Indonesia.go.id - Mengenali Likupang untuk Kemudian Jatuh Cinta

Mengenali Likupang untuk Kemudian Jatuh Cinta

  • Administrator
  • Minggu, 28 Juni 2020 | 21:02 WIB
PARIWISATA
  Suasana pantai di Pulau Llihaga, Likupang. Foto: Dok. Kemenparekraf

Destinasi wisata di Provinsi Sulawesi Utara tak hanya Bunaken. Sejumlah pantai berpasir putih dan berair jernih ada di kawasan Likupang.

Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo adalah nama-nama destinasi wisata yang kondang, yang terus melambaikan tangan ke calon pendatang. Tapi jangan lupa, di Sulawesi Utara ada Bunaken dan Likupang, dua destinasi di Tanah Minahasa yang terus berbenah diri. Bersama Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo, Manado-Likupang adalah satu dari lima destinasi andalan nasional yang disebut Bali Baru.

Beberapa tahun lalu pemerintah menetapkan 10 Destinasi Prioritas atau 10 Bali Baru. Sepuluh Bali Baru itu adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Morotai. Namun tahun lalu, pemerintah mengerucutkan menjadi lima Destinasi Super Prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado-Likupang. Daerah ini dikembangkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Untuk mendukung pembangunan pariwisata super prioritas itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan anggaran dukungan infrastruktur bagi KSPN pada 2019 sebesar Rp1,65 triliun dan pada 2020 sebesar Rp4 triliun. Dukungan itu terdiri atas untuk Danau Toba sebesar Rp530,4 miliar, Borobudur Rp837,3 miliar, Mandalika Rp610,6 miliar, Labuan Bajo sebesar Rp610,6 miliar, dan Manado-Bitung-Likupang sebesar Rp200,6 miliar.

Dalam konteks pembangunan ekonomi, Likupang ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 84/2019. PP itu telah disahkan sejak 6 Desember 2019 dan diundangkan pada 10 Desember 2019. Dalam beleid tersebut tertuang bahwa KEK Likupang dikembangkan dalam rangka mengembangkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. KEK Likupang ditetapkan sebagai zona pariwisata dan secara spesifik terletak di atas lahan seluas 200 hektar.

KEK Likupang akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dibangun sekitar 92,89 hektare pada kurun waktu tiga tahun, yaitu 2020-2023. Jadi, total target investasi sebesar Rp164 miliar untuk pembangunan kawasan KEK Likupang di tiga tahun pertama. Sedangkan, target investasi pelaku usaha dalam tiga tahun pertama adalah Rp750 miliar.

Keunggulan geoekonomi KEK Likupang bertumpu pada lokasi Likupang Timur di Kabupaten Minahasa Utara memiliki orientasi geografis wilayah berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan pelabuhan Bitung. KEK Likupang diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp5 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja 65.300 orang hingga 2040.

Likupang dibangun dengan tema resor (resort) dan wisata budaya (cultural tourism) di tepi pantai. Tema tersebut didukung oleh kawasan sekitar yang memiliki pantai berpasir dan dekat dengan Wallace Conservation Center. Konsep Kawasan Ekonomi Khusus Likupang akan mengembangkan resor kelas premium dan kelas menengah (mid range resort), budaya (cultural), dan pengembangan WaIIace Conservation.

Penetapan sebagai daerah wisata menuai konsekuensi pembangunan infrastruktur yang mendukung.  Sejumlah kegiatan infrastruktur yang direncanakan di Sulawesi Utara, antara lain, pembangunan bandara, perpanjangan runway, jalan tol, hingga fasilitas penunjang pariwisata lainnya.

Kawasan bandara yang semula 265 hektare diperluas menjadi 556 hektare. Targetnya, pembangunan bandara dengan terminal baru itu rampung pada 2021. Sementara itu, untuk perpanjangan landas pacu Bandara Sam Ratulangi dari 2.650 meter menjadi 2.800 meter selesai pada 2020. Pemerintah juga melakukan pembangunan jalan bypass dan jalan tol dari bandara menuju KEK Pariwisata Likupang sepajang 31,5 km. Adapun jalan Tol Manado Bitung 39 km ditargetkan rampung 2020.

Selain itu, pada tahun depan pemerintah juga akan melakukan rehabilitasi pelabuhan penyeberangan Likupang dan penyeberangan Lembeh, serta pembangunan dermaga apung pelabuhan laut Likupang untuk kapal wisata.

Likupang tak hanya memiliki resor kelas premium atau sedang. Kawasan ini juga didukung oleh pondok wisata atau homestay di sejumah tempat, seperti di Desa Marinsow, Desa Pulisan, Desa Kinunang, Desa Bahoi, dan Desa Pulau Gangga.

KEK Likupang diharapkan bisa meningkatkan jumlah kunjungan khususnya wisatawan mancanegara. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara, jumlah wisman pada 2016 sebanyak 47.103 orang, 2017 sebanyak 87.976 orang, 2018 sebanyak 127.879 orang, dan 2019 sebanyak 153.656 orang. Sedangkan, jumlah wisatawan nusantara pada tahun 2016 sebanyak 1.484.402 orang, 2017 sebanyak 1.698.523 orang, 2018 sebanyak 1.958.899 orang, dan 2019 sebanyak 2.200.000 orang.

Sebagai salah satu dari Lima Destinasi Super Prioritas di Indonesia Likupang konon sudah diincar oleh investor luar negeri. Ada sekitar Rp8 triliun dana dari para investor untuk melakukan pembangunan fasilitas-fasilitas untuk menambah daya tarik wisatawan mancanegara ke Likupang

 

Apa dan di mana itu Likupang?

