Pemerintah menjamin persediaan dan harga pangan jelang Ramadan stabil dan terkendali.
Tak lebih dari sebulan lamanya, umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa Ramadan, setelah itu merayakan Hari Raya Idulfitri 1421 Hijriah. Tentu stok dan harga bahan pangan biasanya sangat rawan menimbulkan gejolak masyarakat.
Pemerintah pun sudah mengantisipasinya. Kementerian Perdagangan sebagai penjaga gawang soal stok bahan pangan menjamin bahan pokok itu cukup dan harga pun terkendali menjelang Ramadan dan Idulfitri tahun ini.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, harga pangan jelang Ramadan masih stabil dan terkendali. Sembari Menteri Lutfi berharap, dengan jaminan ketersediaan stok, harga bisa berada dalam tren penurunan.
“Kalau ada kenaikan di sana-sini itu sporadis, tetapi kami pastikan bahwa stok ada, stok terjamin, dan kita akan melihat penurunan harga. Baik antara hari ini sampai puasa, dan mudah-mudahan juga akan terjaga selama Idulfitri,” katanya, Senin (15/3/2021).
Lutfi memaparkan, jika merujuk pada data sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP), memang terdapat kenaikan harga secara bulanan pada beberapa komoditas. Data menunjukkan, antara 11 Februari 2021 dan 12 Maret 2021 harga beras premium naik 0,31 persen secara bulanan dan minyak goreng curah naik 1,43 persen secara bulanan.
Beberapa komoditas lain bahkan naik lebih dari lima persen secara bulanan. Di antaranya cabai rawit merah yang rata-rata di kisaran Rp74.607 per kg pada 11 Februari menjadi Rp96.247 per kg atau naik 22,48 persen, bawang merah naik 11,54 persen dari Rp30.457 per kg menjadi Rp34.430 per kg, dan bawang putih Honan yang naik 5,06 persen dari Rp26.822 per kg menjadi Rp28.252 per kg.
Meski demikian, menurut Lutfi, sudah ada tren penurunan harga pada komoditas tersebut seiring dengan bertambahnya pasokan dari dalam negeri maupun realisasi impor. Sebagai contoh, harga cabai rawit merah terpantau turun tipis 0,46 persen pada 12 Maret 2021 dibandingkan dengan harga pada 10 Maret 2021.
Masalah ketersediaan beras juga dijamin masih aman. Oleh karena itu, seperti disampaikan Dirut Bulog Budi Waseso, perum itu memastikan impor beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1 juta ton belum tentu direalisasikan. “Produksi dalam negeri akan diutamakan untuk menjaga stok CBP.”
Laporan FAO
Adanya kekhawatiran masalah pangan mengemuka menjelang Ramadan dan Idulfitri 1442 Hijriah setelah organisasi pangan dunia (FAO) merilis laporannya, Senin (4/3/2021). Lembaga menyebutkan dalam sembilan bulan terakhir ini harga pangan dunia konsisten naik.
Bahkan, harga pangan dunia kini telah mencetak rekor tertinggi dalam enam bulan terakhir. Organisasi Pangan Dunia menyebutkan, harga pangan global menyentuh level tertinggi dengan indeks harga pangan per Februari 2021 mencapai 116,2 poin. Angka ini naik 2,4 persen dibandingkan dengan Januari 2021.
Kendati belum berdampak pada harga sejumlah bahan pokok di dalam negeri, hal tersebut tetap perlu diantisipasi, apalagi menjelang kenaikan permintaan yang cukup signifikan selama masa puasa dan Lebaran.
Seperti diketahui bersama, harga pangan di dalam negeri berpotensi naik setiap menjelang puasa dan Lebaran. Kenaikan ini terjadi akibat melonjaknya permintaan yang cukup tinggi pada waktu yang bersamaan.
Berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, situasi ini menimbulkan kegaduhan tersendiri, hingga pemerintah harus turun tangan untuk melakukan operasi pasar.
Langkah ini penting untuk meredam kenaikan harga, yang bahkan untuk sebagai barang kebutuhan pokok naik tak terkendali, antara lain, daging sapi dan gula. Kedua bahan pokok itu memang rawan bergejolak dan masih sangat berkaitan erat dengan kondisi di pasar internasional.
Harus diakui, kondisi harga pangan selama momentum Ramadan dan Idulfitri dalam beberapa tahun terakhir relatif lebih adem. Jikapun ada kenaikan di pasaran, besarannya tidak begitu besar alias terkendali, sehingga tidak terlalu menimbulkan gonjang-ganjing tersendiri.
Namun, situasi tahun ini bisa saja berbeda dan patut diwaspadai. Pasalnya, tantangan yang kita hadapi tidak sedikit. Harga di pasar internasional masih terus bergerak naik, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga teratasi.
Pemerintah sendiri telah menjamin bahwa harga pangan pokok jelang Ramadan dalam kondisi stabil. Pergerakan harga pun relatif terkendali, seperti disampaikan Menteri Perdagangan M Lutfi.
Keyakinan pemerintah ini sejalan dengan kondisi pasokan dan stok yang diyakini tercukupi. Sampai saat ini, memang benar bahwa ada kenaikan harga untuk sejumlah bahan kebutuhan pokok. Akan tetapi, kenaikan pun hanya terbatas pada sejumlah produk horikultura, antara lain, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih, yang dipicu oleh minimnya pasokan akibat belum memasuki masa panen.
Namun, dengan datangnya masa panen dan pemenuhan stok dari impor, harga diperkirakan bergerak turun. Menjaga stok dan pasokan memang menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok. Jika stok dan pasokan aman, tentu saja harga akan terkendali.
Harapannya, pemerintah mampu terus menjaga stok dan pasokan jelang Ramadan dan Idulfitri, termasuk sedini mungkin menghitung kebutuhan dengan cermat, termasuk risiko-risiko melonjaknya permintaan dalam jumlah besar pada waktu yang sama dan harapannya kebutuhan di dalam negeri bisa tercukupi.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari