Indonesia.go.id - ASEAN Dorong Kemajuan dan Kemakmuran Indo-Pasifik

ASEAN Dorong Kemajuan dan Kemakmuran Indo-Pasifik

  • Administrator
  • Rabu, 6 September 2023 | 07:10 WIB
ASEAN
  Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Dhoni Setiawan
Kawasan Indo-Pacifik kini telah menjadi arena rivalitas antarkekuatan dunia. Itulah agaknya yang menjadi semangat dalam pembentukan ASEAN Indo-Pasifik, di mana ditujukan agar kawasan itu aman dan damai, bahkan bisa menuju kemakmuran bersama.

Sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik, Indonesia juga berkepentingan terhadap kawasan regional yang aman, damai dan makmur. Oleh karena itulah, Indonesia menginisiasi membentuk ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF).

AIPF merupakan implementasi konkret dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang diadopsi negara-negara anggota ASEAN pada 2019.  AOIP sendiri merupakan inisiatif yang bertujuan memperkuat arsitektur regional yang inklusif.

AOIP juga dimaksudkan untuk mendorong kolaborasi ketimbang rivalitas di kawasan. Bahkan, lebih mementingkan memperkuat kerja sama win-win dan menangkap peluang yang ada di kawasan Indo-Pasifik.

Oleh karena kepentingan itu, Indonesia pun berinisiatif mengadakan ajang ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) yang bertajuk "Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific".

Kegiatan yang merupakan flagship event KTT ASEAN Indonesia 2023 itu digelar pada 5--6 September 2023 di Hotel Mulia, Jakarta. Forum itu dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (5/9/2023).

Pada kesempatan itu, Kepala Negara mengemukakan bahwa ASEAN Indo-Pasific Forum memiliki tiga agenda utama. Pertama, infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resilion. Pasalnya, jelas Presiden Jokowi, ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih kokoh melalui hilirisasi industri. “Pembangunan ekosistem EV adalah contoh konkret menciptakan rantai pasok kawasan," kata Presiden Jokowi.

Kedua, kata Presiden Jokowi, yakni pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif. ASEAN, katanya, membutuhkan USD29,4 triliun untuk transisi energi dan dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang profitable dan sustainable

"Yang ketiga, transformasi digital dan ekonomi kreatif. Ekonomi digital di ASEAN di 2030 diperkirakan tumbuh hingga USD1 triliun dan adopsi inovasi digital perlu diperkuat untuk mendukung ekonomi kreatif dan UMKM," jelasnya.

Nah, dalam konteks dan potensi itulah peran ASEAN ikut menstimulasi pertumbuhan kawasan Indo-Pasifik. Sebagai informasi, Indo-Pasifik adalah kawasan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang mencakup 65 persen dari populasi global. 

Pada 2030, kawasan tersebut diperkirakan akan menjadi rumah bagi dua pertiga kelas menengah di dunia. Oleh karena itu, tidak heran bila banyak negara menyadari bahwa kawasan Indo-Pasifik akan memainkan peran penting dan mendalam bagi masa depan mereka.

Di sisi lain, ASEAN sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik berperan penting menggerakkan ekonomi kawasan regional tersebut, apalagi dengan populasi sebesar 680 juta jiwa. ASEAN merupakan pasar yang potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan.

Atas dasar itulah, AOIP lahir pada KTT ke-34 ASEAN pada 2019 dengan latar belakang munculnya berbagai dinamika dan tantangan geopolitik dari berbagai negara yang berkepentingan di kawasan. ASEAN sebagai organisasi regional terbesar di Asia Tenggara memiliki peran strategis dalam menghadapi dinamika tersebut.

AOIP menjadi semakin relevan di tengah berbagai tantangan baru, seperti pemisahan ekonomi (de-coupling) antara AS dan RRT di berbagai lini, ramifikasi perang di Ukraina, dan kekhawatiran pembangunan kekuatan militer, serta proliferasi kekuatan nuklir di sekitar kawasan.  

“Namun, perlu diingat kawasan itu tidak imun dari berbagai tantangan global dan rivalitas geopolitik yang menajam khususnya potensi di Pasifik. Kita patut bersyukur bahwa di tengah melemahnya ekonomi dunia ekonomi ASEAN terbukti tangguh dan terus tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi kawasan lainnya,” ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara juga menilai, hadirnya ASEAN Indo-Pacific Forum untuk mengubah rivalitas di Indo-Pacific menjadi kerja sama yang bermanfaat serta membangun habit of cooperation yang win-win solution dengan tanpa satu pun negara di kawasan ASEAN merasa dikucilkan. 

Sebelumnya, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kementerian Luar Negeri Gery Sidharta mengemukakan, melalui forum itu, ASEAN merangkul negara-negara besar agar bekerja sama di kawasan Indo-Pasifik melalui prinsip-prinsip utama AOIP.

“Prinsip itu adalah penguatan sentralitas ASEAN, keterbukaan, inklusivitas, transparansi, nonintervensi, dan penghormatan terhadap hukum internasional," ujar Gery.

Gery menekankan bahwa prinsip-prinsip ini menjadi pegangan ASEAN untuk menjawab berbagai tantangan, sekaligus menunjukkan bahwa ASEAN tidak berpihak kepada negara besar mana pun demi menjaga kedamaian kawasan Indo-Pasifik.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari