Indonesia.go.id - Mendongkrak Ekspor Ikan dengan PIT

Mendongkrak Ekspor Ikan dengan PIT

  • Administrator
  • Sabtu, 10 Desember 2022 | 21:56 WIB
PERIKANAN
  Ikan tuna asal Biak, Papua menjadi komoditas terbaik perikanan di Jepang .KKP
Ekspor tuna segar dari Biak Numfor diterima cukup baik oleh pasar Jepang dengan harga jual lebih tinggi dari tuna segar sejenis dari negara lain.

Indonesia memiliki luas lautan 3,25 juta kilometer persegi. Dengan wilayah sebesar itu, negara ini diberi keberkahan dengan kekayaan lautnya, berupa produk kelautan dan perikanannya. Komoditas kelautan dan perikanan Indonesia jadi jaminan mutu di pasar global.

Bahkan, Indonesia tercatat sebagai 10 besar negara pengekspor utama perikanan dunia. Tidak puas hanya dilihat dari sisi peringkat, pemerintah terus berusaha menggenjot ekspor produk kelautan dan perikanan.

Dalam rangka terus menggenjot produk perikanan dan kelautan di pasar ekspor, pemerintah punya program agar produk negara ini bisa diterima di pasar mancanegara. Salah satunya membuat Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). Tujuan, untuk membangun dan mengintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

Sesuai Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan nomor 48 tahun 2015, dijelaskan tentang fungsi dari SKPT, yaitu penumbuhan sistem bisnis perikanan, pemenuhan konsumsi ikan untuk ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi lokal dan pendapatan masyarakat, serta peningkatan ekspor hasil perikanan.

Dengan keberadaan SKPT, penguatan pelaksanaan rantai produksi dari bisnis kelautan dan perikanan, pendampingan untuk memberikan pembinaan, asistensi dan supervisi pelaksanaan bisnis kelautan dan perikanan rakyat, terutama di pulau-pulau kecil dan perbatasan bisa diintegrasikan.

Salah satu SKPT itu terdapat di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Pada Jumat (2/12/2022), Wapres Maruf Amin didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi SKPT Biak. Keduanya sekaligus melepas ekspor 1,4 ton tuna segar ke Jepang dari Biak.

Pada kesempatan, seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Wapres Maruf meminta agar ke depan terdapat strategi khusus untuk penanganan ikan segar agar jumlah ekspor ikan tuna segar bisa jauh lebih besar.

“Usahakan ini (tuna segar) bisa diolah di Biak. Penanganan ikan segar harus cepat, mungkin juga perlu dipikirkan supaya ekspor ikan segar itu lebih besar lagi. Itu perlu strategi, kalau ini bisa dilakukan, pendapatan lebih besar, mudah-mudahan. Kita berharap, potensi kelautan kita sangat besar dan dapat kita wujudkan,” ujar Wapres Maruf.

Terkait itu, Menteri Trenggono mengungkapkan, strategi KKP dalam mendongkrak ekspor tuna dari Provinsi Papua. KKP akan mencanangkan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan.

Dengan PIT, ke depan, ikan yang ditangkap di wilayah perairan Biak bisa didaratkan di Pelabuhan Biak, diolah di integrated cold storage (ICS) yang berada di Biak, dan di ekspor langsung dari Biak ke negara tujuan. “Memang program kami begitu, Pak Wapres. Jadi, (nelayan) menangkap (ikan) di sini (wilayah perairan Biak), diolah di sini, dan kemudian diekspor langsung dari sini (Biak),” ujar Trenggono dalam keterangannya.

Berdasarkan data KKP, ekspor tuna segar masuk dalam kelompok komoditas tuna-cakalang-tongkol (TCT). Pada semester I-2022, ekspor TCT mencapai 79.000 ton senilai USD41,7 juta.

Ekspor TCT pada 2018 sebesar 72.000 ton (USD315 juta), pada 2019 sebanyak 84.000 ton (USD366 juta), pada 2020 sebesar 91.000 ton (USD338 juta), dan pada 2021 mencapai 82.000 ton (USD335 juta).

Pangsa pasar ekspor TCT berada di nomor dua setelah udang, nomor tiga adalah cumi-sotong-gurita, sedangkan rajungan-kepiting dan rumput laut di nomor empat dan lima. Dirjen Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini dan Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Ishartini pun memaparkan kepada Wapres Maruf Amin ihwal proses rantai dingin serta jenis ikan yang akan diekspor.

Menurut Zaini, ikan tuna yang diekspor adalah jenis yellowfin (sirip kuning) dengan berat 1,4 ton atau setara 40 ekor berukuran 30--40 kilogram per ekor. Ikan tuna dikirim ke Bandara Narita, Jepang, menggunakan pesawat via Jakarta, maksimal 12 jam.

Sebelum dikirim ke Jepang, ikan tuna yang diturunkan dari kapal telah mengalami proses rantai dingin terintegrasi, yakni pembuangan pembersihan insang, isi perut, dan grading sashimi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang dikelola pihak swasta.

Grading sashimi dilakukan petugas quality control dengan memeriksa kualitas sashimi dari tekstur dan warna daging ikan tuna segar. Ishartini menuturkan, ikan dengan kualitas yang tidak memenuhi pasar Jepang, akan disimpan di gudang beku terintegrasi di SKPT Biak, untuk selanjutnya diolah menjadi tuna saku dan produk lainnya.

Kegiatan ekspor pada Jumat (2/12/2022) merupakan yang ke-13. Sejak Agustus--November 2022, total ekspor tuna mencapai 39 ton. “Kualitas tuna segar yang diekspor dari Biak Numfor diterima cukup baik oleh pasar Jepang dengan harga jual tuna lebih tinggi dari tuna segar dari beberapa wilayah lain,” ujar Ishartini.

Sebagai gambaran, harga tertinggi yang pernah diterima pada pengiriman ke-5 dan ke-6 pada September 2022 sebesar ¥1.710 per kilogram. Tentu pelbagai upaya pemerintah untuk menggenjot komoditas perikanan dan kelautan Indonesia ke mancanegara itu patut diapresiasi. Sehingga, negara tetap tercatat sebagai yang terunggul dalam pasar produk perikanan dan kelautan di pasar global.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari