Indonesia.go.id - Indonesia Dorong Pertumbuhan Investasi di Kawasan ASEAN

Indonesia Dorong Pertumbuhan Investasi di Kawasan ASEAN

  • Administrator
  • Kamis, 24 Agustus 2023 | 14:32 WIB
ASEAN
  Sejumlah mobil parkir di pabrik otomotif di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023). Industri transportasi jadi salah satu penggerak utama pertumbuhan FDI di ASEAN pada tahun lalu. ANTARA FOTO
Indonesia pada 2022 mengalami pertumbuhan investasi asing tertinggi kedua di kawasan negara-negara Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).

Seturut situasi global yang tak menentu, kawasan ASEAN masih amat menjanjikan bagi investor global. Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2022 menunjukkan, aliran investasi asing atau Foreign Direct Investment (FDI) di ASEAN naik lima persen menjadi USD224 miliar.

Porsi arus masuk FDI global di kawasan ini terus meningkat, dari yang awalnya kurang dari 15 persen menjadi lebih dari 17 persen dari total FDI global. Aliran masuk FDI ASEAN pada 2022 ini bahkan melebihi aliran masuk FDI ke Tiongkok selama dua tahun berturut-turut,

Tercatat, enam negara dari 10 anggota ASEAN menerima arus FDI yang lebih tinggi. Singapura mencatat peningkatan nilai tertinggi, terhitung lebih dari 60 persen FDI di ASEAN. Adapun FDI di tiga negara anggota lainnya yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam melampaui rekor sebelumnya. Sementara itu, Indonesia menjadi sasaran nomor dua tertinggi di ASEAN dengan USD22 miliar.

Investor global yang paling besar masih dipegang Amerika Serikat dengan nilai USD37 miliar. Naik enam persen dari tahun sebelumnya. Sumbangan terbesar berasal dari investasi manufaktur dan keuangan sebesar USD20 miliar. Sementara itu, FDI dari intra ASEAN menempati posisi berikutnya sebesar USD28 miliar.

Penggerak utama pertumbuhan FDI di ASEAN pada tahun lalu adalah investasi di bidang manufaktur, keuangan, perdagangan grosir dan eceran, transportasi dan penyimpanan, serta informasi dan komunikasi. Total kelima sektor itu menyumbang 86 persen dari total arus masuk FDI di ASEAN.

Manufaktur tetap menjadi sektor yang paling signifikan dengan investasi yang naik ke level tertinggi sepanjang masa sebesar USD62 miliar. Industri elektronik dan listrik di ASEAN tetap menjadi penerima utama investasi di bidang manufaktur. Dengan demikian, kawasan ASEAN masih menjadi magnet dan tujuan menarik bagi investor.

Oleh karena itu, soal pertumbuhan investasi menjadi salah satu capaian dalam KTT ASEAN ke-43. Hal tersebut akan dituangkan dalam Deklarasi Pemimpin ASEAN: Epicentrum of Growth yang selanjutnya akan disepakati para pemimpin negara ASEAN dalam KTT ASEAN Ke-43 di Jakarta, 5 September 2023.

Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN 2023 melalui Kementerian Investasi/BKPM mengusulkan sejumlah hal pokok untuk menjadi invetasi global sebagai penggerak pertumbuhan kawasan. Yakni, penguatan kerja sama dan pengembangan rantai pasok, khususnya pada sektor yang memberikan nilai tambah yang tinggi; penguatan UMKM, salah satunya dengan mempromosikan kemitraan dengan usaha besar; penguatan perlindungan investasi yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan sensitivitas, serta tingkat perkembangan masing-masing negara.

Hal itu diutarakan Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema Peluang Investasi melalui KTT ke-43 ASEAN sekaligus Konferensi Pers Road to ASEAN Summit 2023 di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

“Kami di Kementerian Investasi tentunya mendukung khususnya dari sisi investasi guna mendorong bahwa investasi di negara-negara ASEAN bukan hanya tumbuh di satu negara, melainkan juga anggota ASEAN harus memperoleh manfaat dari kerja sama antara negara ASEAN,” kata Riyatno.

Dijelaskannya, terdapat sejumlah faktor–faktor yang saling terkait dan dapat meningkatkan arus FDI. Antara lain, peningkatan investasi di berbagai modalitas (jenis proyek) yang menunjukkan sentimen investor yang semakin menguntungkan untuk wilayah tersebut.

Lebih lanjut, capaian tinggi FDI di bidang manufaktur membuktikan terjadi pemulihan kuat di kawasan ASEAN dari pandemi serta menggeliatnya industri. Faktor lainnya, strategi investasi korporasi yang berfokus pada perluasan kapasitas untuk membangun fasilitas rantai pasok (supply chain), memperkuat jaringan rantai pasok yang ada dan membangun pijakan regional yang lebih kuat.

Di samping itu ada faktor seperti peningkatan investasi dalam transisi energi, infrastruktur, dan ekonomi digital, serta minat investor yang signifikan dari beberapa negara investor. “Pelaksanaan proyek-proyek besar yang diumumkan sebelumnya juga berperan dalam mempertahankan tingkat investasi yang tinggi di wilayah ASEAN. Di mana industri yang menerima investasi signifikan pada 2021, misalnya, EV, elektronik, pusat data, ekonomi digital terus menerima investasi baru yang semakin diperluas, dan ditingkatkan pada 2022," tukasnya.

Untuk itu, pada ajang KTT ASEAN 2023 di Jakarta, Kementerian Investasi/BKPM akan menggelar Forum Investasi ASEAN pada 2-3 September 2023 sebagai agenda tambahan (side event) dari KTT ASEAN. Kementerian Investasi berkolaborasi dengan Kemenko Perekonomian, Otorita IKN, ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan Kadin Indonesia terkait acara Forum Investasi ASEAN 2023.

Adapun kegiatan dalam Forum Investasi ASEAN yakni policy dialogue yang akan menghadirkan para menteri investasi atau kepala badan investasi ASEAN. Selain itu juga menampilkan para pejabat investment promotion dari masing-masing negara anggota ASEAN, dan juga pelaku usaha dari ASEAN-BAC. Kemudian juga akan menampilkan organisasi internasional serta menyelenggarakan eksibisi.

Eksibisi tersebut nantinya menampilkan peluang-peluang investasi dari 10 negara anggota ASEAN dan dari Kementerian Investasi akan menampilkan peta peluang investasi. Termasuk Indonesia akan mengenalkan pembangunan IKN Nusantara. Sebagai agenda untuk menarik investor baik dari negara anggota ASEAN maupun negara lainnya untuk masuk ke ibu kota baru negara tersebut.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari