Bendungan Sepaku Semoi menjadi sumber utama air baku untuk IKN 10 tahun ke depan. Ada 30 embung dibangun untuk konservasi, keperluan nonair minum, serta kawasan wisata.
Janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkantor di Istana Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Juli 2024, tuntas sudah. Selama dua hari 28--29 Juli 2024 Kepala Negara berada di sana.
Prosesi “ngantor “ perdana itu diawali Presiden Jokowi dengan meresmikan Jembatan Pulau Balang di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (28/7/2024). Kepala Negara bersama sejumlah menteri, dan influencer, juga sejumlah artis Jakarta, mengendarai sepeda motor ke lokasi acara. Mereka menaiki motor dari awal Tol IKN di Balikpapan.
Kegiatan Presiden Jokowi di hari pertama itu ditutup dengan makan malam di halaman terbuka di IKN. Selanjutnya, mereka bermalam dan esok hari diteruskan keliling IKN, termasuk melihat sejumlah embung di sekitar IKN. Merujuk data Kementerian PUPR, saat ini ada 30 embung di sana. Ke depan direncanakan total ada 60 buah embung.
Salah satu embung tersebut adalah embung MBH Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Keberadaan embung tersebut, kata Menteri Basuki yang berkunjung pada Senin (29/7/2024) senja, sejalan dengan konsep smart forest city yang mempertahankan 70 persen area hijau tak terbangun.
Adanya embung KIPP ini nantinya selain menjadi infrastruktur konservasi air dan dapat memperindah KIPP, embung ini juga berfungsi menyediakan air baku untuk keperluan nonair minum, menurunkan suhu di sekitar KIPP, dan dapat menjadi ruang rekreasi publik. Lantaran embung tersebut dilengkapi dengan pedestrian, amphiteater, jogging track, hingga ruang publik.
“Kalau sore kita bisa duduk-duduk di embung A ini sambil melihat Istana Garuda dan Istana Negara, serta kantor-kantor kemenko yang akan selesai dalam waktu dekat," kata Menteri Basuki.
Berjalannya kegiatan Presiden Jokowi berkantor di Istana Garuda, begitu sebutan istana di IKN itu, tidak lepas dari kerja keras Menteri Basuki. Selain ngebut melakukan finishing bangunan istana, Menteri Basuki juga berjibaku mengadakan listrik dan air bersih. Faktor yang terakhir ini pula yang menjadi sebab jadwal Presiden berkantor di IKN yang awalnya dirancang awal Juli 2024, terpaksa mundur menjadi akhir Juli 2024.
Air bersih di seputar wilayah IKN Nusantara menjadi isu sensitif. Diketahui, kualitas air tanah di sana kurang memadai. Padahal air bersih itu sangat dibutuhkan. Sekalipun bukan untuk keperluan minum, air bersih sangat dibutuhkan penghuni IKN untuk berbagai keperluan; membersihkan diri, mencuci, menyiram tanaman, masak, dan keperluan lainnya.
Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Melalui akses air bersih yang layak, United Nations Development Goals (UNDP) meyakini bahwa upaya tersebut dapat menjadi upaya untuk memberantas kemiskinan dan mengubah perekonomian secara perlahan melalui pembangunan berkelanjutan.
Mengatasi masalah ketersediaan air bersih di IKN, pemerintah telah menyiapkan Bendungan Sepaku Semoi, yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebagai salah satu proyek strategis nasional. Peran utamanya adalah sebagai sumber air baku. Bendungan ini memainkan peran vital dalam mendukung kebutuhan air bersih bagi warga dan infrastruktur IKN.
Proyeksi 10 Tahun
Proyek Bendungan Sepaku merupakan bagian dari rencana induk pembangunan IKN yang dimulai pada 2022 dan diharapkan selesai pada 2024. Pada tahap awal, air baku dari intake Sepaku dengan kapasitas 300 liter per detik atau setara 10 persen dari kapasitas yang tersedia sudah mulai dimanfaatkan sejak awal 2023 untuk mendukung kegiatan di pusat pemerintahan IKN.
Pada Juli 2024, sejalan dengan keputusan Presiden untuk berkantor di Istana Garuda, air baku bendungan sudah bisa dialihkan ke IKN. Jarak bendungan berkapasitas 2.500 liter per detik ke pusat IKN sekitar 25 kilometer, bukanlah isu serius. Sedangkan, di intake Sepaku berjarak 15,8 kilometer dari IKN berkapasitas 3.000 liter per detik.
Distribusi air ke wilayah perkotaan baru tersebut berjalan dengan efisien. Air baku tersebut dikelola menggunakan sistem portable water yang memungkinkan pemurnian air hingga bisa diminum langsung dari keran.
Berikut sejumlah data terkait Bendungan Sepaku Semoi;
- Luas bendungan: Bendungan Sepaku Semoi mencakup area seluas 2.000 hektare.
- Biaya pembangunan: Total biaya pembangunan bendungan ini mencapai Rp1,7 triliun.
- Teknologi pengolahan air: Air baku dari bendungan ini akan diproses menggunakan sistem portable water yang memungkinkan pemurnian air hingga bisa diminum langsung dari keran.
Menurut perhitungan Danis H Sumadilaga, Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (28/7/2024), yang dilansir Antara, air baku intake Sepaku yang kini ditampung di fasilitas reservoir IKN berkapasitas 2×6.000 meter kubik sanggup menyuplai kebutuhan air hingga enam juta liter. “Kalau kebutuhannya untuk 100 ribu sampai 150 ribu orang itu sudah cukup,” ujarnya.
Selain sebagai sumber utama air baku untuk IKN, Bendungan Sepaku Semoi memiliki beberapa fungsi penting lainnya: irigasi pendukung pertanian, pengendalian banjir, konservasi air dan pembangkit listrik.
Dalam hal konservasi, bendungan Sepaku dimanfaatkan untuk menyimpan air selama musim hujan untuk digunakan selama musim kemarau, memastikan pasokan air yang stabil sepanjang tahun. Sehingga, bisa memasok kebutuhan air baku IKN yang diprediksi akan terus meningkat
Menurut Danis, pertumbuhan populasi di kawasan IKN akan meningkat dalam 10 tahun ke depan. "Kebutuhan air baku dari intake Sepaku dan Bendungan Sepaku Semoi akan terus dikembangkan secara bertahap. Nanti kita tambah lagi fasilitas pengolahan dari Bendungan Sepaku Semoi 350 liter per detik, sehingga nanti ini akan cukup sampai 10 tahun seiring tumbuhnya penghuni IKN," ujarnya.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari