Tepat pukul 21.30 WIB, Minggu (6/12/2020), sebuah pesawat jenis Boeing 777-300ER dengan nomor lambung GIA810 milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia telah mendarat mulus di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Rona semringah terlihat di wajah Kapten Pilot Pesawat Garuda Bambang Adisurya Angkasa. Begitu halnya sejumlah pejabat yang menyambutnya. Kapten Bambang Adisurya Angkasa pun menceritakan, perjalanan penjemputan vaksin Sinovac dari Bandara Soekarno-Hatta ke Beijing hingga kembali ke tanah air yang berjalan dengan lancar.
Cuaca selama perjalanan juga cukup baik. "Alhamdulillah kita bisa mendarat di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat," ceritanya melalui saluran Youtube yang diunggah oleh Sekretariat Presiden, Rabu (9/12/2020).
Benar, kedatangan vaksin Covid-19 pertama pesanan Pemerintah Indonesia telah tiba di tanah air. Ini tentu menjadi kabar gembira bagi kita semua. Harapannya, segera tuntasnya derita selama 11 bulan sejak pertama kali kedatangan wabah ini di negeri ini pertengahan Februari 2020, membuncah.
Tak kurang Presiden Joko Widodo pun menyambut kedatangan vaksin dengan suka cita. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selain 1,2 juta vaksin Corona tersebut, di bulan Desember ini, Indonesia juga akan kedatangan 15 juta vaksin lagi.
"Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan ini juga akan tiba 15.000.000 dosis vaksin. Dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh Biofarma," kata Joko Widodo dalam live streaming di akun YouTube Sekretariat Presiden.
Kedatangan vaksin ini merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19). Keputusan Menkes itu menetapkan enam jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan dalam proses vaksinasi di Indonesia. Keenam vaksin tersebut diproduksi oleh Bio Farma, Astra Zeneca, China National Pharmaceutical Grup Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
Nantinya, sejumlah vaksin Covid-19 ini baru bisa digunakan setelah mendapat izin edar atau persetujuan penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Semakin jelasnya ketersediaan vaksin itu tentu memunculkan harapan, pemulihan ekonomi bisa segera terjadi pada tahun depan. Optimistis segera terjadinya pemulihan tidak hanya dari kalangan pemerintah. Pelaku usaha pun menyuarakan hal yang sama. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa momentum pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 perlu dijaga dan ditingkatkan. Indonesia telah melewati titik terendah pertumbuhan yaitu pada triwulan II/2020.
Secara tahunan, laju ekonomi triwulan II/2020 mengalami kontraksi 5,32 persen. Periode berikutnya masih negatif meski lebih baik, yaitu minus 3,49 persen. Akan tetapi secara quarter to quarter (qtq), triwulan III telah tumbuh 5 persen. “Pemerintah Indonesia akan tetap menerapkan strategi penyeimbangan antara gas dan rem baik itu kesehatan dan ekonomi. Pandemi Covid-19 bisa terus terkendali, di saat yang sama pemulihan ekonomi membangkitkan optimisme dari masyarakat dan publik,” katanya melalui sambutan virtual, Selasa (8/12/2020).
Airlangga menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 yang berasal dari Tiongkok telah datang. Saat ini, tengah menunggu hasil kajian efektivitas dan keamanan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan selanjutnya bisa beredar untuk masyarakat. “Kami harap vaksin ini jadi game changer untuk meningkatkan kepercayaan publik baik kesehatan dan pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Bukan hanya vaksin yang menjadi pengubah keterpurukan ekonomi. Pemerintah juga telah menerbitkan Undang-Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja. “Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan ini juga sebagai bagian dari game changer long term,” ucapnya.
Harapan Pelaku
Di sisi lain, kedatangan vaksin juga disambut gembira oleh pelaku bisnis dalam negeri. Mereka menaruh harapan besar, pemerintah bisa segera menghentikan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Bila pemerintah mempercepat proses vaksinasi, maka pertumbuhan ekonomi pada 2021 diproyeksikan tumbuh positif.
Pernyataan itu disuarakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani. Menurut Shinta, kedatangan vaksin akan membawa perubahan bagi perekonomian nasional. “Dengan pengendalian Covid-19, akan meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap demand barang dan jasa (konsumsi). Dengan begitu, kinerja sektor Industri atau bisnis dalam negeri akan kembali bergeliat pada 2021 mendatang.”
Selain mulai tumbuhnya kenyakinan dari pelaku usaha, suksesnya pelaksanaan pilkada serentak pada Rabu (9/12/2020) jadi insentif tambahan bagi terjadinya pemulihan ekonomi tahun depan. Melalui pelaksanaan pilkada yang aman dan terkendali, diharapkan menjadi pemicu semakin kondusifnya iklim usaha di tanah air.
Namun, kepala daerah baru hasil pemilihan langsung dihadapkan pada tugas berat dalam mengakselerasi perekonomian daerah yang secara umum tertekan sepanjang tahun ini. Perbaikan iklim usaha dan penanganan pandemi Covid-19 menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan. Tidak itu saja, dari sisi ekonomi, perbaikan iklim investasi dan kemudahan berusaha dianggap sebagai kunci untuk mengakselerasi perekonomian yang berjalan lambat tahun ini.
Kebijakan yang tepat dibutuhkan agar investor mau masuk ke daerah dan membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Pemerintah daerah juga dinilai perlu memacu geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk turut menopang perekonomian daerah. Selain itu, berbagai program bantuan sosial harus dioptimalkan agar dapat mengungkit daya beli masyarakat yang terpuruk. Pemimpin baru di daerah juga memiliki tanggung jawab yang berat untuk menurunkan jumlah kasus Covid-19. Penegakan protokol kesehatan yang ketat menjadi pilihan yang tak bisa ditawar lagi.
Ke depan, kepala daerah harus mampu mengoptimalisasi penyerapan anggaran stimulus fiskal, terutama dana yang ditujukan untuk pemerintah daerah, salah satunya melalui belanja modal. Selain itu, kerja sama dengan dunia usaha perlu terus ditingkatkan.
Penulis: Firman Hidranto
Editor: Putut Tri Husodo/ Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini