Upacara peluncuran resmi Presidensi G20 Indonesia 2022 pada 1 Desember akan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube dan beberapa TV nasional.
Kick Off Presidensi G20 Indonesia 2022 akan dihelat secara resmi pada 1 Desember 2021. Mandat ini berlangsung hingga 30 Oktober 2022. Penyelenggaraan G20 tahun 2022 akan diisi 150 pertemuan yang diperkirakan bakal dihadiri oleh 20.988 delegasi dari seluruh negara G20 dan negara undangan.
Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 dinilai dapat memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Salah satu yang akan didapatkan oleh Indonesia ketika menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 adalah kesempatan untuk menentukan agenda pembahasan G20.
"Indonesia sebagai perwakilan dari negara berkembang akan mendorong keseimbangan isu-isu negara maju dan berkembang dalam pembahasan isu strategis KTT G20," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Courtesy Briefing: Welcoming Indonesia’s Precidency in 2022 yang disiarkan secara virtual dari Bali, Jumat (26/11/2021) malam.
Acara temu media nasional dan internasional ini dipandu oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Para narasumbernya selain Menko Perekonomian adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi; Menteri Keuangan Sri Mulyani; Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo; Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; dan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan, pihak Indonesia telah menyiapkan upacara peluncuran resmi Presidensi G20 Indonesia 2022 pada 1 Desember. Acara itu disiarkan langsung melalui kanal YouTube dan beberapa TV nasional.
Perhelatan ini akan dimeriahkan kolaborasi kolosal dari para penyanyi muda dan orkestra cilik dari sejumlah kota tanah air. Mereka akan beraksi dengan latar di tengah hutan sebagai simbol harmoni kemanusiaan dengan alam agar tercipta saling mengghormati dan hidup berdampingan secara damai. Penampilan seniman cilik sebagai pertanda optimisme generasi penerus di masa depan.
Setelah kick off Presidensi G20 pada 1 Desember 2021, pertemuan berikutnya adalah sherpa meeting pertama di Jakarta pada 6--8 Desember 2021. Kemudian pada 9--10 Desember 2021 di Bali akan digelar Finance and Central Deputies Meeetings (FCBD) pertama sebagai bagian dari kelompok finance track.
Para menteri menambahkan, Presidensi G20 Indonesia 2022 menjadi momentum pembahasan agenda pemulihan ekonomi dari dampak pandemi di setiap sektor kehidupan. Indonesia menargetkan hasil kerja sama yang nyata dalam penyelenggaraan presidensi G20. Penyelenggaraan G20 2022 ditargetkan mampu menyelesaikan situasi ketidakseimbangan yang terjadi di dunia pascapandemi Covid-19.
“Pemulihan kesehatan dan ekonomi pascapandemi Covid-19 yang terjadi secara tidak merata merupakan tantangan bagi semua negara. Indonesia akan menjadikan isu ketidakseimbangan dalam pemulihan kesehatan, akses terhadap vaksin, dan pemulihan ekonomi global sebagai isu prioritas,” ujar Airlangga.
KTT G20 tahun 2022 akan fokus dalam pembahasan isu-isu prioritas seperti pemulihan ekonomi dan kesehatan yang inklusif dan transformasi ekonomi berbasis digital. Perbedaan regulasi tiap-tiap negara tentunya akan menghambat pemulihan ekonomi global secara merata.
Selain itu, Indonesia juga akan mengangkat isu keseimbangan dalam akses teknologi dan dana untuk mempercepat pengembangan energi berkelanjutan. “Momentum penyelenggaraan G20 tahun 2022 akan dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan diplomasi ekonomi dengan menyusun comprehensive action plan untuk isu ekonomi dan kesehatan global pascapandemi,” jelas Airlangga.
Presidensi G20 Indonesia akan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Indonesia menilai forum G20 harus berfokus pada penguatan kerja sama multilateral untuk memastikan terjadinya keseimbangan dalam pertumbuhan ekonomi di setiap negara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pembahasan isu dalam Presidensi G20 akan dibagi ke dalam dua bagian yakni finance track yang membahas isu keuangan dan sherpa track yang membahas isu nonkeuangan/sektor riil.
Untuk mendukung proses forum G20, Presidensi G20 Indonesia akan mensinergikan kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab sebagai focal point untuk masing-masing working group dan engagement group.
Melalui forum ini, menurut Menlu, Indonesia juga akan memberikan perhatian besar kepada seluruh komunitas di negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.
“Kita juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan, perempuan, pemuda, akademisi, dunia usaha, dan parlemen,” ujar Retno Marsudi.
Beberapa isu yang akan menguat sebagai kelanjutan maupun perkembangan terbaru pasca-Presidensi Italia sebelumnya, menurut Menteri Sri Mulyani, antara lain, bagaimana pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang cukup dalam dan permanen terhadap perekonomian.
“Kita akan membahas mengenai masalah digital currency, global taxation agreement, climate change, dan upaya mencapai kemajuan financing bagi negara-negara berkembang dan emerging,” jelasnya.
Di bagian akhir press briefing, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengingatkan kembali tentang arti penting untuk meningkatkan penyebaran informasi dan pendidikan kepada publik mengenai Presidensi G20 Indonesia.
Moeldoko mengingatkan, Indonesia ingin mengambil manfaat semaksimal dan seoptimal mungkin. Oleh karena itu, ia mengharapkan dukungan positif dan peran aktif media dan masyarakat terhadap rangkaian kegiatan penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia tahun 2022.
"Semua pihak khususnya media untuk mendukung orkestrasi komunikasi yang berjalan secara efektif, tepat sasaran, secara masif," paparnya.
Melalui diskusi itu Menkominfo juga mengharapkan semua pemangku kepentingan untuk terlibat lebih efektif dan berkolaborasi untuk menyukseskan pelaksanaan event internasional yang berlangsung setiap setahun sekali itu. Terutama, dari kalangan pekerja media.
"Dapat mengenali agenda Presidensi G20 Indonesia dan bersama membangun komunikasi publik yang lancar serta efisien. Sekaligus mengelaborasi komunikasi media mengenai Presidensi Indonesia G20,” jelas Menteri Johnny.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari