Indonesia.go.id - Konstan Menjaga Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi

Konstan Menjaga Pertumbuhan Sektor Informasi dan Komunikasi

  • Administrator
  • Rabu, 10 Februari 2021 | 08:32 WIB
INFOKOM
  Pelajar menggunakan gawai untuk keperluan belajar di Kampung Atkari, Distrik Misol Utara, Kabupaten Raja Ampat, Kamis (4/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi (infokom) erat kaitannya dengan peran fasilitator (enabler) dalam mendorong keberlangsungan kegiatan produktif.

Meski perekonomian nasional selama 2020 meredup, sektor informasi dan komunikasi (infokom) muncul sebagai salah satu sektor yang menjadi tulang punggung (backbone) pertahanan bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Seperti disiarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (5/2/2021), sektor infokom tumbuh sebesar 10,58 persen (c-to-c) pada 2020 dibanding 2019 yang tumbuh sebesar 9,42 persen (c-to-c). Terminologi c-to-c itu mengacu pada produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan kumulatif sampai dengan suatu triwulan dibandingkan periode kumulatif yang sama pada tahun sebelumnya.

"Selain sektor informasi dan komunikasi, pertumbuhan kumulatif PDB positif pada 2020 dengan tren yang meningkat juga dicacat oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, sebagai garda terdepan dalam penanganan krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19," ungkap Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

Pertumbuhan positif di sektor informasi dan komunikasi ini erat kaitannya dengan peran sebagai enabler (fasilitator) dalam mendorong keberlangsungan kegiatan produktif di tengah pandemi. Selama masa pembatasan aktivitas sosial, peran internet amat signifikan dalam memfasilitasi masyarakat agar tetap dapat terkoneksi dalam melakukan aktivitas interaktif secara daring. Baik urusan pekerjaan, fasilitas dan produk kesehatan, pendidikan, sosial keagamaan, rekreasi, hiburan hingga transaksi ekonomi.

Terbukti, menurut BPS, sektor informasi dan komunikasi juga menjadi sumber pertumbuhan yang memberikan angka kontribusi positif tertinggi, yaitu sebesar 0,57 persen poin, bagi total minus 2,07 persen pertumbuhan kumulatif PDB Indonesia di sepanjang 2020.

Tumbuhnya sektor infokom juga turut mengungkit sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor jasa keuangan dan asuransi yang masing-masing berkontribusi positif sebesar 0,13 persen.

Sepanjang tahun lalu, BPS mencatat PDB sektor informasi dan komunikasi konsisten mengalami pertumbuhan positif year-on-year (y-o-y), yakni sebesar 9,82 persen di kuartal I; 10,85 persen di kuartal IIl; 10,72 persen di kuartal III; dan 10,91 persen di kuartal IV. Terminologi y-o-y mengacu pada PDB atas dasar harga konstan pada suatu triwulan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan sektor infokom yang konstan pada angka dua digit persen poin per kuartal selama masa pandemi tahun 2020 menunjukkan bahwa sektor ini mampu memanfaatkan momentum di tengah situasi penuh tantangan. Yang menarik, laporan BPS tersebut selaras dengan laporan e-Conomy SEA 2020 yang diterbitkan Google, Temasek, dan Bain & Company, awal November 2020.

Mereka memprediksi, nilai ekonomi berbasis internet negara-negara di Asia Tenggara mencapai USD105 miliar atau sekira Rp1.470 triliun (kurs rupiah per dolar Rp14.000) pada 2020. Sebanyak USD44 miliar atau Rp616 triliun di antaranya disumbang Indonesia. Adapun nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan tumbuh 11 persen dibandingkan tahun lalu, sementara Vietnam 16 persen.

Sedangkan, pertumbuhan di Malaysia, Filipina, dan Thailand sekitar 6-7 persen. Di Singapura, nilai ekonomi digital anjlok 24 persen menjadi USD9 miliar pada tahun ini, terutama karena melesunya sektor pariwisata atau online travel.

Proyeksi nilai ekonomi tersebut berdasarkan transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) lima sektor, yakni e-commerce, berbagi tumpangan (ride-hailing) dan pesan-antar makanan, media digital, online travel, serta finansial.

GMV ekonomi digital kawasan Asia Tenggara diprediksi melonjak 63 persen y-o-y menjadi USD62 miliar pada tahun ini dan naik 23 persen menjadi USD172 miliar pada 2025. Nilai transaksi daring media diproyeksikan tumbuh 22 persen menjadi USD17 miliar tahun ini.

Laporan itu juga menyebutkan, kendati secara agregat nilai transaksi sektor transportasi dan pesan-antar makanan menurun, permintaan pesan-antar makanan melonjak. Lebih dari sepertiga transaksi di e-commerce berasal dari konsumen baru. Mereka berniat akan terus berbelanja daring pascapandemi Covid-19.

Bisnis online travel diprediksi anjlok 58 persen menjadi USD14 miliar tahun ini. Kendati demikian, selama pandemi sebagian besar konsumen di Asia Tenggara sudah tidak sabar untuk bepergian ke lokasi-lokasi wisata. Laporan ini menyebutkan, di Indonesia, berwisata di daerah terdekat (staycations) meningkat empat kali lipat pada Juli-Agustus 2020 dibandingkan bulan sebelumnya.

Untuk mempertahankan pertumbuhan infokom pada 2021, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menjelaskan, pihaknya akan terus bekerja dan berkoordinasi lintas kementerian, lembaga, dan ekosistem bisnis. Tujuannya, agar sektor ini dapat tetap tumbuh dua digit.

Menkominfo menambahkan, pihaknya juga akan terus membangun infrastruktur telekomunikasi dan informatika, hingga jaringan terluar dan terujung Nusantara, sepanjang 2021 dan mengatur industri dengan regulasi yang lebih fleksibel. Kemenkominfo juga memastikan tambahan kapasitas satelit, selain regulasi yang makin bersahabat dengan investasi dengan tetap memperhatikan kedaulatan negara sebagai daya ungkit investasi sektor infokom.

 

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/ Elvira Inda Sari