Namun bagaimana kalau menari bersama orang mati? Ya, mungkin terdengar aneh. Tetapi, boleh percaya atau tidak, di Madagaskar, rupanya memang terjadi ritual menari bersama orang meninggal atau mati.
Memang, banyak ritual unik sekaligus menyeramkan dari berbagai negara.
Di antaranya adalah Famadihana, yang merupakan ritual menari bersama orang mati. Yang melakukannya adalah Suku Malagasi di Hauts Plateaux, Madagaskar.
Tentang ritual menari dengan orang mati, atau yang dikenal juga sebagai 'Memutar Tulang' ini biasa dilakukan setiap 5 atau 7 tahun sekali.
Pada ritual ini memiliki tahapan yaitu saat mereka akan menggali kubur, mengeluarkan jasad leluhur dan membungkusnya kembali dengan kain kafan yang baru, hingga kemudian diikat dengan tali.
Nah, setelah semua siap, dengan disaksikan anggota keluarga, maka orang yang telah meninggal itu akan bersorak menyambut tulang belulang leluhurnya.
Kemudian mereka akan berpesta, menari-nari diiringi hentakan musik. Yang menarik saat melakukan atraksi tersebut sesekali mereka melakukan atraksi mengangkat jasad leluhur.
Bagi yang menghadiri ritual ini, diperuntukan siapa saja boleh hadir, tidak hanya sebatas keluarga.
Tetapi nemang diperuntukan secara khusus untuk sanak saudara, biasanya mereka akan mendekati jasad, kemudian bernyanyi, tertawa-tawa sambil.dilanjutkan secara dan perlahan membuka bungkusan.
Selanjutnya adalah, dengan tenang mereka menyiram anggur ke atas tumpukan tulang dan menutupnya kembali. Memastikan bungkusan tertutup, selanjutnya tulang belulang tersebut kembali dikuburkan ke dalam tanah. Di sinilah terjadi kembali diiringi tarian.
Bagi kepercayaan di Famadihana meyakini ritual ini memiliki makna tersendiri dan sangat sakral.
Terutama bagi, suku Malagasi mempercayai, kalau Famadihana adalah perwujudan rasa cinta terhadap keluarga yang telah meninggal.
Ketika berlangsungnya proses ritual unik ini, semua anggota keluarga tidak peduli dan memimirkan di mana mereka tinggal saat menghadiri prosesi ritual tersebut.
Seperti halnya acara adat yang lain, kehadiran semua anggota keluarga disertai dengan bawaan yang banyak seperti daging, sup, permen, minuman dan sebagainya.
Dipastikan saat menghadiri ritual ini, hampir seluruh anggota keluarga bergembira, khususnya dengan pengangkatan tulang belulang.
Setelah jasad yang terurai, mereka juga menpercayai bahwa roh orang yang telah meninggal akhirnya akan bergabung bersama para leluhurnya. Dan tentu saja seremonial penyatuan ini yang tepatnya akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Bagi para wisatawan yang pernah menyaksikan ritual menari bersama orang meninggal ini, tentu saja seilah mendapatkan pengalaman dibalut sukacita dan musik yang heboh.
Namun kalau boleh jujur, tetap saja menyaksikan prosesi sakral ini akan berasa seram karena menari bersama orang yang sudah meninggal, pasti akan membuat bulu roma orang hadir dan menyaksikan berdiri, seram merasakan ketakutan.
Untuk mendapatkan pengalaman langsung di Famadhana ini, bisa datang berkunjung pada sekitaran bulan Juli dan September. Di bilan tersebut biasanya akan berlangsung ritual menari bersama orang mati. (K-HP)