Dengan membentuk Badan Gizi Nasional, Pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Langkah ini bukan hanya menjawab tantangan gizi nasional, tetapi juga menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang berdaya saing tinggi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menunjukkan komitmennya untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan middle income trap dan mencapai status negara maju. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembentukan Badan Gizi Nasional.
Institusi baru tersebut diharapkan dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pemenuhan gizi yang memadai. Pembentukan Badan Gizi Nasional itu dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 83 tahun 2024, yang menjadi dasar hukum bagi badan tersebut dalam menjalankan tugas utamanya.
Presiden Jokowi pun mengangkat Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional. Pengangkatan Dadan, yang merupakan dosen di Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor, dilakukan melalui Keppres RI nomor 94/P Tahun 2024.
Bersamaan dengan pengangkatan Dadan, Presiden Joko Widodo juga mengangkat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan pada Senin, 19 Agustus 2024. Pertanyaan yang muncul adalah apa urgensi untuk membentuk Badan Gizi Nasional?
Jawabannya terletak pada pentingnya pembangunan SDM yang berkualitas demi meraih kemajuan bangsa. Meskipun Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam berbagai sektor, masalah kemiskinan dan malnutrisi masih menghadapi tantangan. Kedua, masalah tersebut berperan penting dalam menentukan indeks pembangunan manusia (HDI) atau Human Development Index yang mencerminkan tingkat kemajuan suatu negara.
Masalah gizi yang tidak terpenuhi dengan baik, tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, melainkan memengaruhi kualitas pendidikan dan produktivitas masyarakat. Kualitas fisik penduduk yang baik, yang tecermin dari status gizi yang memadai, adalah syarat mutlak untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Empat Sasaran Utama
Berdasarkan Perpres 83/2024, Badan Gizi Nasional memiliki tugas utama untuk melaksanakan pemenuhan gizi nasional. Ada empat kelompok sasaran utama yang harus dicapai dalam upaya pemenuhan gizi ini:
Peserta Didik: Program pemenuhan gizi ditujukan untuk para pelajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Program itu mencakup lingkungan pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, pendidikan khusus, dan pendidikan pesantren.
Anak Usia di Bawah Lima Tahun: Anak-anak pada usia ini adalah kelompok yang sangat rentan terhadap masalah gizi. Pemenuhan gizi yang baik pada usia ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal.
Ibu Hamil: Gizi yang cukup selama masa kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pemenuhan gizi yang baik pada ibu hamil dapat mencegah berbagai masalah kesehatan pada bayi yang baru lahir.
Ibu Menyusui: Ibu yang menyusui juga memerlukan asupan gizi yang memadai agar dapat memberikan ASI yang berkualitas bagi bayinya.
Bagaimana soal penganggarannya? Sebagai bagian dari upaya pemenuhan gizi nasional, pemerintah telah menetapkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis pada 2025. Diharapkan, program itu dapat memberikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Terlepas dari semua itu, yang jelas Pembentukan Badan Gizi Nasional dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis adalah langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dengan fokus pada pemenuhan gizi yang baik, diharapkan SDM Indonesia akan menjadi lebih sehat, produktif, dan mampu bersaing di kancah global.
Kebijakan ini juga sejalan dengan program presiden terpilih Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya makan bergizi gratis bagi masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah yang sedang menjabat dan pemerintah yang akan datang menunjukkan komitmen bersama untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan Indonesia akan segera keluar dari jebakan middle income trap dan menjadi negara maju dengan SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari