Sirkuit Mandalika telah diresmikan dan siap dijadikan sebagai lokasi penyelenggaraan balap Super Bike, pada 19--21 November 2021. Satgas Covid-19 diperintahkan mengawal aksi protokol kesehatan.
Mengenakan jaket hitam sporty, dengan tulisan Rabbit Wheels di bagian dadanya, Presiden Joko Widodo melangkah ke mimbar yang ada di pinggir arena balap. Dengan helm balap bertengger di kepala, Presiden Jokowi menandatangani batu prasasti yang diletakkan di meja mimbar. Begitulah suasana upacara peresmian Sirkuit Mandalika yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat, 12 November 2021.
Acara berikutnya, Presiden Jokowi bersiaga di belakang batang kemudi motor Kawasaki warna hijau RI-1 miliknya. Begitu bendera start diangkat oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Presiden Jokowi segera memacu Kawasaki W175-nya menyisir sirkuit baru itu, dengan diikuti sejumlah pengawal dan pejabat. Dalam tempo 3--4 menit, satu lap terlampaui. Bendera finish pun diangkat.
‘’Karena habis hujan, lintasan agak licin, saya nggak berani ngebut. Ada 17 titik tikungan yang cukup sulit untuk ukuran saya. Tapi, yang lain jauh tertinggal di belakang,” kata Presiden Jokowi bercanda. Meski cuaca masih mendung, wajah Presiden Jokowi cerah. Sebuah sirkuit balap kelas dunia sudah hadir di Indonesia, di KEK Mandalika.
“Sirkuit Mandalika dengan panjang sirkuit 4,3 kilometer, dibangun dengan teknologi aspal terbaru, stone mastic asphalt (SMA), telah selesai dibangun dan siap untuk digunakan. Semuanya siap digunakan untuk mendukung penyelenggaraan event-event kelas dunia di Kawasan Mandalika ini, dan yang sebentar lagi akan diselenggarakan ialah World Superbike 2021 dan dilanjutkan nanti pada Maret 2022 dengan MotoGP,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya, seusai menjajal sirkuit.
Satu paket dengan Sirkuit Mandalika, Presiden Jokowi pun meresmikan jalan bypass yang menghubungkan Bandara Internasional Lombok (BIL) dengan KEK Mandalika. Jalan sepanjang 17,3 kilometer, dengan arah lurus utara-selatan itu telah siap digunakan dan akan memangkas waktu tempuh dari bandara ke KEK Mandalika.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur bahwa pembangunan jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok sampai ke KEK Mandalika telah selesai dibangun dan siap untuk digunakan. Sehingga waktu tempuhnya hanya 15 menit,” ungkapnya. Infrastruktur penunjang sirkuit telah siap.
Namun, Presiden Jokowi terus mengingatkan agar pelaksanaan ajang balap motor internasional di Sirkuit Mandalika tetap memerhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai ini. “Sekali lagi, protokol kesehatan harus ketat. Saya sudah perintahkan agar tata kelola setiap event didampingi Satgas (Covid-19) supaya satgas menjaga protokol kesehatannya,” imbuhnya.
Kepala Negara berharap, Sirkuit Mandalika itu bisa memunculkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di NTB. Presiden Jokowi meyakini, perhelatan internasional seperti World Superbike dan MotoGP itu akan bisa memberi dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Saya kira ini sebuah perhelatan besar yang setiap tahun terus akan diadakan di Sirkuit Mandalika dan itu dipastikan akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTB. Ya ini dicoba dululah World Superbike, nanti MotoGP dilaksanakan, kita evaluasi, baru kita akan ke arah mana akan kelihatan nanti,” katanya.
Sirkuit Mandalika itu dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero), yang saat ini lebih dikenal dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Adapun ITDC ini adalah bagian dari InJourney, sebuah holding BUMN pariwisata yang beroperasi pasca terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) nomor 104 tahun 2021 tanggal 6 Oktober 2021.
Dari Kuta ke Kuta
KEK Mandalika adalah salah satu destinasi wisata superprioritas yang dikembangkan Pemerintahan Presiden Jokowi. Bersama Kawasan Wisata Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo (Flores), Likupang (Sulawesi Utara), Mandalika dikembangkan menjadi destinasi baru dengan kelas dunia, dan disebut “Bali Baru”.
Istilah Bali Baru itu digulirkan untuk menunjukkan bahwa kelima destinasi wisata itu telah disiapkan dengan standar pelayanan turisme yang setara dengan Bali. Pada sisi lain, dengan jumlah wisatawan asing yang bisa mencapai 6,2 juta orang dan pelancong domestik 10,5 juta, seperti pada 2019, Bali akan terlalu padat pada musim liburan. Mandalika pun bisa jadi pilihan yang tak mengecewakan.
Berada di mulut teluk selebar 3 km, kawasan ini memiliki hamparan pantai yang landai dan air laut yang bening. Di situ berderet kawasan pantai yang menawan. Ada Kuta Beach yang punya landmark berupa dua bukit karang yang menjorok ke laut. Ada Pantai Pasir Merica dengan butiran pasir yang bulat sebesar merica dan berwarna cokat hingga krem. Ada pula pantai Mandalika yang berkonsep taman dan Pantai Seger yang lebih dekat ke sebuah tanjung.
Fasilitas penginapan sudah banyak terdapat di sana, mulai kelas losmen hingga hotel bintang lima. Restoran, bar, kafe, dan art shop pun bertebaran. Layanan transportasi lokal pun sama mudahnya dengan Bali. Akses cepat ke Mandalika adalah melalui jalur udara. Namun, bagi yang punya waktu menikmati perjalanan ke Mandalika dan pulang lewat Bali atau sebaliknya, lewat jalur laut, menyeberangi Selat Lombok.
Dari Mandalika ke Bali ada layanan kapal feri 24 jam. Jarak Mandalika ke Pelabuhan Feri Lembar di Lombok Barat adalah 50 km, dan dapat ditempuh dalam waktu 1–1,5 jam. Waktu tempuh untuk menyeberang sekitar 3,5 jam, melintasi jarak 71 km, untuk tiba di Pelabuhan Feri Padang Bay, Bali. Dari Padang Bay ke Pantai Kuta Bali jaraknya 54 km, dan butuh waktu tempuh 1,5 jam pula. Maka, setidaknya diperlukan waktu 6,5 jam ditambah waktu tunggu bongkar muat. Cukup makan waktu.
Kalau mau cepat, jalan udara pun tersedia. Durasi penerbangan Lombok–Bali atau sebaliknya tak sampai 30 menit.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari