Pandemi Covid-19 sudah berlangsung sembilan bulan. Meski tingkat kasus positif corona di sejumlah daerah cukup tinggi, masa adaptasi kebiasaan baru sudah dijalankan secara bertahap. Salah satunya, di sektor pariwisata.
Pemerintah menilai, di era adaptasi kebiasaan baru, menggulirkan kembali sektor pariwisata nasional adalah kunci untuk membangkitkan perekonomian nasional. Para pelancong baik dari dalam negeri dan mancanegara bisa melepaskan penat setelah berdiam berbulan-bulan di rumah. Selain itu mereka juga memutar kembali perekonomian sektor pendukung pariwisata seperti hotel, travel, pegiat seni budaya, kuliner, produk oleh-oleh, transportasi, hingga pemandu wisata.
Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Wishnutama Kusubandio, selaku penggerak utama kemajuan industri pariwisata Indonesia, mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan destinasi pariwisata. Terutama untuk lima tujuan superprioritas yaitu, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Borobudur (Jawa Tengah-Yogyakarta), Danau Toba (Sumatra Utara), Likupang (Sulawesi Utara), dan Mandalika (Nusa Tenggara Barat).
Protokol keamanan dan keselamatan tersebut bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan industri pariwisata di destinasi wisata nasional.
Menurut Wishnutama, protokol tersebut disusun sebagai standard operating procedure (SOP) yang komprehensif. Berisi tentang langkah pencegahan, mitigasi, dan tanggap darurat pada potensi dan kejadian yang mengancam kesehatan, keamanan, dan keselamatan wisatawan. Protokol tersebut dibuat dengan melibatkan pemerintah daerah setempat dan masyarakat lokal. Yakni, untuk bersama-sama meningkatkan daya juang dalam mempertahankan industri pariwisata di destinasi pariwisata masing-masing daerah.
Lima destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) ini merupakan bagian dari 10 destinasi pariwisata prioritas atau Bali Baru yang dikembangkan pemerintah Indonesia sejak 2015. Kesepuluh destinasi wisata tersebut adalah Danau Toba di Sumatra Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo-Tengger-Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.
Sebagai bukti kesungguhan pemerintah dan komunitas pariwisata maupun ekonomi kreatif kawasan Labuan Bajo menggelar simulasi protokol keselamatan, keamanan, dan keselamatan, Kamis (12/11/2020). Tujuannya untuk membangun kepercayaan publik nasional dan internasional, serta menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan berwisata di Indonesia.
Kegiatan berlangsung di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, dengan menerapkan tiga skenario penanganan ketanggapdaruratan. Pertama, skenario yang fokus pada penanganan sistem peringatan dini (early warning system) pada peristiwa gempa bumi yang berpotensi tsunami.
Kedua, skenario yang berfokus pada penanganan ketanggapdaruratan pada peristiwa kecelakaan wisatawan yang mengalami serangan jantung. Serta ketiga, skenario yang berfokus pada ketanggapdaruratan pada peristiwa pada kecelakaan kapal tenggelam.
Simulasi yang disiarkan secara live streaming tersebut juga disaksikan oleh para menteri dan pejabat pusat dan daerah. Kegiatan simulasi ini mengkolaborasikan 23 kementerian dan lembaga adalah yang pertama dilakukan di Indonesia. Rencananya akan dilakukan di destinasi pariwisata nasional lainnya. Untuk dapat bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara, strategi pemerintah pada 2020 adalah menjaring lebih banyak turis domestik lokal dan mancanegara dengan membuka destinasi wisata prioritas ini.
Adapun, akibat pandemi Covid-19, Kemenparekraf telah mengoreksi target kunjungan turis mancanegara tahun 2020 dari sekitar 18 juta menjadi pada kisaran 2,8 juta–4 juta orang. Sementara itu dari target turis domestik terkoreksi 120–140 juta dari prediksi sebelumnya 300 juta orang. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada September 2020 hanya berjumlah 153.498 orang. Jumlah ini merosot hingga 88,95 persen dibandingkan September 2019 yang berjumlah 1.388.719 kunjungan. Sedangkan jika dibandingkan dari Januari 2020 juga anjlok dari 1.272.083 kunjungan.
Labuan Bajo dipilih sebagai lokasi simulasi karena memiliki nilai strategis. Di antaranya pada 2023 Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Summit dan G20. Protokol keselamatan dan keamanan bagi para pengunjung menjadi syarat mutlak di kawasan tersebut. Destinasi wisata andalan Labuan Bajo adalah Taman Nasional Komodo (TNK). Kawasan sudah amat tersohor karena telah memiliki label global.
Aktivitas wisata bahari sekaligus mengamati satwa Komodo di TNK selama ini telah menarik minat ratusan ribu wisatawan domestik maupun mancanegara setiap tahun. Sejak ditetapkan sebagai taman nasional hingga saat ini, sarana prasarana di TNK terus dikembangkan baik untuk wisata alam, edukasi, maupun penelitian.
Kini pemerintah sedang menyiapkan sejumlah spot wisata premium di TNK. Tentunya dengan didukung oleh sumber daya masyarakat setempat serta diperkuat oleh protokol kesehatan, keamanan, dan keselamatan bagi para wisatawan.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Eri Sutrisno/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini