Dari beberapa agenda pertemuan G20 yang sudah berlangsung, tidak ada kasus penularan Covid-19, pada saat maupun pascapelaksanaan pertemuan.
Sejumlah agenda pertemuan working group, engagement group, dan side eventPresidensi G20 Indonesia 2022 kembali bergulir awal Tahun 2022. Adapun pelaksanaan perhelatan multinasional tersebut tetap memenuhi persyaratan protokol kesehatan yang ketat.
Kegiatan masih dilakukan secara kombinasi secara fisik maupun virtual. Mengingat situasi pandemi Covid-19 di dunia dan Indonesia belumlah mereda.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertemuan Sherpa G20 Pertama di Jakarta atau 1st G20 Sherpa Meeting telah dilaksanakan pada 6 sampai 8 Desember 2021 dan dihadiri oleh 39 negara atau organisasi internasional.
Sebanyak 22 negara dan organisasi internasional, di antaranya, hadir secara fisik, dan 14 delegasi lainnya mengikuti secara virtual, serta 3 delegasi mengikuti kegiatan itu secara hibrida. Jumlah delegasi asing meliputi 57 delegasi yang hadir secara fisik dan 38 delegasi yang hadir secara virtual.
Disusul pertemuan Financial and Central Bank Deputies Meeeting (FCBD) G20 Pertama di Bali atau 1st G20 FCBD Meeting yang telah dilakukan pada 8 sampai 10 Desember 2021 dan juga dihadiri delegasi dari 39 negara dan organisasi internasional.
Yang melegakan Indonesia selaku tuan rumah G20 kali ini, menurut Menko Perekonomian, dari kick off Sherpa Meeting G20 dan Finance Meeting G20 yang mengawali seluruh rangkaian Presidensi G20 Indonesia 2022 berjalan secara baik dan lancar.
Selama acara, diterapkan sistem bubble dan protokol kesehatan secara ketat. Prokes dijalankan bagi peserta maupun penyelenggara sejak tiba di bandara, penginapan, dan lokasi acara. Dengan begitu, hasilnya sampai saat ini tidak ada kasus penularan Covid-19, pada saat maupun pascapelaksanaan kedua agenda itu.
Di awal 2022, beberapa pertemuan yang terjadwal pada Januari 2022 diselenggarakan secara hibrida dan tetap dengan menerapkan sistem bubble. Meliputi Pertemuan Civil-20 (minggu ke-4 Januari), Youth-20 (minggu ke-2 Januari), 2nd CEO Forum Empower (27 Januari 2022), dan Supreme Audit Institutions (SAI-20) Technical Meeting (27 Januari 2022), serta Joint Event Empower Working Group-Civil20-Women20-Urban20 Pegiat Disabilitas G20 pada minggu ke-3 Januari 2022.
Sedangkan untuk pertemuan dalam Finance Track, seluruhnya akan dijalankan secara virtual, seperti 1st Framework Working Group/FWG (13-14 Januari), 1st Infrastructure Working Group/IWG (20-21 Januari), dan 1st International Financial Architecture Working Group/IFAWG (27-28 Januari). "Pemerintah akan menyiapkan pengaturan tersendiri berupa surat edaran dari Kepala Satgas Penanganan Covid-19 untuk mengatur berbagai kegiatan dan event G20. Jadi ini diharapkan bisa dilaksanakan sesuai protokol kesehatan," kata Menko Airlangga, Senin (10/1/2022).
Mengutip pendapat para delegasi pertemuan Sherpa Track dan Finance Track pada Desember lalu, Menko Perekonomian menyatakan, seluruh delegasi dan peserta menyatakan sangat puas dengan penanganan protokol kesehatan dan pelayanan selama agenda berlangsung.
Agenda Side Events
Di samping menggelar agenda-agenda dari Sherpa Track dan Finance Track, Presidensi G20 Indonesia 2022 juga menyiapkan kegiatan pendukung berupa Side Events G20. Menteri Perdagangan RI sekaligus Ketua Penanggung Jawab penyelenggaraan Side Events G20 Muhammad Lutfi memastikan kearifan lokal Indonesia akan dimunculkan dan menjadi nilai lebih dalam agenda-agenda side events G20.
Dari catatan pihak Kemendag terdapat 121 side events yang akan berlangsung di 20 kota di Indonesia dari Desember 2021 sampai Oktober 2022. Agenda Side Events G20 bertujuan memberi pemahaman yang lebih lengkap kepada anggota G20 mengenai agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia 2022.
Side Events G20 juga harus menjadi showcase (etalase/tampilan) citra positif kemajuan dan budaya Indonesia. Direncanakan tampilan filosofi nilai budaya luhur Nusantara disajikan secara berkala dalam sejumlah side events tersendiri.
"Pertemuan G20 harus menjadi sarana memperkenalkan gaya hidup, daya tahan dalam krisis dan pandemi, serta kemampuan pemulihan kesehatan, ekonomi, dan produk unggulan anggota G20 sehingga dapat turut menggerakkan ekonomi dunia," kata Menteri Lutfi.
Dari 121 side events tersebut, sebanyak tujuh kegiatan di antaranya bakal ditampilkan dalam rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Oktober 2022. Bentuk-bentuk kegiatan side events tahun ini, antara lain, seminar, forum kerja sama ekonomi, gelar budaya, promosi dagang, pameran, kick-off meeting, hingga tinjauan lapangan.
Setidaknya 15 kementerian dan tujuh lembaga menjadi pengampu kegiatan-kegiatan side events selama rangkaian G20 digelar di Indonesia. Di bawah keketuaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Presidensi G20 Indonesia 2022 akan memprioritaskan tiga hal yakni arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat, transisi energi, dan transformasi digital.
Presidensi G20 merupakan pintu bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan internasional. Menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global, dengan partisipasi aktif membangun tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih adil, dan berlanjutan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, Presidensi G20 Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Dengan tema tersebut, Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat memberikan semangat baru untuk mewujudkan tatanan dunia yang bukan hanya memberikan kesejahteraan dan kemakmuran, namun juga menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.
Indonesia secara resmi memulai rangkaian Presidensi G20 selama satu tahun penuh terhitung mulai 1 Desember 2021 hingga November 2022. Dalam beberapa waktu ke depan akan digelar sebanyak 150 pertemuan yang berada di 15 kota di tanah air.
Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris Raya, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari