Indonesia.go.id - Pecahkan Rekor Susy Susanti, Rizki Juniansyah Jadi Atlet Termuda Peraih Emas Olimpiade

Pecahkan Rekor Susy Susanti, Rizki Juniansyah Jadi Atlet Termuda Peraih Emas Olimpiade

  • Administrator
  • Jumat, 9 Agustus 2024 | 08:58 WIB
OLIMPIADE
  Lifter Indonesia Rizki Juniansyah melakukan angkatan dalam kelas 73 kg putra Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena, Paris, Prancis, Kamis (8/8/2024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Rizki Juniansyah menorehkan sejarah dengan menjadi lifter Indonesia pertama yang meraih emas di Olimpiade 2024. Kemenangan di Paris ini menjadi kebanggaan bangsa, membawa "Indonesia Raya" berkumandang di panggung dunia angkat besi.

South Paris Arena di Paris Expo Complex yang menjadi lokasi pertandingan cabang olahraga (cabor) angkat besi Olimpiade 2024 Paris, Prancis, mendadak hening begitu "Indonesia Raya" berkumandang memenuhi seisi ruang yang dipadati ribuan penonton. Hari itu, Kamis (8/8/2024), lifter Rizki Juniansyah menjadi pengukir sejarah bagi menggemanya lagu kebangsaan Indonesia untuk pertama kalinya di podium cabor angkat besi Olimpiade. Rizki yang berdiri tegap dengan sikap sempurna sambil tangan kanannya memberi hormat ketika "Indonesia Raya" dilantunkan melalui pelantang suara, memaknai betul semboyan veni, vidi, vici.

Semboyan itu dicetuskan oleh pemimpin bangsa Romawi dan menjadi cikal bakal tercipta lomba Olimpiade kuno pada tahun 776. Menurut Clifford Ando dalam Imperial Ideology and Provincial Loyalty in the Roman Emperor, veni, vidi, vici berarti "saya datang, saya lihat, dan saya menang". Lifter yang tanggal 21 Juni lalu genap berusia 21 tahun sukses mengantar dirinya sebagai juara di kelas 73 kilogram putra cabor angkat besi dengan total angkatan 354 kilogram. Dalam laga final, ia menyingkirkan andalan Thailand, lifter Weeraphon Wichuma, yang hanya mampu mengangkat beban seberat total 346 kg dan harus puas membawa pulang sekeping perak ke Bangkok.

Rizki juga mampu mengalahkan total angkatan juara Eropa 2024 asal Bulgaria, Bozhidar Dimitrov Andreev, yang hanya memboyong perunggu. Weeraphon dan Andreev bukanlah lawan yang mudah ditaklukkan oleh Rizki di kelas 73 Kg. Sebab, Weeraphon adalah juara pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2023 di Arab Saudi dan Andreev merupakan perebut perunggu Kejuaraan Dunia 2019 di Thailand. Prestasi Rizki tak kalah mentereng, sebab dia mengantongi titel juara pada Kejuaraan Dunia IWF 2024 serta juara Kejuaraan Dunia Junior dua tahun berturut-turut pada 2021 dan 2022.

Hebatnya lagi, dalam usia 17 tahun saja, lifter asal Serang, Banten itu sempat mencatatkan lima rekor dunia junior untuk angkatan di kelas 73 kg. Sewaktu mengikuti Kejuaraan Dunia IWF 2024, dirinya berhasil memecahkan rekor dunia dengan total angkatan 365 kg. Sayangnya, total angkatan seberat 354 kg di Olimpiade 2024 yang mengantarnya sebagai juara masih di bawah catatan rekor dunia yang ia ciptakan di Thailand, April 2024 lalu.

Meski begitu, Rizki telah mengukir beberapa rekor baru di Paris. Ia mampu memecahkan rekor Olimpiade untuk angkatan clean and jerk yakni seberat 199 kg. Selain itu, dia menjadi atlet Indonesia termuda yang mampu membawa pulang medali emas ke tanah air sekaligus mengalahkan rekor pebulu tangkis putri Susy Susanti. Saat merebut emas pada Olimpiade 1992, Susy tepat berusia 21 tahun, 5 bulan, dan 19 hari. Sedangkan Rizki merebutnya dalam usia 21 tahun, 1 bulan, 22 hari.

Rizki juga menjadi lifter Indonesia pertama yang berhasil menyumbangkan emas bagi kontingen Merah Putih dalam ajang Olimpiade. Pasalnya, pencapaian terbaik lifter-lifter Indonesia adalah merebut perak Olimpiade yang ditorehkan oleh mendiang Raema Lisa Rumbewas (Olimpiade 2000; Olimpiade 2004), Citra Febrianti dan Triyatno (Olimpiade 2012). Kemudian ada Sri Wahyuni Agustiani (Olimpiade 2016), dan lifter legendaris Eko Yuli Irawan (Olimpiade 2016; Olimpiade 2020).

Rizki sungguh beruntung karena sewaktu laga final kelas 73 Kg digelar, dirinya ditonton langsung oleh ibunya Yeni Rohaeni Durachim serta kakak Rizki, Riska Anjani Yasin dari arena pertandingan. Sedangkan sang ayah, Mohamad Yasin hanya bisa menyaksikan laga sang anak melalui siaran langsung dari layar kaca yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta nasional. Bahkan, sebelum berlaga, Rizki membasuh tangan dan kaki sang ibunda. Ritual itu selalu dilakukannya dalam berbagai kesempatan sebelum bertanding.

"Saya berutang banyak kepada keluarga. Ayah mengajari saya cara melakukan clean and jerk yang benar. Mas Triyatno yang juga kakak ipar saya adalah pelatih saya. Ibu adalah segalanya bagi saya dan selalu melakukan ritual mencuci tangan dan kaki sebelum bertanding. Saya selalu berhasil memenangi pertandingan setelahnya," ungkap Rizki.

Yasin mengaku bangga dengan pencapaian anaknya itu. Mantan lifter nasional era 1990-an itu menangani sendiri program latihan Rizki di sasana latihan yang dibangun di dekat kediaman keluarga Yasin di Kota Serang. Selamat untuk Rizki Juniansyah atas pencapaian medali emas Olimpiade 2024 bagi kontingen Indonesia!

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari