Indonesia.go.id - Berolahraga Golf Kayu Ala Woodball

Berolahraga Golf Kayu Ala Woodball

  • Administrator
  • Minggu, 6 Oktober 2024 | 15:02 WIB
OLAHRAGA
  Atlet woodball Banten Ika Yulianingsih memukul bola ke gawang (gate) saat perlombaan melawan tim woodball Jawa Timur pada babak final nomor tim fairway putri di lapangan Golf Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Minggu (15/9/2024). Tim woodball Banten berhasil meraih medali emas, sementara medali perak diraih Jawa Timur, dan medali perunggu diraih Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Indonesia sedang memperjuangkan woodball dipertandingkan pada SEA Games 2025 di Bangkok, Thailand.

Perhelatan olahraga multicabang empat tahunan terbesar di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) digelar untuk ke-21 kalinya di dua provinsi sekaligus, Aceh dan Sumatra Utara (Sumut) pada 9--20 September 2024. Ini adalah pertama kalinya sejak PON digelar pertama kali pada 1948 silam, ada dua provinsi sekaligus menjadi tuan rumah bersama. Sebanyak 12.919 atlet dari 38 provinsi ditambah utusan khusus Ibu Kota Nusantara (IKN) berlaga pada 46 cabang olahraga (cabor) yang mnggelar lomba mereka di 20 kabupaten/kota yang tersebar di Aceh dan Sumut.

Beberapa cabor yang dipertandingkan pada PON 2024 masih terdengar asing di telinga masyarakat olahraga Indonesia. Salah satunya adalah woodball. Pada PON 2024, cabor woodball masih dilombakan sebagai cabor ekshibisi. Lapangan golf Lhoknga di Kabupaten Aceh Besar menjadi lokasi pertandingan cabor unik ini. Terdapat 7 nomor yang dipertandingan meliputi single stroke putra-putri, double stroke putra-putri, fairways putra-putri, dan fairways ganda campuran. Total, ada 114 atlet dari 16 provinsi yang berlomba pada cabor woodball PON 2024.

Pencipta olahraga woodball adalah Ming Hui Weng yang berkebangsaan Taiwan pada 1990. Weng awalnya ingin memanfaatkan lapangan rumput untuk berolahraga menggunakan bola kecil namun bisa diproduksi secara ekonomis dan dapat dimainkan oleh banyak orang. Lewat sebuah eksperimen selama sekitar 2 tahun di Taipei, Weng dapat menciptakan olahraga dengan bola yang tidak perlu melayang dan ia sebut sebagai woodball. Olahraga ini sekarang telah menyebar ke 68 negara termasuk Indonesia yang mulai dimainkan sejak 2002.  

Sepintas, permainannya mirip dengan golf yaitu memukul bola memakai alat pemukul, hanya saja seluruh perlengkapan pertandingannya memakai bahan dari kayu solid. Ini tentu saja tak sama dengan golf yang pemukulnya saja berbahan metal dan bolanya meski kecil namun sangat keras. Setiap pemain woodball wajib memukul bola kayu bergaris tengah 9,5 sentimeter (cm) dan berat 60--350 gram.

Alat pemukulnya disebut mallet, bentuknya mirip palu atau huruf T dan panjangnya sekitar 90 sentimeter serta berat hampir 1 kilogram. Bola yang dipukul harus bisa lolos ke gawang yang menggunakan dua botol kayu sebagai tonggaknya. Botol kayu ini memiliki pasak yang harus dibenamkan ke tanah sedalam 15 cm. Olahraga woodball dapat dimainkan secara individu, ganda, atau beregu terdiri dari 4--6 pemain.

Permainannya dibagi ke dalam dua jenis kompetisi yaitu stroke yang mengutamakan jumlah pukulan di mana pemenangnya ditentukan dari jumlah pukulan paling sedikit yang dihasilkan. Kemudian ada fairways yang berbasis lintasan di mana pemain yang memenangi paling banyak lintasan bakal mendapat lebih banyak poin penentu kemenangan secara keseluruhan.

 

Prestasi Internasional

Meski terhitung sebagai cabor baru di tanah air, woodball yang telah membentuk induk organisasi nasional bernama Indonesia Woodball Association (IWbA) itu telah memberikan beberapa prestasi di tingkat internasional. Misalnya ketika Asian Beach Games (ABG) 2016 di Da Nang, Vietnam, atlet woodball Ahris Sumariyanto sukses menyabet sekeping medali emas bagi kontingen Merah Putih.

Selanjutnya, pada Taiwan International Cup 2023, tim nasional woodball Indonesia mampu memboyong masing-masing sekeping emas dan perak. Medali emas disabet duet I Gusti Ayu Putu Nanda Santhika dan Nur Alia yang berlaga di nomor double stroke putri dan perak oleh duo AA Nyoman Rama Smara Kencana Raja/Ivan Zakaria Bimantara pada nomor double stroke putra. Puncaknya adalah ketika Ivan Zakaria sukses membawa pulang emas nomor single fairways putra pada Piala Dunia Woodball Pantai 2023 di Malaysia.

Ketua Umum IWbA Aang Sunardji seperti dikutip Antara mengatakan bahwa hadirnya cabor woodball pada PON 2024 adalah momentum untuk membangkitkan prestasi olahraga ini sekaligus wadah menjaring atlet-atlet woodball nasional terbaik. Dia juga melihat bahwa atlet-atleet woodball sudah merata ke banyak provinsi dan tidak tertumpu pada daerah tertentu saja. 

Sedangkan Technical Delegate (TD) woodball pada PON 2024 Nurhasanah mengutarakan bahwa PON 2024 sebagai ajang untuk mengasah kemampuan atlet-atlet terbaik cabor ini dari 16 provinsi. "PON 2024 menjadi kesmpatan besar bagi para atlet untuk berprestasi sekaligus memajukan olahraga woodball di Indonesia," kata Nurhasanah.

Target berikutnya bagi ekosistem cabor woodball nasional adalah memperjuangkan agar olahraga ini dapat dipertandingkan pada SEA Games 2025 di Bangkok, Thailand. Pihak Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan mendorong kepada SEA Games Federation (SEAGF) agar olahraga ini digelar di SEA Games 2025. Kendati upaya tersebut harus menunggu persetujuan dari seluruh anggota SEAGF yang akan menggelar rapat pada akhir Desember 2024.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/TR