Likupang merupakan suatu kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Luasnya sekitar 200 hektare, yang memiliki kawasan pesisir dengan pantai berpasir putih.  Dari Manado, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara, perjalanan naik mobil ditempuh dengan waktu sekitar dua jam. Tapi jika jalan Tol Manado-Likupang selesai, perjalanan bisa ditempuh lebih cepat. Perjalanan hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.

Episentrum KEK Likupang ada di Pantai Paal Marinsouw dan Pantai Pulisan, dua pantai yang elok, dengan hamparan pasir putih, berhadapan dengan lautan lepas. Pantai Pulisan malah punya perbukitan dengan padang savana yang menawan. Bentuk pesisirnya yang berupa teluk, membuat Pantai Pulisan punya banyak spot pantai menawan. Selain itu juga ada Pantai Sampirang dan Ekowisata Bahoi.

Likupang merupakan daerah pesisir yang banyak diisi oleh orang-orang Nusa Utara yang termasuk ke dalam etnis Sangir Talaud. Etnis itu ditinggali oleh orang-orang dari kabupaten kepulauan di Sulawesi Utara, yaitu Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe, dan Kepulauan Talaud.

 

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1593420266_likupang2.jpeg" />Foto: Dok. Kemenparekraf

 

1. Pantai Pulisan dan Bukit Pulisan

Obyek wisata Pantai Pulisan merupakan pantai berpasir putih yang berada di Minahasa Utara tepatnya di Desa Pulisan, Kecamatan Likupang Timur. Jaraknya sekitar 35 kilometer dari Airmadidi atau 50 kilometer dari Kota Manado. Pantai Pulisan punya air laut yang tenang berwarna biru, batuan karang, dan pemandangan laut lepas yang bisa dinikmati. Wisatawan bisa snorkeling, diving, trekking ke bukit-bukit atau sekadar menikmati suasana pantai dan laut.

Pantai ini memiliki tiga bagian yang dipisahkan oleh tebing batu menjorok ke laut. Tebing batu ini pun ada yang membentuk menyerupai gua dekat pantai, dan menjadi tempat favorit turis yang melancong.

Lalu ada Bukit Pulisan yang masih satu lokasi dengan Pantai Pulisan. Bukit ini menyajikan pemandangan padang rumput yang luas berpadu dengan laut biru yang indah.

2. Pantai Paal

Pantai Paal merupakan salah satu ‘surga’ tersembunyi di Sulawesi Utara. Pantai yang terletak di Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur itu sudah amat terkenal akan keindahahnya. Pantai berpasir putih selembut sutera berbalut perbukitan yang eksotis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. 

Pasir yang lembut hingga ombak yang bersahut-sahutan menyapu bibir pantai menjadi pemandangan indah,yang membuat betah. Di pantai itu sudah ada beberapa fasilitas untuk wisatawan, seperti rumah-rumah panggung untuk kegiatan ibadah, toilet, dan lahan parkir yang memadai. 

3. Pulau Lihaga

Pulau ini luasnya delapan hektare dan diyakini tidak berpenghuni. Pasir putihnya yang lembut dan air laut pun jernih sehingga kita bisa menonton biota bawah laut yang masih terjaga. Pulau yang terletak di Kecamatan Likupang ini terkenal dengan spot diving-nya yang menawan.  Selain diving atau snorkeling, di sore hari kita bisa juga menikmat sunset yang syahdu

4. Pulau Gangga

Selain Pulau Lihaga, destinasi lain di mana wisatawan bisa menyelam adalah Pulang Gangga. Biota alam bawah laut di pulau ini masih terjaga, dan air lautnya pun jernih. Selain itu, Pulau Gangga merupakan destinasi favorit karena kita menikmati dua hal dalam satu kali kunjungan, yakni matahari terbit dan tenggelam.

5. Ekowisata Desa Bahoi

Desa Bahoi berada di Likupang Barat. Bahoi merupakan desa nelayan yang memiliki ekowisata mandiri untuk menjaga ekosistem laut. Ada berbagai terumbu karang dan ikan yang dapat dijumpai di bawah laut yang indah. Ekowisata Desa Bahoi ini pun terdiri dari hutan bakau yang berada di tepi laut.

Ekowisata Bahoi merupakan wisata yang dikembangkan berbasis masyarakat lokal. Wisatawan bisa menelusuri wisata yang ada di Desa Bahoi, seperti hutan bakau dan wisata pantai dengan bantuan para pelaku wisata setempat mulai dari pemandu wisata, instruktur selam, dan operator boat.

Ada sebuah jembatan unik yang menghubungkan desa dengan pesisir pantai. Uniknya jembatan tersebut dibangun tanpa merusak hutan mangrove. Jembatan dibuat mengikuti arah pertumbuhan mangrove. Keindahan spot diving di Bohai tak kalah dengan yang ada di Bunaken.

6. Bukit Larata

Selain Bukit Pulisan, ada juga Bukit Larata yang terletak di Likupang Timur. Ini merupakan bukit savana dengan padang rumput membentang, berpadu dengan hamparan laut lepas. Keduanya otomatis akan memanjakan mata. Wisatawan bisa menaiki puncak bukit dengan tak perlu mendaki melewati medan yang sulit.

Sungguh Likupang merupakan paket komplet keindahan alam. Silahkan masukkan ke dalam keranjang impian perjalanan anda.

 

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Editor: Putut Tri Husodo/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini