Menurut dia, BNPB menerjunkan tim dan posko lapangan dibeberapa titik baik di Pulau Bali, Pulau Lombok dan Pulau Jawa yang menjadi pintu masuk dan keluar menuju Bali.
Nusa Dua, InfoPublik - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan posko protokol kesehatan (Prokes) dan kebencanaan di sejumlah titik selama perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan mengatakan, untuk di wilayah Bali ada beberapa posko salah satunya di kawasan Puja Mandala, Nusa Dua.
Fajar dan rombongan pun telah melakukan pemantauan personil dan peralatan yang disiapkan oleh BNPB beserta lembaga terkait untuk mendukung perhelatan G20 di sejumlah posko.
Menurut dia, BNPB menerjunkan tim dan posko lapangan dibeberapa titik baik di Pulau Bali, Pulau Lombok dan Pulau Jawa yang menjadi pintu masuk dan keluar menuju Bali.
"BNPB melakukan penguatan dukungan yang menunjang pegelaran G20, terkait protokol kesehatan COVID-19, penanganan PMK dan tentunya bencana alam," kata Fajar dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Rabu (16/11/2022).
Menurutnya, BNPB akan bersiaga sejak sebelum puncak kegiatan G20 hingga selesai, sebagai bentuk langkah kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi.
"BNPB harus siap siaga di daerah pelaksanaan, nantinya ketika dibutuhkan kita dapat memberikan penanganan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya," imbuhnya.
"Keselamatan adalah prioritas utama baik VVIP, VIP hingga masyarakat. SOP telah dibuat, sehingga ketika terjadi bencana jangan menunggu komando tapi secara otomatis langsung melaksanakan tugasnya masing-masing," tutur Fajar.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB menjelaskan, panduan dan rencana kontinjensi yang telah disusun sebelumnya diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kebijakan yang terlibat penanganan bencana di Bali.
"Ancaman gempa bumi sudah dipetakan, sudah dilatih dalam Tabletop Exercise dan Tactical Floor Game, sudah ada rencana kontijensi dari saat terjadi bencana sampai dengan evakuasi," ujar Radit.
"Panduan yang sudah telah dihasilkan akan menjadi panduan bagi semua yang ada di lapangan ketika terjadi bencana," terang dia.