Pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN) terus dikebut untuk menyambut peringatan Kemerdekaan RI ke-79 pada 17 Agustus 2024. Meski menghadapi tantangan cuaca, kolaborasi BMKG, BRIN, BNPB, Kementerian PUPR, dan TNI-AU melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) berhasil mendukung kelancaran proyek ini. Dengan hampir 90 persen infrastruktur utama rampung, harapan tinggi untuk merayakan momen bersejarah ini di IKN semakin nyata.
Pengerjaan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, terus dikebut. Hajatan besar sedang disiapkan pada 17 Agustus 2024 di kawasan tersebut. Untuk pertama kalinya, peringatan Kemerdekaan 79 Tahun RI akan dipimpin Presiden RI di IKN. Untuk itu, segala persiapan infrastruktur dasar serta bangunan utama di kawasan KIPP setidaknya tidak mengalami hambatan dan sesuai target pembangunan.
Saat ini, pembangunan bangunan utama seperti Istana Kepresidenan, lapangan upacara, Kantor Kementerian serta sebagian menara apartemen untuk ASN dan anggota TNI/Polri sudah mendekati 90 persen. Mulai Agustus diharapkan suplai air bersih dari Bendungan Sepaku Semoi dan intake Sepaku sudah bisa digunakan di KIPP. Begitu pula akses jalan tol Balikpapan-IKN.
Kendati demikian, situasi yang menghambat pembangunan IKN tentunya perlu diantisipasi. Fenomena saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Namun dalam beberapa hari terakhir di wilayah Samudra Hindia sedang terjadi Fenomena cuaca Madden-Julian Oscillation (MJO) yang dapat memengaruhi pembentukan awan hujan di Indonesia bagian barat.
Fenomena MJO ini telah terdeteksi sejak 28 Juni 2024, sehingga sejak tanggal tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat. Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, daerah-daerah seperti Sumatra bagian selatan, Jawa (termasuk Jabodetabek), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua bagian selatan mengalami kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan, sehingga curah hujan meningkat di wilayah-wilayah tersebut.
Hujan terus mengguyur kawasan IKN sejak periode 15 Juli hingga 20 Juli 2024. Bahkan sepanjang bulan Juni 2024, hujan turun selama 22 hari di IKN. Kondisi tersebut membuat pengerjaan landasan Bandara VVIP IKN dan jalan tol terkendala. Praktis mereka hanya bekerja penuh selama delapan hari saja.
Untuk itu, pihak BMKG bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian PUPR, dan TNI-AU menggencarkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
“Pelaksanaan OMC merupakan salah satu upaya BMKG untuk memodifikasi cuaca, agar membantu aktivitas pembangunan fasilitas IKN,” jelas Dwikorita Karnawati, Selasa (22/7/2024).
Adapun operasi modifikasi cuaca diprioritaskan di daerah yang menjadi arah datangnya angin. Misalnya, daerah Selat Makassar, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Paser agar awan hujan tidak mengarah ke kawasan pembangunan infrastruktur IKN, seperti bandara dan jalan tol.
Sebelumnya, sejak Februari hingga 16 Juni 2024 BMKG melakukan sebanyak tiga periode modifikasi cuaca untuk percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu BMKG menghabiskan puluhan ton garam.
Menurut Perekayasa Ahli Muda Kedeputian Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Adi Bayu Rusandi, ST, MSi, operasi tersebut sudah dilakukan dalam tiga periode. Periode pertama dimulai 25--26 Februari, kemudian periode kedua pada 22--26 April 2024, dan periode ketiga telah dimulai sejak 24--26 Juni 2024.
“Periode pertama tujuannya untuk pembasahan area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, untuk mengurangi debu pada saat pengerjaan konstruksi. Periode kedua untuk meningkatkan tampungan waduk Sepaku Semoi, terakhir modifikasi cuaca untuk memperlancar proses konstruksi jalan dan Bandara di IKN,” kata Adi Bayu.
Periode modifikasi cuaca selanjutnya akan pada Juli hingga Agustus 2024 dilakukan dengan tujuan redistribusi curah hujan di wilayah IKN. Hal dilakukan mencakup persiapan pembersihan area dari debu, menjelang pelaksanaan upacara peringatan Kemerdekaan RI ke-79 pada Agustus mendatang.
“Operasi modifikasi cuaca yang kami jalankan, sebanyak 38 penerbangan sorted penyemaian, total 23 hari modifikasi cuaca, serta 75 jam 55 menit total durasi penerbangan. Kemudian dari modifikasi ini, menghabiskan bahan semai garam sebanyak 22 ton 400 kilogram, ini data terhitung hingga tanggal 9 Juli 2024,” ujarnya.
Pelaksanaan OMC untuk pengendalian cuaca di IKN tersebut didukung oleh armada pesawat Casa 212-400 dengan registrasi A-2114 milik Skadron 4 TNI-AU.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari