Basale adalah ritual penyembuhan khas Jambi, yang dilaksanakan oleh Suku Anak Dalam (SAD). Suku Anak Dalam menetap di pedalaman hutan lintas kabupaten yang ada di Provinsi Jambi. SAD merupakan suku minoritas yang berada di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Ritual basale dilaksanakan manakala ada anggota keluarga SAD yang terkena penyakit. Mereka menyakini bahwa penyakit itu datang karena kemurkaan dewa atau penunggu yang marah karena ulah manusia.
Dalam pelaksanaannya, ritual ini dipimpin oleh seorang Tumenggung atau dukun (alim). Ritual dilangsungkan di suatu balai berukuran cukup besar, sehingga bisa memuat banyak orang. Balai-balai ini dibuat sehari sebelum ritual dilaksanakan.
Bagi SAD upacara basale merupakan hal yang sakral. Sehingga ketika ritual berlangsung, tidak boleh ada orang luar dari kelompoknya yang boleh ikut menyaksikannya. Ritual ini merupakan bentuk pengakuan penyesalan karena mereka merasa telah melanggar pantangan yang mengakibatkan dewa marah. Hal seperti ini dapat kita jumpai di berbagai kelompok yang menganut aliran animisme.
Jenis-jenis Upacara Basale
Ritual basale memiliki beberapa jenis tergantung kondisi penyakit anggotanya. Apakah mengalami sakit berat atau ringan. Dalam catatan Zulbadren di dalam buku Adaptasi Sosial Budaya Masyarakat Kubu terhadap Perubahan Lingkungan di Jambi mencatat setidaknya ada 10 jenis-jenis upacara basale, yaitu;
Basale besar atau bermalim beringin tujuh pangkat. Bertujuan menyembuhkan penyakit berat. Upacara ini dengan pembacaan mantera yang dinyanyikan dan merupakan sastra suci yang disebut dengan ”sale” yang terdiri dari tiga puluh nyanyian.
- Basale kecil bermalim beringin tiga pangkat untuk menyembuhkan sakit ringan dengan puluh sale.
- Basale bermalim sale untuk menyembuhkan sakit ringan dengan tujuh sale.
- Basale bermalim suraian untuk menyembuhkan sakit gila, lupa ingatan, dungu, dengan tiga puluh tiga mantera sastra suci.
- Basale bermalim gelemat, untuk menyembuhkan sakit bagi perempuan hamil dan ingin keturunan.
- Basale bermalim katu aro untuk menyembuhkan sakit melahirkan.
- Basale bermalim bujuk untuk mencari jodoh dan bernazar.
- Basale bermalim puncak meligai untuk upacara selamatan besar, tamat menjadi malim kepala.
- Basale bermalim timbang dundangan, untuk upacara perkawinan.
- Basale bermalim jadi (bermalim datuk) dilaksanakan untuk wabah penyakit dan sebagiannya.
Ritual ini pernah dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada tanggal 13 Oktober 2016. Ketika itu mereka menampilkan Basale Ngubat Ririh Layang. Yang mana kegiatan ini merupakan agenda promosi dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Budaya Upacara Besale dari Suku Anak Dalam (SAD) ini sudah masuk daftar tunggu di Unesco. Yang mana ketika telah mendapatkan sertifikasi atau pengakuan dari Unesco, upacara basale ini akan dapat pengaruh positif terhadap pelestarian budaya. (K-LH)