Indonesia.go.id - PON 2024, Ajang Perkenalan Olahraga Baru

PON 2024, Ajang Perkenalan Olahraga Baru

  • Administrator
  • Selasa, 17 September 2024 | 13:00 WIB
OLAHRAGA
  Atlet skateboard Aceh T M Iffat Afkar beraksi pada ekshibisi skateboard kategori kelas park putri PON XXI Aceh-Sumut 2024 di venue sepatu roda pantai Pelangi, Kota Sigli, Pidie, Aceh, Selasa (17/9/2024). Skateboard merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ekshibisi PON XXI Aceh-Sumut 2024. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Panitia Besar PON 2024 menggelar 34 cabang olahraga. Sebanyak 15 cabor pertama kali dilombakan dan 8 lainnya adalah cabang ekshibisi.

Pekan Olahraga Nasional atau PON di tahun 2024 sebagai pesta olahraga multicabang empat tahunan terbesar di Indonesia telah memasuki penyelenggaraan ke-21 kalinya. Untuk pertama kali pula sejak diadakan di Surakarta pada tahun 1948, PON 2024 digelar di dua provinsi sekaligus, Aceh dan Sumatra Utara (Sumut). Sebanyak 12.919 atlet dari 38 provinsi ditambah 1 kontingen mewakili Ibu Kota Nusantara (IKN) berlaga di 34 cabang olahraga (cabor). Sekitar 6.625 atlet berlaga pada 34 cabor di Sumut serta 6.365 orang lainnya bertanding pada 33 cabor di Aceh. 

Kontingen Jawa Barat, juara umum 4 kali PON, tercatat sebagai provinsi pengirim atlet terbanyak yaitu dengan 1.210 atlet. Seluruh atlet berlaga di 20 kabupaten/kota yang terdapat di Aceh dan Sumut. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh telah menyiapkan 38 tempat (venue) sebagai arena pertandingan dan hal yang sama juga dilakukan oleh Pemprov Sumut yang menyediakan 36 lokasi pertandingan. 

Selain itu, PON 2024 juga menjadi ajang perkenalan cabang-cabang olahraga baru yang sebelumnya tidak dilombakan, baik sebagai cabang perebut medali atau sekadar ekshibisi. Setidaknya terdapat 15 cabor baru di antara 33 cabor yang dilombakan dan ada 8 cabor masuk kategori ekshibisi. Sebanyak 10 cabor dipertandingkan di dalam ruang (indoor) dan 4 lainnya di luar ruang (outdoor) serta satu cabor digelar di sungai. 

Pada laga ekshibisi, sebanyak 4 cabor digelar di indoor (ice skating, teqball, floorball, mix martial) dan 4 lainnya bersifat outdoor (padel, pickleball, bola tangan pantai, panahan berkuda). Sedangkan 10 cabor baru yang bertanding secara indoor meliputi hapkido yang digelar di GOR KONI Aceh Kota Banda Aceh, kurash bertarung di Hall A Jantho Sport Center Kabupaten Aceh Besar, woodball dipertandingkan di lapangan golf Lampuuk Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, korfball di GOR Merah Putih Kota Sabang. 

Untuk cabor gateball dilangsungkan di lapangan Pergatsi Sumut Kota Medan, e-sport dilaksanakan di Medan International Convention Center Kota Medan dan kick boxing dilangsungkan di GOR Veteran Kota Medan. Kabaddi di GOR Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, barongsai bersama jujitsu dihelat di Martial Art Arena Sumut Sport Center Kabupaten Deli Serdang. Cabor sambo menggelar duel di GOR Langkat, Stabat, Kabupaten Karo. 

Luar Ruang

Sedangkan cabor baru yang digelar di luar ruang adalah pentaque di Sport Center USK Banda Aceh, dan soft tennis di lapangan tenis Polda Aceh Kota Banda Aceh. Triatlon dilombakan di kawasan wisata Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah. Cabor yang bertarung di lintasan sungai adalah arung jeram yang menggelar lomba di Sungai Alas yang berada di Taman Nasional Gayo Alas, Kabupaten Aceh Tenggara.   

Setidaknya terdapat 2 di antara ke-15 cabor baru dalam PON 2024 yang sejatinya sudah dilombakan hingga ke tingkat Olimpiade, yaitu triatlon dan korfball. Triatlon merupakan cabang yang menggabungkan tiga jenis olahraga sekaligus dalam satu perlombaan atau trilomba yakni renang, balap sepeda dan lari maraton. Seperti dikutip dari website Komite Olimpiade Indonesia (KOI), triatlon digelar dekat perairan terbuka seperti danau, sungai, atau laut. 

Jarak resmi yang ditempuh dalam trilomba ini meliputi renang perairan terbuka sejauh 500 meter dilanjutkan bersepeda 40 kilometer (km) dan maraton pendek 10 km dan seluruhnya dilakukan secara berkesinambungan dalam satu kesatuan waktu. Triatlon mementingkan kecepatan waktu, sehingga setiap atlet harus bisa mengatur tenaga ketika mengikutinya. Pencipta olahraga ini adalah Scott Tinley yang berkebangsaan Prancis pada 1920 dan makin disempurnakan saat 1974. 

Olahraga ini mulai dilombakan sebagai cabang resmi Olimpiade saat Olimpiade 2000 digelar di Kota Sydney, Australia. Trilomba mulai dirintis di Indonesia pada 1995 dan mulai membentuk induk organisasi bernama Federasi Trilomba Indonesia (FTI) pada 2006 dengan ketua pertamanya Mark Sungkar. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno diketahui turut menjadi salah satu pegiat trilomba di Indonesia.

Sementara itu korfball sejatinya lebih dikenal sebagai permainan bola keranjang di Indonesia. Diciptakan oleh Nico Broekhuysen, seorang guru olahraga di Belanda pada 1902 silam. Permainannya mirip bola basket, sama-sama menggunakan bola dan harus dimasukkan ke keranjang. Bermain di atas lapangan berukuran panjang 40 meter dan lebar 20 meter, korfball dibagi menjadi dua jenis permainan, ada yang melibatkan 8 orang di tiap regu atau 4 orang dalam satu regu. Setiap tim terdiri dari atlet putra dan putri atau campuran. 

Korfball pertama kali dilombakan pada Olimpiade 1920 di Antwerp, Belgia. Menurut Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, olahraga korfball sudah ada sejak lama di Indonesia. “Korfball ini merupakan cabang olahraga yang tergolong tua dan unik, bahkan orang tua kami dulu sempat memainkannya. Korfball sempat menghilang dan baru muncul lagi saat ini,” ujarnya seperti dikutip Antara

Bahkan, sudah membentuk induk organisasi cabor dengan nama awal Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI) sebelum berubah menjadi Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI). Korfball ikut menjadi salah satu cabor pendiri Ikatan Sport Indonesia (ISI) pada 1938 yang menjadi cikal bakal KONI. 

Penulis: Anton Setiawan

Redaktur: Ratna Nuraini