Indonesia.go.id - Sejarah Baru Kontingen Paralimpiade Indonesia di Paris

Sejarah Baru Kontingen Paralimpiade Indonesia di Paris

  • Administrator
  • Jumat, 27 September 2024 | 15:03 WIB
OLAHRAGA
  Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap berfoto bersama atlet dan ofisial seusai menyerahkan bonus dan apresiasi atlet Paralimpiade Paris 2024 di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/9/2024). ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan
Untuk pertama kalinya, yakni pada Paralimpiade 2024, atlet-atlet paralimpik Indonesia membawa pulang 14 keping medali dari ajang tersebut.

Gegap gempita Paralimpiade 2024 di Kota Paris, Prancis telah usai. Ini adalah pesta olahraga multicabang khusus atlet-atlet disabilitas atau paralimpik dari seluruh dunia yang digelar tiap empat tahun sekali atau berselisih sebulan dari pelaksanaan Olimpiade. Sebanyak 4.463 atlet dari 170 negara termasuk Indonesia bertanding pada 549 nomor pertandingan di 22 cabang olahraga (cabor) pada Paralimpiade 2024 yang digelar sejak 28 Agustus--8 September 2024.

Kontingen Tiongkok keluar sebagai juara umum dengan membawa pulang 94 medali emas, 76 perak, dan 50 perunggu. Indonesia yang mengirimkan 35 atlet paralimpik terbaiknya yang berlomba di 10 cabang olahraga mampu memboyong satu emas, 8 perak, dan 5 perunggu atau total 14 medali. Kota Paris menjadi saksi bisu pecahnya sejarah baru bagi kontingen Indonesia.

Sebab, 14 medali yang dibawa pulang itu adalah yang terbanyak selama 12 kali keikutsertaan Indonesia di Paralimpiade sejak pertama ikut pada Paralimpiade Kelima di Kota Toronto, Kanada, tahun 1976 silam. Saat di Toronto, Indonesia yang berkekuatan 18 atlet membawa pulang 6 medali dan perolehan terbanyak sebelum ini dicetak saat Paralimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. 

Emas semata wayang yang dihasilkan kontingen Indonesia di Paralimpiade 2024 berasal dari cabor parabulu tangkis ketika pasangan Hikmat Ramdani dan Leani Ratri Oktila yang turun di nomor ganda campuran SL3-SU5 harus melakoni partai final sesama Indonesia atau all Indonesian final dengan Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah. Duet Hikmat/Leani memenangi pertandingan dalam dua babak dengan skor 21-16, 21-5.

Melansir website LEXI yang mengklasifikasi olahraga paralimpik (parasport), tiap cabor memiliki tingkat kemampuan bagi atlet-atletnya. Untuk cabor parabulu tangkis, atlet SL3 diklasifikasikan sebagai penyandang disabilitas atlet penyandang disabilitas di satu atau kedua anggota gerak bawah dan keseimbangan berjalan atau berlari dan SU5 adalah atlet dengan disabilitas anggota gerak atas.

Bagi Leani, ini adalah emas ketiga yang berhasil ia rebut dalam ajang Paralimpiade. Sebelumnya ketika tampil di Paralimpiade 2020, Leani memborong dua emas sekaligus, masing-masing dari nomor ganda putri SL3-SU5 saat berpasangan dengan Khalimatus serta di ganda campuran SL3-SU5 ketika bersama Hary Susanto. Ibu satu anak itu juga masih membawa pulang sekeping perak saat Paralimpiade 2020 dari nomor tunggal putri SL4 dan prestasi itu kembali diulanginya di Paralimpiade 2024 pada nomor yang sama.

Sedangkan 8 perak kontingen Merah Putih yang direbut dari Paralimpiade 2024 dipersembahkan cabor paraatletik, parabulu tangkis, dan boccia. Sprinter putra Saptoyogo Purnomo yang berlaga di final nomor 100 meter T37 berhasil menembus finish di urutan kedua. Prestasi serupa ikut ditunjukkan oleh sprinter putri Karisma Evi Tiarani ketika finish di urutan kedua pada final nomor 100 meter T63.

Perak lainnya disumbangkan atlet-atlet boccia Indonesia. Diawali oleh kesuksesan atlet asal Bekasi, Jawa Barat, Muhammad Bintang Herlangga pada final nomor BC2 perseorangan. Bintang, kelahiran 14 Juli 2002 adalah perebut perak Asian Paragames 2022 di Hangzhou, Tiongkok dari nomor beregu BC1-2. Sedangkan trio Muhammad Afrizal Syafa, Felix Ardi Yudha, dan Gischa Zayana membawa pulang perak saat berlomba di final nomor beregu BC1-2. Gischa dan Afrizal turut membawa pulang perunggu, masing-masing dari nomor perseorangan putri BC2 dan perseorangan putra BC1.

Cabor parabulu tangkis tak ingin kalah dengan ikut menyetor 4 keping perak. Selain Leani dan pasangan Fredy/Khalimatus, dua keping perak Paralimpiade 2024 dari parabulu tangkis turut disumbangkan oleh Qanitah Ikhtiar Syakuroh (tunggal putri SL3) dan Suryo Nugroho (tunggal putra SU5). Parabulu tangkis turut menyumbang tiga perunggu, masing-masing oleh Fredy Setiawan (tunggal putra SL4), Dheva Anrimusthi (tunggal putra SU5), serta Subhan Rina Marlina (ganda campuran SH6).

Kesuksesan kontingen Paralimpiade Indonesia di Paris mendapat apresiasi dari banyak pihak termasuk pemerintah. Ketika menerima Leani dan kawan-kawan yang baru menuntaskan tugas sebagai pahlawan olahraga di Paralimpiade 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/9/2024) mengatakan bahwa prestasi mereka memberi kebanggaan bagi bangsa Indonesia di tingkat internasional.

 

Bonus dari Kepala Negara

Karena itu, untuk menghargai perjuangan pahlawan-pahlawan olahraga Indonesia tersebut, Kepala Negara memberikan bonus uang tunai kepada mereka. Adapun peraih medali emas mendapatkan Rp6 miliar, perak Rp2,75 miliar, dan perunggu Rp1,65 miliar. Sedangkan atlet yang belum berhasil mendapatkan medali juga diberikan apresiasi bonus sebesar Rp250 juta.

“Termasuk kepada para pelatih dan asisten pelatih juga akan diberikan apresiasi atas dedikasi dan juga kerja kerasnya dalam melahirkan para juara. Saya berharap agar raihan prestasi tersebut dapat membangkitkan semangat dan optimisme para atlet paralimpiade dan memotivasi para atlet paralimpik agar semakin tekun untuk berlatih,” terang Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengatakan, keberhasilan Indonesia di kompetisi olahraga internasional untuk atlet penyandang disabilitas ini bukan didapat secara instan. Melainkan hasil dari kerja keras dan proses pembinaan yang dilakukan yang dimulai dari identifikasi bakat dini, pelatihan jangka panjang dan berkelanjutan. Hal itu dilengkapi oleh kerja keras para pelatih, tim pendukung dan berbagai pihak lainnya. 

Sementara itu Leani mengatakan dirinya dan seluruh rekan yang bertanding di Paralimpiade 2024 merasa bersyukur dengan perhatian pemerintah. Ia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak dan berharap penghargaan yang diberikan menjadi motivasi untuk seluruh atlet lainnya agar terus berprestasi tanpa memandang keterbatasan yang ada.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/TR