Indonesia.go.id - IKN Ditetapkan, Ribuan Warga Serbu Balikpapan dan Samarinda

IKN Ditetapkan, Ribuan Warga Serbu Balikpapan dan Samarinda

  • Administrator
  • Rabu, 8 Januari 2020 | 21:06 WIB
LAPANGAN KERJA
  Presiden Joko Widodo meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Setelah Presiden Joko Widodo memutuskan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim), kontan Balikpapan dan Samarinda terkena imbasnya. Dua kota besar yang berada di antara Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara (dua kabupaten calon lokasi IKN) mulai diserbu pendatang pencari pekerjaan asal berbagai wilayah di Indonesia.

Sebagai daerah penyangga, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda sendiri telah mempersilakan pendatang para pengadu nasib. “Silakan pindah dan tinggal di Balikpapan, nggak dilarang. Ini hak asasi masyarakat. Tapi, tolong lengkapi data-datanya, surat-suratnya. Sehingga terpantau keperluan listrik, air, buang sampah, kebutuhan angkutan, dan data lainnya, supaya nantinya pemerintah dapat memenuhi kebutuhan mereka,” kata Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Balikpapan Hasbullah Helmi.

Perpindahan IKN memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendatang pencari kerja. Di benak mereka boleh jadi ada harapan besar untuk mendapatkan pekerjaan di bidang pembangunan infrastruktur dan bidang-bidang keahlian lain di lokasi calon IKN yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Mereka ingin masuk lebih awal ke Kaltim untuk mencuri start dalam perburuan merebut peluang-peluang tersebut dan juga untuk menyiapkan tempat tinggal bagi dirinya atau keluarganya serta kebutuhan lainnya.

Di Kota Balikpapan, menurut catatan Disdukcapil, lonjakan gelombang serbuan tenaga kerja sudah dimulai sejak Juli 2019. Di bulan itu tercatat 2.844 pendatang yang mengurus KTP Balikpapan. Bulan Juli adalah awal merebaknya isu Kaltim menjadi calon kuat Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, menggeser calon sebelumnya yaitu Provinsi Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang isunya lebih dulu menyebar santer berseliweran sebelumnya.

Sejak bulan Juli itu pula terus terjadi peningkatan permintaan mutasi penduduk ke Balikpapan dalam jumlah ratusan permintaan per bulannya. Dari data penerbitan surat keterangan (suket) penduduk Balikpapan pada Agustus-September tergambar; pada Agustus Disdukcapil mengeluarkan 5.720 suket, sementara September 8.373 suket penduduk. Data ini menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan penerbitan suket 2.563 lembar rentang dua bulan.

Dari pantauan IndonesiaGOID di Kantor Disdukcapil Balikpapan, masyarakat terlihat tertib saat mengurus berkas untuk perpindahan kependudukan. Sehingga meskipun ramai orang berdatangan mengurus surat kepindahan, masih bisa dilayani dengan baik. Pelayanan dari para pegawai Disdukcapil cukup cepat, hal ini karena dibantu dengan adanya 8 loket layanan dan 2 loket pengaduan. Warga yang mengurus kepindahan status kependudukan sebagai syarat untuk mencari pekerjaaan di Balikpapan hanya butuh waktu mengantre sekira 10 menit terhitung dari pengambilan nomor antrean.

Di Samarinda pun suasananya sama. Kantor Disdukcapil Samarinda sejak Juli 2019, juga mendapat serbuan pencari kerja dalam jumlah ribuan per bulannya. Hiruk-pikuk ribuan warga pencari kerja di Samarinda, Ibu Kota Provinsi Kaltim ini juga terkait rencana pembangunan IKN baru di Kabupaten PPU dan Kabupaten Kukar. Data yang ada di Disdukcapil Samarinda mengungkapkan pada Juli 2019 tercatat 10.906 pendatang yang masuk Samarinda, yang umumya dengan alasan untuk bekerja.

Ditemui di Samarinda, seorang pencari kerja yang datang dari Kalimantan Utara (Kaltara), Fathurrohman (25), menyatakan bahwa dirinya mengurus kepindahan domisili karena yakin akan banyak lapangan pekerjaan terkait pindahnya Ibu Kota Negara RI ke Kaltim. “Kebetulan saya juga baru saja menikah dengan wanita asli Samarinda, jadi lebih baik saya pindah domisili dan bekerja di sini,” tuturnya.

Miswar (26), lelaki asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang ditemui di kantor Disdukcapil Balikpapan, berkata, “Saya datang ke Balikpapan terus terang untuk bekerja di proyek pembangunan ibu kota negara. Saya pilih pindah penduduk ke Balikpapan karena kota ini sangat menjanjikan.” Miswar sudah memboyong istri dan anaknya, untuk pindah domisili, hidup, dan bekerja di Balikpapan. Satu orang keponakannya dari Makassar juga diajak untuk sama-sama mencari pekerjaan di lokasi calon Ibu Kota Negara (IKN).

Hal serupa disampaikan Alfrida Santi (22), pendatang asal Toraja Utara, Sulsel. Dikemukakannya, Kota Balikpapan jadi tempat adu nasib yang bagus. ”Saya baru datang di sini, sekitar seminggu. Saya sudah urus kepindahan penduduk. Saya nekat datang ke Balikpapan mengadu nasib, walaupun belum punya kerjaan, masih cari-cari. Tetapi saya yakin di Balikpapan lebih mudah mendapatkan pekerjaan, apalagi di sini dekat dengan Ibu Kota Baru,” kata gadis berambut panjang yang akrab dengan panggilan Santi ini. (M-1)