dan dua minggu setelah 13 Maret ditetapkan kondisi kekarantinaan nasional. Ada 16 provinsi alami kenaikkan kasus, dan 18 provinsi kasus menurun, sedangkan di Jawa kebanyakan meningkat," kata Doni.

Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, berdasarkan hasil studi Yilmazkuday tahun 2020 menyebutkan, untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, maka minimal 75 persen populasi harus patuh menggunakan masker.

Menurut Wiku, lokasi kerumunan dengan tingkat tidak patuh memakai masker tertinggi tercatat berada di restoran dan kedai. Prosentasenya mencapai 30,8 persen. “Di rumah sebesar 21 persen, tempat olah raga publik sebesar 18,8 persen, di jalan umum sebesar 14 persen, dan tempat wisata sebesar 13,9 persen,” ujar Wiku.

 

 

Penulis: Fajar Wahyu Hermawan
Editor: Elvira Inda Sari