Indonesia.go.id - Inspirasi Ibu Pejuang Ekonomi di Tengah Pandemi

Inspirasi Ibu Pejuang Ekonomi di Tengah Pandemi

  • Administrator
  • Selasa, 22 Desember 2020 | 06:23 WIB
PEMULIHAN EKONOMI
  Dialog virtual Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan para ibu Pejuang Ekonomi. Foto: KEMENKEU.GO.ID

Situasi krisis akibat virus corona mau tidak mau harus dijalani. Bukan hanya sebagai tantangan, melainkan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan peluang bisnis.

Kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak di masa pandemi Covid-19 adalah kaum perempuan dan anak-anak. Ketika terjadi kasus Covid-19 atau kehilangan penghasilan akibat kebijakan pembatasan sosial, membuat perempuan dan ibu mengalami beban ganda. Ya, beban mereka bertambah. Mengurus ketahanan kesehatan dan sosial rumah tangga sekaligus mencari penghasilan bagi keluarga. Ada ribuan bahkan amat mungkin jutaan ibu yang berjibaku untuk mempertahankan ekonomi keluarga.

Situasi krisis akibat virus corona mau tidak mau harus dijalani bukan hanya sebagai tantangan namun juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan peluang bisnis. Ada sejumlah ibu pejuang ekonomi yang berbagi kisah inspiratif dengan Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam talkshow yang bertajuk “Dialog dari Hati ke Hati Menteri Keuangan dengan Para Ibu Pejuang Ekonomi” yang digelar secara virtual oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (22/12/2020).

Pada kesempatan tersebut, Menteri Sri Mulyani dan peserta dialog mendengarkan kisah dari tiga ibu inspiratif dari latar belakang yang berbeda. Ibu yang pertama adalah Pembina Desa Devisa sekaligus Direktur Yayasan Kalimajari, Jembrana, Bali, Agung Widyastuti. Ia juga merupakan mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Agung berhasil mengangkat potensi kakao Jembrana sampai ke level internasional. Bersama LPEI secara konsisten ia membina dan mendampingi para petani kakao di Jembrana untuk meningkatkan kompetensi dan meningkatkan kapasitas usaha mereka. Program ini memberikan dampak sosial ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat Jembrana maupun peningkatan ekspor nasional.

Ibu kedua adalah seorang wiraswasta apron (celemek) dari Semarang yang bernama Maya. Ia merupakan salah satu debitur Ultra Mikro (UMi) dan telah memulai usaha jahitan sejak lama. Produk utama Maya adalah tas, dompet, dan boneka untuk keperluan wisuda di beberapa universitas di Kota Semarang. Namun, di tengah pandemi ini, usaha Maya yang sempat terhenti kembali menggeliat. Tepatnya karena Maya melihat peluang lain dengan memproduksi apron sebagai produk alternatif di saat pandemi.

Kisah ibu ketiga dari salah satu penyalur UMi melalui Koperasi Simpan Pinjam (KSP) KUD Mintorogo Demak dipetik dari pengalaman Apriliya Ikayanti. Dukungan yang diberikan oleh April melalui kerja kerasnya membuka kesempatan bagi para pemilik usaha ultramikro untuk tetap bertahan menghadapi dampak Covid-19. KUD Mintorogo sampai dengan 2 Desember 2020 sudah menyalurkan pembiayaan UMi sebanyak Rp29.385.860.000 kepada 6.471 debitur.

Ketiga ibu pejuang ekonomi inilah yang diharapkan menjadi inspirasi bagi kaum perempuan lainnya agar sama-sama menggerakkan peluang agar Indonesia bisa bangkit dari imbas Covid-19. Menkeu berharap dalam suasana Covid-19 seperti ini, semangat kepedulian gotong-royong kaum perempuan menjadi makin penting ditambah dengan daya tahan, tekad, dan sikap tidak mudah menyerah dalam menggerakkan roda ekonomi.

Sejauh ini, Kemenkeu menunjukkan komitmen yang tinggi untuk senantiasa mengimplementasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) di lingkungan Kemenkeu dan Kesetaraan Gender lingkup Kemenkeu.?

Memberdayakan kaum perempuan di sektor ekonomi merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Untuk itu, pemerintah juga telah meluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (SNKI Perempuan) pada 9 Juni 2020. Keberadaan SNKI Perempuan semakin menegaskan bahwa segmen perempuan sebagai salah satu segmen prioritas untuk mencapai target inklusi keuangan 90 persen pada 2024.

Adapun area prioritas SNKI yakni edukasi dan literasi keuangan, dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan, dan layanan keuangan digital untuk perempuan. Selain itu ada juga prioritas untuk memperluas akses ke asuransi dan dana pensiun, perlindungan konsumen, dukungan komprehensif dan pemberdayaan bagi perempuan pengurus rumah tangga (caregiver). Prioritas SNKI lainnya yaitu pengumpulan data terpilah berdasarkan gender. Sedangkan, kelompok sasaran perempuan yang menjadi target intervensi pelaksanaan SNKI Perempuan meliputi empat kategori, yaitu perempuan dalam kelompok pendapatan 40 persen terendah, perempuan pekerja, terutama pekerja migran, perempuan pemilik UMKM, dan perempuan pengurus rumah tangga.

Satu hal, data pemerintah menunjukkan sebanyak 98,68 persen perusahaan di Indonesia adalah mikro, Sebanyak 1,21 persen masuk kategori kecil, 0,09 persen sedang, dan besar hanya 0,007%. Artinya, kontribusi usaha mikro terhadap perekonomian lebih tinggi dibandingkan segmen usaha manapun. Sekitar setengah dari total unit usaha di Indonesia merupakan sektor informal, sebagian besar UMKM tidak terkait dengan lintasan rantai nilai global yang merupakan kelompok paling berisiko dampak Covid-19.

Peran perempuan menjadi kunci pemulihan ekonomi karena mereka mayoritas menjadi pelaku utama UMKM dari kelas rumahan hingga industri menengah seperti kriya, kuliner, garmen, tekstil, hingga agroindustri. Seperti diketahui, pemerintah menggulirkan anggaran sebanyak Rp123,46 triliun stimulus fiskal yang dialokasikan untuk UMKM tahun 2020.

Alokasi tersebut, antara lain, untuk subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan non-KUR, penempatan dana pemerintah pada bank umum, imbal jasa penjaminan, penjaminan kredit modal kerja, PPh final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP), pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM), dan Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM).

Dengan dana sebesar itu, tentu memerlukan pendampingan dan pengawasan bersama agar implementasi di lapangan berjalan baik. Pameo lama mengingatkan kita kalau umumnya kaum perempuan jauh lebih tangguh dan teliti jika mengelola soal keuangan.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Firman Hidranto/ Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini