Indonesia.go.id - BEI Bidik Jumlah Investor Naik 2x Lipat

BEI Bidik Jumlah Investor Naik 2x Lipat

  • Administrator
  • Jumat, 1 Juli 2022 | 21:40 WIB
BURSA
  Ilustrasi. Sepanjang 2021, BEI berhasil menutup 2021 dengan kinerja positif dengan IHSG mencapai posisi 6.581,5, setelah mengalami penurunan pada masa pandemi di 2020. ANTARA FOTO
Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang target hingga 2026 bisa meraih kapitalisasi pasar Rp13.500 triliun dan jumlah investor naik lebih dari dua kali lipat.

Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja memilih jajaran manajemennya untuk periode 2022--2026. Manajemen baru itu resmi menggantikan manajemen periode 2018--2022.

Jajaran manajemen baru itu pun melontarkan sejumlah target dan program kerjanya. Antara lain, menargetkan kapitalisasi pasar (market cap) hingga Rp13.500 triliun, dari pencapaian saat ini Rp9.097 triliun.

“Kami telah menetapkan target kapitalisasi pasar Rp13.500 triliun. Kami juga berharap, jumlah investor akan naik lebih dari dua kali lipat dari saat ini. Emiten tercatat naik lebih dari 100 persen hingga 2026. Kami akan terus memonitor target itu setiap tahun,” ujar Iman Rachman, usai terpilih jadi pimpinan puncak bursa efek pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI, Rabu (2/6/2022).

Untuk jajaran dewan direksi BEI, selain Iman Rachman yang menjabat sebagai Direktur Utama BEI, menggantikan Inarno Djajadi, RUPST juga menunjuk I Gede Nyoman Yetna sebagai direktur penilaian perusahaan.

Berikutnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Sihar Manullang, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Sunandar, Direktur Pengembangan Jeffrey Hendrik, dan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa Effenita Rustam.

Selain mengincar kapitalisasi pasar Rp13.500 triliun, BOD bursa itu juga mengincar pertumbuhan investor hingga dua kali lipat dan jumlah perusahaan tercatat (emiten) naik lebih dari 100 persen dalam empat tahun ke depan.

Menurut catatan BEI, hingga 29 Juni 2022 kapitalisasi pasar mencapai Rp9.069 triliun dan jumlah emiten mencapai 787 perusahaan. Adapun, jumlah investor pasar modal tercatat 8,86 juta per Mei 2022.

Harus diakui, kinerja BEI terus membaik dalam beberapa tahun ini seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap bursa yang pernah mencatat sebagai salah satu bursa terbaik di kawasan Asia Pasifik itu. Bahkan, ketika membuka perdagangan saham di awal 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan apresiasinya terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2021.

Pada tahun lalu, IHSG tercatat pernah menguat 10,1 persen. Kenaikan IHSG tersebut tercatat lumayan tinggi dibanding bursa saham di beberapa negara lain, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura. “Ini sebuah angka yang lumayan tinggi. Dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara, kita masih paling atas. Singapura naik 9,8 persen, Malaysia terkoreksi 3,7 persen, Fiipina hanya menguat 0,2 persen, sementara kita di 10,1 persen. Ini prestasi yang patut disyukuri," kata Presiden Jokowi, ketika membuka perdagangan saham 2022 di BEI, Senin (3/1/2022).

Apa yang disampaikan Kepala Negara benar adanya. Sepanjang 2021, BEI berhasil menutup 2021 dengan kinerja positif dengan IHSG mencapai posisi 6.581,5, setelah mengalami penurunan pada masa pandemi di 2020.

Total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun atau meningkat 18,4 persen secara tahunan. Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham sepanjang 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2 persen secara tahunan dengan nilai Rp13,4 triliun.

Pada 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan 91,1 persen secara tahunan menjadi 1,29 juta transaksi per hari. Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada 9 Agustus 2021.

Selain itu, rerata volume perdagangan harian saham juga meningkat 81,4 persen secara tahunan menjadi 20,6 miliar saham per hari. Adapun volume perdagangan harian saham menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 50.982.543.199 saham pada tanggal 9 November 2021.

Dari sisi perusahaan tercatat, aktivitas jumlah pencatatan efek baru saham masih bertumbuh secara positif. BEI mampu mencatatkan 54 perusahaan tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp62,61 triliun, yang merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah BEI.

Hal ini mengantarkan jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 766 perusahaan tercatat pada akhir 2021. Dari segi pengembangan investor, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93,0 persen secara tahunan, pada 2021.  

 

Investor Saham

Sementara itu, pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6 persen secara tahunan. BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan dan Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal Indonesia--PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)--juga turut secara aktif mengedepankan program terkait ekonomi hijau atau environment, social, and governance (ESG).

Apa saja instrumen ESG tersebut? Meliputi, fasilitasi penerbitan green bond, reksa dana (termasuk reksa dana yang diperdagangkan di Bursa) dengan tema ESG, penerbitan dua indeks bertema ESG pada 2021 sehingga kini terdapat 4 indeks terkait ESG di BEI.

Selain itu, BEI juga melakukan efisiensi sarana pelaporan secara elektronik (paperless), peluncuran IDX Microsite ESG, serta serangkaian kegiatan edukasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholders, untuk mengakselerasi program ekonomi hijau.

Itu sejumlah prestasi dari direksi periode sebelumnya. Pertanyaan selanjutnya, apa saja yang akan menjadi andalan BOD BEI selama empat tahun mendatang.

Iman pun membeberkan sejumlah program unggulan yang siap dilaksanakan. Pertama, peningkatan transaksi harian. Kedua, peningkatan perusahaan tercatat, dan ketiga, peningkatan jumlah investor pasar modal.

“Ini yang menjadi program unggulan kami, karena parameter itu yang menjadi indikator peningkatan pengembangan industri pasar modal,” ujarnya.

Iman juga sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada direksi sebelumnya. “Capaian sebelumnya BEI akan kami lanjutkan bersama dengan direksi yang lainya. jajaran direksi BEI periode 2022-2026 akan melanjutkan rencana dan target dari jajaran direksi BEI sebelumnya,” ujar Iman berjanji.

Dirut BEI yang baru itu menjelaskan manajemen akan mengikuti target yang sudah ada untuk periode 2022, karena sudah ditetapkan. “Kalau 2023, akan kami lakukan penajaman dan melihat kondisi. Terus terang, target 2022 sudah ditetapkan dan kami melakukan penyesuaian terhadap target 2022,” ujarnya.

Iman menambahkan, untuk rencana strategi ke depan, jajaran direksi BEI yang baru akan melakukan sinergi dengan pemangku kepentingan dan memerlukan dukungan oleh semua stakeholders pasar modal.

“Apa yang dilakukan direksi sekarang terkait inovasi produk. Yang mungkin sudah terpikirkan oleh direksi terdahulu, tapi belum sempat dilakukan. Selaku direktur utama yang sah, saya pastikan seluruh direksi bisa melakukan rencana strategi,” sebut dia.

Selamat bekerja manajemen baru Bursa Efek Indonesia periode 2022-2026. Semoga kinerjanya semakin moncer dan berjaya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari