Kurang dari 12 hari lagi, sebanyak 203.056.784 pemilih akan menyalurkan suaranya di 820.161 TPS yang ada di seluruh Indonesia dan 3.095 lainnya di luar negeri.
Setiap lima tahun sekali rakyat Indonesia merayakan pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) untuk memilih para wakil mereka yang akan duduk di kursi parlemen, baik di daerah maupun tingkat pusat. Tak hanya memilih wakil rakyat karena perhelatan lima tahunan ini juga dipakai untuk ikut memilih presiden dan wakil presiden baru guna memimpin lima tahun ke depan.
Pesta demokrasi ini memang tidak murah dan bukan hal mudah sebab melibatkan seluruh rakyat Indonesia yang telah memenuhi ketentuan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Perlu dukungan piranti teknologi terkini dan sumber daya manusia tak sedikit mulai dari tingkat bawah yakni petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) untuk memastikan pesta demokasi itu berjalan sesuai rencana.
Tak gampang untuk mengakomodasi aspirasi ratusan juta rakyat yang bermukim di negara dengan 17.000 pulau, terbentang seluas 1.904.569 kilometer persegi. KPU saja mencatat, terdapat 203.056.748 pemilih di dalam negeri terdiri dari 101.467.243 pemilih laki-laki dan 101.589.505 pemilih perempuan akan menyerahkan kedaulatan demokrasinya di 820.161 tempat pemungutan suara (TPS) saat 14 Februari 2024.
Seluruh bilik suara itu menyebar di 83.731 desa/kelurahan pada 7.277 kecamatan di 514 kabupaten/kota di 38 provinsi. Terdapat pula sebanyak 3.059 TPS di luar negeri untuk melayani warga negara Indonesia sebanyak 1.750.474 orang yang bermukim di 128 negara di dunia. Bukan perkara mudah untuk memastikan terpenuhinya hak suara setiap pemilih. KPU sejak awal harus memastikan bahkan di sebuah daerah terpencil dengan populasi hanya beberapa pemilih saja, mereka berhak mencoblos pada 14 Februari 2024.
Namun, dari proses elektoral rumit inilah, para wakil rakyat dan pemimpin bisa terpilih dan memperoleh legitimasi untuk mengelola kekuasaan bagi kepentingan orang banyak. Keterpilihan mereka untuk mengawal kepercayaan rakyat lahir dari keputusan-keputusan lahiriah dan batiniah para pemilih sebagai bentuk kedaulatan penuh saat berada di bilik suara.
Fase kampanye menjadi ajang aktualisasi dan pengenalan diri serta visi dan misi ribuan calon wakil rakyat. Begitu pula kontestan yang 'bertanding' di Pemilihan Presiden 2024. Kita akan menyaksikan lahirnya pemimpin baru menggantikan posisi Joko Widodo yang telah dua periode memimpin bangsa ini.
KPU telah menetapkan tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Ada tiga pasangan berdasarkan nomor urut, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Sepak terjang mereka sudah terbentang panjang sehingga kita tinggal memilih mana di antara ketiganya yang layak untuk memimpin negara berpenduduk 276 juta jiwa ini. Debat capres-cawapres yang dipertontonkan melalui media bisa menjadi bahan tambahan pertimbangan dalam memilih.
Tidak ada istilah seperti 'membeli kucing dalam karung' karena rekam jejak hingga kapasitas kepemimpinan mereka bisa dilihat melalui beragam media. Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman masing-masing calon, sudah selayaknya kita memasuki bilik TPS dengan riang gembira.
Ini untuk merayakan sebuah pesta bertajuk kebebasan berdemokrasi ketika tiap individu memakai haknya secara penuh dalam menetapkan pilihan calon wakil rakyat dan capres-cawapres. Bilik suara akan menjadi saksi bisu bagaimana kita, rakyat Indonesia, mengendalikan secara penuh suara yang dimiliki.
Rakyat memiliki hak berdaulat untuk memutuskan siapa saja yang pantas dipercaya untuk mewakili suara mereka di parlemen, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun pusat. Begitu pula siapa capres-cawapres yang pantas untuk bertugas memimpin bangsa ini pada 2024-2029.
Masih ada cukup waktu untuk merenung sejenak dan memastikan kembali bahwa kita tidak akan salah dalam memilih mereka, para wakil rakyat. Juga menentukan pilihan pemimpin yang akan dipilih telah diyakini akan benar-benar cakap untuk membawa bangsa Indonesia melangkah lebih maju dan makin sejahtera.
Tanggal 14 Februari 2024 semakin dekat, sudah saatnya bangsa Indonesia merayakannya dengan memilih secara cermat dan gembira, siapa pun yang hendak dipilih nantinya. Selamat mencoblos.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari