PT Pelindo mempercepat digitalisasi dengan mengoperasikan gerbang otomatis di 29 pelabuhan pada 2024. Langkah ini merupakan upaya mewujudkan pelabuhan bebas pungli dan meningkatkan efisiensi operasional. Transformasi ini diharapkan menciptakan layanan pelabuhan yang lebih transparan dan modern.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memperluas penerapan gerbang otomatis (autogate) di 29 pelabuhan pada 2024. Itu merupakan komitmen dalam mewujudkan pelabuhan yang bersih dari pungutan liar (pungli).
"Dengan otomatisasi gerbang, pembayaran yang sebelumnya dilakukan secara tunai berubah menjadi nontunai (cashless)," kata Direktur Pengelola Pelindo Putut Sri Muljanto melalui keterangannya di Jakarta, Minggu (7/7/2024).
Mulai Juli 2024 hingga akhir tahun, kata dia, Pelindo akan mengoperasikan gerbang otomatis di empat pelabuhan di regional 1, tiga pelabuhan di regional 2, 14 pelabuhan di regional 3, dan delapan pelabuhan di regional 4.
Keempat pelabuhan yang akan mengoperasikan gerbang otomatis di Regional 1, yaitu Gunung Sitoli, Sibolga, Tanjung Balai Asahan, dan Lhokseumawe. Sedangkan tiga pelabuhan di regional 2, yaitu Cirebon, Bengkulu, dan Palembang.
Berikutnya, 14 pelabuhan di regional 3, yakni dari Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Tanjung Tembaga Probolinggo, Waingapu (Sumba), Maumere (Flores), Bima, Ende-Ippi, Kalabahi, Labuan Bajo, Kotabaru, Batulicin, Sampit, Kalianget, Tegal, dan Tanjung Wangi.
Kemudian di regional 4, yaitu Manokwari, Jayapura, Biak, Fakfak, dan Merauke di Papua, Tolitoli dan Pantoloan di Sulawesi Tengah, serta Gorontalo.
Menurut Putut, pengoperasian gerbang otomatis dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan trafik kendaraan di pelabuhan yang akan diterapkan sistem autogate. "Kita juga melihat hasil evaluasi atas penerapan autogate di pelabuhan-pelabuhan terdahulu yang dapat dijadikan best practices," kata Putut.
Ia mengatakan, selain bertujuan melakukan standardisasi operasi pelabuhan, gerbang otomatis juga untuk mewujudkan pelabuhan yang bersih dari pungli. Diketahui pada 2023, Pelindo telah mengimplementasikan gerbang otomatis di 13 pelabuhan di Indonesia, menyusul lima pelabuhan yang sudah menerapkan sistem cashless sebelumnya, yaitu Banten, Tanjung Pandan, Sunda Kelapa, Banjarmasin, dan Gresik serta 12 pelabuhan yang sebagian besar berada di wilayah Indonesia Timur.
Dengan demikian, sampai akhir 2024, ditargetkan 59 pelabuhan mengoperasikan gerbang otomatis.
Komitmen Kuat
Sementara itu, di Pelindo Regional 2 Lampung, komitmen memberantas pungli dan suap di area pelabuhan dilakukan melalui digitalisasi pelabuhan. "Transformasi digitalisasi yang telah diterapkan bertujuan untuk memangkas birokrasi serta mempermudah pengguna jasa dalam melakukan aktivitas kepelabuhan."
Demikian disampaikan GM Pelindo Regional 2 Panjang Imam Rahmiyadi, berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Minggu (7/7/2024). Menurut Imam, hal itu menjadi salah satu bentuk komitmen dalam memberantas pungli serta suap.
"Digitalisasi tidak hanya dilakukan pada layanan kapal, melainkan juga di lini layanan lainnya. Salah satunya yaitu penerapan single truck identification data (STID), yang merupakan program nasional Stranas PK," katanya.
Menurut dia itu dilakukan untuk menertibkan kendaraan yang berkegiatan di Pelabuhan Panjang, sehingga kegiatan bongkar muat dan kegiatan jasa kepelabuhanan lainnya dapat berjalan kondusif aman dan bebas dari pungli.
"Aplikasi STID telah sudah diaplikasikan sejak 2022 untuk mendukung program Stranas PK. Selain itu, Pelindo pun menyediakan aplikasi atau sistem untuk melaporkan tindakan curang, korupsi, dan pemerasan bagi seluruh pihak terkait yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan yang terindikasi melanggar aturan yang dilakukan oleh insan Pelindo melalui sistem independen yaitu whistleblowing system pada website pelindobersih.pelindo.co.id yang dapat diakses setiap hari," ucap Imam, yang juga mengimbau seluruh pengguna jasa dan masyarakat agar bila menemukan tindakan yang berkaitan dengan pungli ataupun suap segera melaporkan melalui whistleblowing system (WBS).
Komitmen Pelindo dalam memberantas pungli serta suap melalui digitalisasi pelabuhan telah mendapatkan apresiasi dari Dewan Pengurus Wilayah ALFI/ILFA Lampung dan Dewan Pengurus Cabang Indonesian National Shipowners Association (DPC INSA) Lampung.
"Kini permintaan atas layanan kapal kepada Pelindo dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, melalui aplikasi digital, sehingga prosedurnya menjadi lebih ringkas dan tidak lagi diperlukan kontak fisik di loket. Hal ini efektif menutup celah tindakan pungli di Pelabuhan Panjang. Dengan digitalisasi, detail informasi layanan juga menjadi transparan, sehingga kami merasa lebih nyaman," ujar Ketua Dewan Pengurus Cabang Indonesian National Shipowners Association (DPC INSA) Provinsi Lampung H Yusirwan.
Dengan digitalisasi pelabuhan yang telah dilakukan di Pelabuhan Panjang, Yusirwan menegaskan, layanan kepada pengguna jasa di pelabuhan itu terbebas dari pungli. "Layanan atas aktivitas kapal di Pelabuhan Panjang saat ini dapat dilakukan dengan mudah dan transparan dengan penerapan teknologi digital," tambahnya.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari